(5)

30.2K 2.4K 69
                                    


"Kenapa sih dari kemaren loe senyum-senyum terus?". Tanya Damian Panjaitan kepada Rega, yang sejak pulang dari acara lamarannya  tak berhenti mengulum bibir.

"Ah loe ngrusak khayalan gue aja!!". Rega nampak memikirkan sesuatu pandangannya masih jenak menatap pemandangan diluar jendela hotel. "Damik loe tahu nggak yang namanya Sekar tinggal dimana, Jakarta mana gitu?".

"Loe dari kemarin nanyain dia terus. Padahal si Sekar aja enek liat muka loe. Gue cuma tahu Sekar itu Arsitek. Rumahnya dimana gue gak tahu". Damian melempar bantal tepat di atas wajah Rega yang tampan. "Jangan ngarepin Sekar, dia terlalu cantik buat loe. Kalau orang bilang level kalian beda".

"Halah gue juga ganteng, kerjaan gue mapan. Loe tahu dia Arsitek perusahaan mana?". Damian hanya menggedikkan bahu, mana dia tahu. Dia juga dikenalkan oleh Laras saat lamaran. Dari bibir Laras, Damian hanya tahu perempuan bernama Sekar sukses sebagai arsitek.

" Besok kita pulang. Loe tidur sono!! Jangan bangun kesiangan. Kita ke bandaranya pagi-pagi".

"Gue gak bisa hilangin bayangan Sekar ". Damian hanya memutar bola matanya dengan malas. Sedang Rega sudah loncat ke tempat tidur dan memeluk guling dengan gemas.

Rega menatap langit- langit kamar hotel yang bewarna putih dan semakin terang karena lampunya yang masih menyala. Ia jadi ingat pertama kali melihat Sekar, gadis kecil manis berseragam SMA yang menjadi bahan TOD konyolnya bersama kawan-kawan kampus nya dulu.

"Kita tantang loe ga, siapapun cewek yang muncul dari gerbang itu. Loe mesti ML sama dia. Kan loe bilang sendiri nyali loe gede, kalau loe gak mau gak apa-apa sih. Tinggal bayar aja". Tunjuk salah satu teman Rega yang bernama Satya ke arah gerbang kampung dekat dengan perumahan mereka.

"La kalau yang lewat nenek-nenek gimana?".

"Ya itu resiko loe". Tak berapa lama seorang wanita paruh baya berjalan dengan membawa sembako. Mampus si Rega, teman-temannya sudah bersorak mengejek. Tapi saat emak-emak itu akan melewati gerbang. Seorang gadis berseragam SMA menabraknya,. "Maaf buk, saya buru-buru".

Kawan kawan Rega yang Semula berisik hanya diam. Sedang Rega sudah tersenyum angkuh.
"Gue lakuin tantangan kalian, gue bakal ML sama cewek manis itu".

Mengingat hal itu, Rega tersenyum miris. Kenapa ia malah memperkosa Sekar?? Padahal kalo dulu dia mendekati Sekar pelan- pelan kan lebih baik dan jangan lupakan setelah pemerkosaan itu, Rega malah menemui Sekar di cafe. Mengancamnya akan menjadikan gadis itu budak seksnya. Rega memang brengsek, ia akui bukannya minta maaf malah menambah ketakutan Sekar. Setelah kejadian itu, ia tak pernah melihat Sekar lagi. Gadis itu bagai hilang ditelan bumi.

🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴🌴

"Mbak Sekar, kenapa buru-buru pulang sih?". Tanya Laras yang kini sedang bersama Sekar di dalam taksi yang melaju menuju bandara. Pagi ini Sekar akan pulang dengan penerbangan pertama, ia gelisah mengingat mimpinya tadi malam.

"Mbak banyak kerjaan yang gak bisa ditinggal". Alasan logis meski bukan itu penyebab utamanya. Tinggal terlalu lama di sini membuatnya bermimpi buruk bangkit, memaksa Sekar mengingat kembali kenangan kelam yang susah payah ia lupakan.

"Padahal bapak sama ibu masih kangen loh". Ucap Laras lesu. Apa salahnya menginap beberapa hari. Seolah pekerjaan adalah sesuatu yang amat penting dan uang jadi yang di utamakan. Untuk apa yang banyak-banyak, kakaknya itu hanya hidup sendiri. Laras memalingkan wajah, ia memilih melihat-lihat pemandangan kota Semarang melalui kaca mobil.

"Maunya aku juga gituh, kamu cutinya sampai kapan?".

"Besok lusa aku balik ke Jakarta". Laras juga bekerja di sebuah bank internasional di Jakarta. Sering kali Laras mengunjungi Sekar juga di rumahnya, mereka juga intens dalam berkomunikasi. "Mbak, mas Damian nyuruh aku berhenti kerja setelah kita menikah nanti. Menurut mbak gimana?".

Rahasia Sekar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang