Bab 3.2 The Initial Struggle

9.4K 313 6
                                    


Hai guys... semoga tetap suka sama cerita ini dan gak lupa sama alur ceritanya. QA undah come back ya jadi jangan pelit sama likenya, agar QA seneng dan cepat update.

Happy reading guys 😘😘

Hari weekend hari ini Scarlett tidak ada jadwal permotretan atau semacam

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hari weekend hari ini Scarlett tidak ada jadwal permotretan atau semacam. Scarlett sudah hampir tiga bulan tidak melakukan take syuting film, ia memutuskan untuk istirahat tidak syuting film. Jika ditanya alasan yang sesungguhnya ia juga bingung harus menjawab apa. Moodnya masih terlalu buruk untuknya membangun karakter baru. Ada beberapa tawaran yang menggiurkan untuk dia jadi pemeran utama tapi ia menolaknya karena karakter yang ditawaran itu sedikit memaksa dirinya untuk berperan menjadi wanita dewasa jauh melampaui usianya. Di sisi lain hati kecilnya tak menginginkan dirinya terlalu jauh bergelut di dunia entertain. Karena sampai saat ini keinginan terbesarnya masih sama yaitu menjadi kepala sekolah.

Scarlett menghela nafasnya panjang banyak tugas sekolah yang harus di selesaikan. Mengambil laptop dan memasukkan ke dalam tas ranselnya Scarlett bergegas pergi ke suatu tempat agar pikirannya fokus pada tugasnya. Mengabaikan keinginannya untuk menemui Adimas, lelaki yang sangat amat dirindukan. "Ternyata cinta ini sudah terlalu jauh dan semakin tumbuh subur." Batinnya berkata sambil menuruni anak tangga. "Apakah dia tau kalau rasa ini semakin tumbuh tanpa menatapnya, oh Adimas... siapa wanita itu hingga mendapatkan perlakuan begitu manis darimu? Aku sakit." Batin Scarlett terus meresapi rasa sakit yang ditimbulkan oleh adegan manis Adimas dengan dokter cantik itu.

Dalam perjalanan mengendarai mobil Scarlett bergelut dengan lamunan dan hayalannya. Selang beberapa menit Scarlett tersadar dari kemelut hatinya. Mobilnya telah sampai di Taman yang selalu menjadi favoritnya. "Pak Man pulang saja. Nanti Arlet akan menghubungi pak Man kalau sudah selesai." Sopir itu tampak menganggukkan kepala mengiyakan permintaan nona kecilnya.

"Baik Non." Akhirnya sopir itu pergi meninggalkan Scarlett sendirian di Taman.

Scarlett berjalan menelusuri taman Kota yang begitu rindang. Mencari tempat dengan pemandangan yang indah. Scarlett menemukan tempat yang pas yaitu sesuai dengan keinginannya. Dibawah pohon besar yang sangat rindang dan sepi dari pengunjung.

Scarlett membenarkan letak kacamatanya. Menggerai rambutnya dengan sedikit menariknya ke depan bahunya. Menyamarkan wajahnya dari publik. Membuka tas ransel dan menyalahkan laptopnya. Mengedarkan pandangannya selagi menunggu laptop menyala sempurna. Pandangannya lurus ke depan jarak limapuluh meter dari tempatnya duduk. Dia melihat sekelompok anak kecil yang sedang bermain petak umpet. Scarlett menerbitkan senyumnya, andai dia masih kecil mungkin beban berat akan rasa rindu pada seseorang tidak akan dia rasakan. "Apakah dia sudah pulang." Entah kenapa Scarlett ingin mengetahuinya, sekilas dia mengingat Adimas kembali.

Pikiran Scarlett mengulang pada pertemuan dan percakapan pertama dengan Shaca waktu itu. Setelah dia menjelaskan tentang cerita kura kura dan si tupai. Gadis kecil itu mulai menerima dirinya dengan sangat baik. Memintanya untuk bercerita lagi dan Scarlett tidak bisa melakukannya karena keluarga hendak pamit pulang. Hingga dia harus mengucapkan janji kalau dia akan bercerita kalau mereka akan bertemu kembali.

My SEXY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang