Bab 4.2 Inner Voice

9.3K 307 17
                                    

Hai hai udah update niih... maaf ya kalau updatenya gak pasti. Dimaklumi ya ibu ibu rumah tangga yang suka sibuk sama anak. Belum lagi, QA adalah orang yang gila baca. Jadi ya gitu dehhh😂😂😂

Sebenarnya aku pengen banget privat cerita ini, alasannya klise mau cari followers 😁😁😁. Tapi aku pikir ulang, cari orang yang iklas mau follow aku aja kali ya 😂😂😂.

Thanks buat kalian yang mau follow aku secara suka rela. Karena setiap hari ada saja yang follow aku 😘 buat kalian.

Thanks atas perhatian untuk cerita ini. Happy reading.

"Adimas, kekasih Scarlett

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Adimas, kekasih Scarlett."

Kaki Scarlett melemas, dengan sigap Adimas menopang tubuh Scarlett yang berada di sampingnya. "Oh Tuhan apakah ini mimpi, kekasih. Apakah aku tidak salah dengar." Batin Scarlett  bertanya tanya, pandangan matanya tak teralihkan dari wajah Adimas yang masih memeluk tubuhnya yang melemas.

"Wajah kamu memerah, badan kamu juga lemas. Kita cari tempat duduk." Adimas memancarkan raut khawatir melihat kondisi gadis belia yang berada dipeluknya ini. Menuntunnya menuju meja yang tidak terlalu jauh dari tempat mereka berempat berdiri saat ini. Dan meninggalkan kedua remaja lelaki yang masih berdiri kaku di kedua sisi sampingnya.

Adimas menyodorkan air putih pada Scarlett yang terlihat sedikit membaik jika lihat dari raut wajahnya yang tidak semerah sebelumnya. Scarlett menerima dan langsung meminumnya sampai tak tersisa. Adimas meletakkan telapak tangan kanannya dikening Scarlett. "Tidak panas, tapi kenapa wajahmu masih terlihat memerah. Apa kamu kelelahan? Aku antar kamu ke kamar sekarang!" Scarlett masih enggan beranjak dari duduknya ketika Adimas mengulurkan tangannya. "Acara sudah mau selesai, tidak ada salahnya kalau kamu istirahat terlebih dahulu." Adimas mengatakannya ketika Scarlett sedikit lambat dalam menanggapi tawarannya.

Scarlett mengangguk. "Aku izin dulu sama keluargaku." Scarlett berdiri dari duduknya berjalan meninggalkan Adimas. Belum ada keinginan dalam dirinya untuk mengajak Adimas menghadap keluarga besarnya. Alasannya masih sama dia belum siap untuk ditanya mengenai hubungan  apa antara dirinya Adimas.

Adimas memandang pada punggung gadis belia itu dari jarak yang cukup jauh. Adimas tersadar dari perbuatannya beberapa menit lalu. Ketika dia mengakui Scarlett sebagai kekasihnya didepan dua remaja yang dia yakini adalah teman sekolah Scarlett. Ada apa dengannya, padahal dia tidak mempunyai perasaan apapun pada Scarlett. Mungkin dia terbawah suasana. Itulah yang ditekankan pada perasaanya saat ini.  Tapi dia tidak dapat menyakal rasa tidak nyaman yang dirasakan ketika melihat kedua remaja itu begitu memuja Scarlett. Hatinya secara spontan tergerak begitu saja untuk menjauhkan Scarlett dari kedua remaja itu.

"Om." Kemelut dalam pikiran Adimas terhenti oleh suara Scarlett. Adimas menoleh melihat gadis itu yang sudah berdiri di depannya. "Arlet...emm." Ucapan Scarlett terhenti oleh pertanyaan Adimas.

My SEXY Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang