BAGIAN 9

111 15 8
                                    


"Selamat datang di Kafe Algeo, Mas Geo." Zayn menyeringai begitu mendapati wajah kecut Geo sepulangnya dari sekolah.

Tanpa peduli dengan Zayn, Geo tetap melanjutkan langkahnya menuju ke belakang untuk berganti kostum dan mulai bekerja di kafenya.

Zayn memang selalu menyebalkan. Sore ini pun tetap sama, menyebalkan sampai rasanya Geo pengen jotosin mukanya kalau saja dia nggak ingat bahwa Zayn sangat berpengaruh dalam hidupnya.

Zayn mengikuti Geo ke belakang dengan tampang penuh kemenangan. Entah apa, Geo mencoba menampik semuanya.

"Kenapa?" tanya Geo ketus, melirik ke Zayn yang tengah bersender di depan loker.

"Kenapa lo nggak ngasih tau ke gue soal kabar gembira ini sih, Ge? Padahal gue bakal seneng banget kalo denger langsung dari lo."

"Maksud lo apa?"

Zayn menampilkan senyum kemenangan. "Akhirnya lo putus sama Caca, bahkan sebelum gue memulai semua permainannya. Lo emang nggak suka bikin gue repot, Ge."

Geo memilih diam. Dia tak pernah suka beradu mulut dengan Zayn. Siapapun pasti tau kalau Zayn lebih baik didiamkan daripada harus diladeni semua ucapannya.

Saat Geo membuka pintu ruang ganti, Zara sudah berdiri di depan sana dengan tampang yang lebih menyebalkan. Senyum Zara menyebalkan bagi Geo.

"Geooooo." Katanya sambil merentangkan tangannya lebar. Lalu cemberut, "kok lo nggak bilang ke gue kalo lo pindah sekolah sih, Ge? Gue nyariin lo."

Zayn dan Zara, dua manusia parasit yang tak pernah bisa dihindari oleh Geo.

"Gue juga besok pindah ke SMA Bumantara, Ge. Gue nggak mau pisah dari lo. gue maunya bareng lo."

"Lo ikut pindah?!" Geo mengernyit. "Gue nggak habis pikir sama lo, Ra."

"Loh kenapa? Gue nggak bakal biarin lo tambah deket sama Caca, Ge. Jangan harap gue bakal nyerah buat dapetin lo. gue nggak rela kalau lo jadi milik Caca."

Zayn yang sedari tadi masih berada di posisinya, akhirnya ikut masuk dalam percakapan mereka. "Satu lagi nyamuk yang harus disingkirin setelah lo putus dari Caca."

Zara menautkan alisnya. Matanya memicing penuh tanda tanya, namun tak lama kemudian ia kembali tersenyum.

Geo mendesah pelan dan memilih untuk pergi dari kakak beradik yang sama-sama menyebalkan.

"Jadi Geo pindah sekolah karena mereka udah putus?" Zara tersenyum miring, lantas menoleh kepada Zayn yang bersender di bibir pintu. "Tau darimana soal kabar putusnya mereka?

Zayn melirik sebentar ke Zara. "Kenal?" kemudian berlalu dari Zara tanpa peduli bagaimana kekesalan Zara terhadapnya.

"Rese lo, Zayn." Gumam Zara.

~*****~

"Kalo dihitung-hitung, jumlah kemenangan Robin lebih banyak dari lo, Ndo." Ian geleng-geleng mengamati papan catur yang di atasnya hanya tersisa Ratu putih dan sepasang kudanya.

"Ya Robin mana pernah bisa dikalahin?" sungut fernando mencoba menerima kekalahannya yang kesekian kali. Mungkin yang ke tiga ratus sembilan belas.

Boys In ChallengeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang