(20)

23.9K 2.3K 215
                                    


Dhamar mulai memutari mobil Teriosnya. Tak ada yang salah, tak ada paku juga kenapa ban mobilnya bisa kempes semua? Pasti ada yang sengaja mengempeskannya tapi siapa yang berbuat sejahat itu?.

"Maaf, Sekar aku gak bisa nganter kamu pulang. Ban mobil aku tiba-tiba kempes, gak tahu kenapa?". Ucap Dhamar lesu padahal habis ini ia ingin mengajak Sekar nonton tapi apes banget nasibnya.

"Gak apa-apa kok aku bisa naik taksi". Namun Sekar membatin pasti ini ulah Rega. Lelaki itu tadi pergi ke toilet lama sekali. Dengan ekor matanya, Ia melirik tajam ke arah Rega. Sedang si tersangka sudah senyum-senyum tak jelas.

"Wah bannya kempes, empat -empatnya lagi. Ini pasti ada yang sengaja ngerjain mar. Kamu tanya deh sama tukang parkirnya". Ucap Rega pura-pura prihatin tapi dalam hatinya bersorak gembira. Mana ngaku tukang parkirnya, dia udah sogok pake uang 500 ribu.

"Gak usah ga, saya gak mau memperpanjang masalah". Aduh kenapa Dhamar baik banget sih, Sekar jadi gak enak pasti gara-gara dia  mobil Dhamar jadi kempes.

"Sekar biar aku yang anterin, langsung pulang kan gak balik kantor lagi?". Gak ada naik taksi- taksian, dia sudah berkorban uang buat traktir mereka semua dan nyogok tukang parkir. Masak gak berhasil ngajakin Sekar pulang satu mobil.

"Mbak Sekar biar bareng kita aja". Ucap Laras yang membuat Rega bersungut- sungut, kenapa istri Damian ini berbelok jadi tak mendukungnya?.

'' Jangan mau Sekar, kamu pasti cuma jadi nyamuk diantara mereka aku tadi aja sampai diinjek kakiku pas makan ama mereka ". Sepasang pengantin baru itu mendelik, Rega melemparkan fitnah keji. Mereka tak menginjak kaki hanya menyikut pinggangnya saja.
"Udah gak usah malu gituh Sekar, Jangan nolak lagian rumah kita searah". Rega menaruh tangannya diatas kepala Sekar menekan kepala wanita itu agar menunduk masuk mobil. Sekar hendak marah tapi tak enak, ia hanya bisa diam sambil menggerutu memasang seatbelt.

"Mar, aku duluan nganterin Sekar. Mobil kamu minta tolong orang aja buat dongkrakin atau di Derek sekalian". Rega melambaikan tangan kepada Dhamar sebelum masuk mobil. Usahanya berhasil sebenarnya Rega mana tahu rumah Sekar dimana? Dia kan cuma sok kenal, sok dekat aja.

🐧🐧🐧

"Loe sengaja pasti kempesin ban mobil Dhamar? Cuma loe punya pikiran licik kayak gituh". Tuduh Sekar langsung kepada Rega yang sedang menyetir mobil. Sang tersangkanya hanya tersenyum puas, bersenandung kecil lalu bersiul-siul sendiri.

"Hehehe alah cuma kempesin bannya aja gak gue utek- utek mesin mobilnya". Sekar mendelik tak suka tapi dia masih waras untuk tidak memukul Rega saat laki-laki itu sedang mengemudi.

"Loe jahat ga, seharusnya loe gak berbuat seperti itu, kekanak-kanakan". Ucapnya sebal.

Sedang
"Gue kayak anak TK juga karena loe".

"Kemarin, loe yang bilang sendiri mau nyerah, gak mau ngejar gue lagi. Mana buktinya??". Ucapan Sekar begitu menohok hati Rega. Kenapa sih Sekar selalu berbicara keras kalau bersama Rega, padahal disaat sedang jauhan disudut hati Sekar merindukan sosok lelaki itu yang lucu dan selalu menggodanya.

"Emang, loe seneng kalau kita jauhan?". Sekar langsung memasang muka datarnya. "Bukannya loe kangen kalau gue gak ada?". Sekar malah melotot mendengar Rega yang menggodanya. "Jangan galak-galak kar, ganti biji mata kan mahal".

Sekar malas berbicara dengan Rega karena ujung-ujungnya cuma diledekin. Suasana didalam mobil mendadak sunyi senyap sebelum tiba-tiba mobil yang mereka tumpangi berhenti berjalan.

"Eh.. ini kenapa mobilnya?? Pasti ini bagian dari rencana loe lagi!! ". Ucap Sekar penuh nada tuduhan.

"Sumpah kar, ini diluar kendali. Mobil gue mogok Beneran". Rega keluar, mencoba membuka kap mobil namun tiba-tiba mesin mobil itu mengeluarkan asap, "uhuk... uhuk...".

Rahasia Sekar Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang