21. dikelilingi penyakit?

890 168 14
                                    

"herin~ main yuk!~" suara haechan dan jaemin menggema didepan gerbang rumah herin

tidak seperti dulu, kini herin mulai berani keluar rumah walaupun hanya sekedar untuk membukakan pintu saja. itu juga sebuah kemajuan.

herin pun menggeser gerbang rumahnya dan membiarkan ke-5 laki laki itu masuk ke dalam rumahnya.

"ck ck ck gila ya, gue udah berapa kali kesini tetep aja kaget sama isi rumah lo" kata jeno sambil meneliti setiap barang yang ada di rumah herin

herin hanya terkekeh mendengarnya

"rin, sudah makan?" suara mark menginterupsi keheningan

"sudah. kakak?" tanya herin balik yang dijawab dengan senyum dan anggukan kepala mark

"rin, dibelakang rumah lo ada apaan sih?" tanya renjun menunjuk sebuah pintu yang terletak di belakang ruang tamu

"oh itu kebun mamah. kecil sih, tapi adem. aku suka main disana, ayo!" ajak herin

dan lima laki laki itu lantas mengikuti herin


"wAh—"

"e BUSET RUMAH APA TEMPAT WISATA SIH ANJENG" pekik haechan

"chan!" pekik mark dan renjun bersamaan

haechan pun menutup mulutnya, "maaf, kelepasan pak bos"

"rin" panggil jaemin

herin menoleh


"bokap nyokap lo beli ini rumah berapa harganya?" tanya jaemin

herin hanya tertawa sampai sepasang lesung pipinya terlihat. hnggg mirip sama aku banget ini, pasti. pastiiiiii><

mereka semua duduk bersandar mengelilingi sebuah pohon yang tidak terlalu besar ukurannya —tapi cukup untuk melindungi mereka dari sinar matahari yang menerobos lewat atap kaca kebun tersebut.

herin menyandarkan kepalanya di bahu mark.

sebuah ide terlintas di kepala herin,
"oh iya, mau main gak?" tawar herin sambil bangun dari senderannya

"main apa?" tanya jeno dan jaemin bersamaan

tanpa menjawab herin langsung berlari ke pojok kebun yang ukurannya tak biasa itu.

disana terlihat ada gumpalan pasir pantai dan ember disamping sampingnya

"main iniii!" kata herin sambil mengacungkan satu sekop kecil dan satu ember di tangannya

"istana pasir, hehehe. pasir nya lembab, gampang dibentuknya. mamah yang beliin, biar gak bosen dirumah" jelas herin

"lo enak ya rin? punya semuanya. pengen gua jadi lo" celetuk jaemin

herin tertawa lebar, "jangan jadi aku jaemin, cape."

seketika jaemin pun sadar, ia salah dengan ucapannya. herin jadi teringat dengan penyakitnya.


"m-maksud gue, punya banyak mainan. tamiya, rumah besar, makan makanan bergizi, kulkas penuh cemilan. ihhh! aku juga mau yang kayak gitu!" kata jaemin sambil mengerucutkan bibirnya

"emang makanan dirumah lo ga bergizi?" tanya mark

"makan batu aku a'! "jawab jaemin. mereka semua pun tertawa.

"eh, gimana kalo kita bikin menfess aja yuk! tapi bacanya jangan sekarang, ntar aja kalau udah sampe di rumah masing masing" ide haechan

"heh! ide lo tuh macem macem aja ya!" sungut renjun

"dih kenapa emangnya??? sewot aja???" sinis haechan

"bocah banget anjir ide lo!" kata renjun

sementara renjun dan haechan berdebat, mark memperhatikan herin yang terlihat khawatir akan pesan yang baru saja ia terima di ponselnya

mark mendekati herin, "kenapa?"

herin mendongak menatap mark dan kembali menunduk melihat ponselnya. ia menggaruk kepalanya, "aku harus kerumah sakit sekarang, hari ini terapi terakhir"

"terapi cahaya?" tanya mark yang sudah tau apa maksud herin


herin tersenyum dan mengangguk "iya kak, hari ini terakhir"


"yaudah kita anterin aja ya?" kata mark


"yaudah, bentar aku siap siap" dan herin pun segera berlari keluar kebun itu dan segera kekamarnya














"terapi apaan mark? cahaya?" -renjun

"iya" -mark

"buat apa?" -jeno

"dia punya insomnia dulu. salah satu cara ngilanginnya ya terapi cahaya" -mark

"lah, kenapa bisa kena insomnia?" -jaemin


mark menghela napas

"orang tuanya dulu selalu ribut didepan dia. dia gak bisa tidur kalau perkelahian orang tuanya belum selesai. jadi dia selalu tidur jam 1 keatas tiap malamnya" -mark

"tapi ya mark, gue tuh masih ga ngeh. dia bisa sakit sebanyak itu dari mana aja?" -haechan

kepala haechan pun ditoyor oleh renjun


"namanya juga penyakit! gimana sih!" -renjun


"santai anjing!" -haechan


"dari awalnya dia insomnia kan, terus karna itu dia nyobain obat tidur supaya dia bisa tidur sebelum perkelahian orang tuanya dimulai


dia minum obat tidur 3 pil permalam. dia kecanduan. bahkan waktu dulu masih dipanti asuhan dia hampir mati keracunan karena obat tidur


dari kecanduan obat itulah yang bikin dia kena anemia. dan waktu di panti asuhan juga baru ketahuan, kalau dia punya penyakit keturunan. alopecia. apalagi penyakit itu dipicu karna dia yang stress akibat perceraian orang tuanya. itu sebabnya rambutnya bener bener tipis dan makin menipis sekarang." jelas mark panjang lebar


jeno geleng-geleng, "gue jadi herin udah bunuh diri duluan kali"


"tunggu, mark, jadi maksud lo herin hidup dikelilingin penyakit?" "insomnia, anemia, alopecia?" -renjun


mark mengangguk















renjun diam.



renjun sudah mengikuti ekskul PMR dari ia masih berada di bangku smp sampai sekarang. ia sudah sedikit banyak mengerti tentang dunia kesehatan.






dan dia tau...






kalau orang yang hidup dikelilingi dengan penyakit itu sedikit diragukan kepanjangan umurnya.

tbc

about herin ;mark herinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang