"maafin ibu, itu keinginan terakhir herin, ibu gak mungkin menolak" kini ibu mark telah terduduk dilantai
mark masih benar benar shock dengan semua penuturan ibunya. air mata nya keluar tanpa aba-aba.
sepersekian detik kemudian mark berlutut didepan ibunya dan memeluk ibunya dengan tangis yang berhamburan.
.°.°.°.°.°.°
mark yang kini sudah lebih tenang kembali memasuki rumah herin yang masih ramai.
tak lagi histeris seperti tadi, mark pun mendekat pada herin yang terbaring dengan 'tenang'.
mama herin masih berada di dalam kamar. lelah akibat pingsan berkali kali.
di samping jasad herin, terlihat keempat temannya yang sedang menunduk. haechan, jaemin, jeno, dan renjun.
mark duduk di seberang teman temannya. kembali memeluk herin dengan sebuah air mata. bedanya, keadaan nya sekarang tak sekacau tadi.
"kakak sayang herin. maafin kakak, rin." bisik mark dan ia bangkit dari sana
mark tidak ingin merepotkan 'kepergian' herin dengan terus menangis. ia pun mencoba menahan tangis nya sebisa mungkin dan mengikuti langkah kakinya yang rasanya bergerak sendiri.
kebun mama herin.
mark duduk di bangku panjang yang ada disana. berhadapan langsung dengan beberapa tanaman, sebuah pohon, sebuah kolam ikan kecil dihadapannya
dan juga tempat mainan pasir herin yang berada di pojok kebun.
mark mendekat ke arah pasir mainan herin. ia mengernyit.
sebuah bunga yang layu tertanam di atas pasir mainan itu. seperti ada yang sengaja menaruhnya di atas sana.
bunga lily putih.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.