(14)

24.3K 2.6K 92
                                    


Matahari sudah menyinari bumi, cahayanya masuk melalui celah-celah korden yang terbuka. Sekar selalu tidur dengan lampu yang di matikan sedikit cahaya mengenai matanya yang terpejam, ia akan langsung terjaga.

Benar saja ia merasakan silau mengenai mata, pelan-pelan ia bangun. Yang Sekar rasakan pertama kali ialah kepalanya yang amat berat, pening dan susah untuk diangkat. Samar -samar ia tersadar, Sekar meraba benda keras yang ia peluk, bukan guling seperti kumpulan kulit dan err otot keras.

Astaga.... astaga.... ia tidur dengan pria asing, pria yang jumpainya di toilet.
Mampus, sebaiknya Sekar langsung bergegas pergi sebelum pria itu bangun. Tapi saat wajahnya mendongak ia terkejut bukan pria asing, dia tidur dengan Rega. Pria yang ia benci setengah mati. Karena merasa terjebak dengan kesal ia memukuli dada Rega agar lelaki itu bangun.

"Bangun.... bangun... bangun.... brengsek". Dugh... dugh.... dugh...
Karena pukulan Sekar yang lumayan keras, Rega jadi terbangun.

"Aduh...".

"Loe apain gue?? Jawab brengsek!!". Tanya Sekar marah. Lihat wajahnya memerah menahan tangis. Rega yang baru bangun dan melihat muka Sekar yang lucu punya pikiran culas, tidak ada salahnya kan mengerjai Sekar.

"Yah kita gituan, emang kalau cowok sama cewek satu ranjang ngapain!?". Mata Sekar langsung melotot tajam, matanya setajam pisau seperti menusuk sampai ke ulu hati. Dan Rega bersorak dalam hati, ia senang menggoda Sekar.

"Kita ngelakuin itu". Pandangan Sekar yang nyalang kini meredup. Matanya berkaca-kaca. "Jawab ga?? Kita nglakuin itu?".

"Katanya loe udah biasa kan one stand night kan". Tanpa diduga Sekar menunduk lalu pundaknya naik turun terisak-isak. Ada rasa bersalah menggelayuti hati Rega.

"Kar... Sekar". Panggilnya lirih.

"Diem loe... hiks... hiks... hiks... gue kotor. Kenapa loe sentuh sentuh gue lagi... gue jijik sama loe... gue gak mau tangan kotor loe jamah jamah gue... kenapa sih loe gak ngilang dari hidup gue... kenapa loe kejar-kejar gue terus? Gue harusnya udah lupa semua perbuatan loe... kenapa loe harus muncul sih?? Kenapa ga?". Sekar mengambil nafas dalam dalam sambil menangis, ia menumpahkan semua kekesalannya. Tak Rega duga Sekar yang terlihat dingin bisa berteriak memakinya. Kadang lebih baik di pukuli dari pada di maki maki.

" kar... Sekar... gak gitu biar gue jelasin dulu".

"Diem loe!!!". Bentaknya keras. Rega inginnya hanya bercanda tapi candaannya berbuah bencana." Loe udah perkosa gue 11 tahun lalu, belum cukup buat gue menderita?? Belum cukup buat gue sengsara?? cukup loe bikin 11 tahun hirup gue ketakutan sampai gue harus datang ke psikiater. Belum puas loe udah bikin gue hamil dan melahirkan tanpa suami? Loe cuma manusia sampah, loe laki-laki hina dan loe gak pantes disebut manusia. Gue gak mau hamil lagi dari bibit iblis kayak loe. Gue benci banget sama loe.... benci... benci.... ,!!!". Teriak Sekar marah sambil menangis dan memukul serta mencakar-cakar tubuh tegap Rega.

Ucapan Sekar yang terakhir menghantam kesadaran Rega, hamil? Anak?

"Kamu punya anak?". Sekar yang sadar kelepasan bicara langsung berhenti mengamuk lalu diam menutup mulutnya rapat-rapat. "Jawab gue Sekar?? Apa kita punya anak?". Kenapa Keadaannya jadi terbalik harusnya Rega yang takut dan terintimidasi bukan dirinya. karena tak mau rahasianya terbongkar. Sekar memilih turun dari ranjang, secepatnya pergi dari sana.

"Sekar.... tunggu... kita harus ngomong". Rega dengan cepat meraih lengan Sekar, mencengkeramnya erat agar wanita itu tak kabur.
"Apa bener loe pernah hamil?? Apa loe punya anak dari perbuatan gue malam itu?". Sekar bingung harus menjawab apa. Matanya bergerak gelisah seperti mencari celah untuk berlari. Mengenai pertanyaan Rega sebaiknya ia jawab jujur atau tidak.

Rahasia Sekar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang