[6] Hal Buruk°

15 3 0
                                    

___________________________________

"Kabur dari hal yang sangat kita benci memang buruk. Tapi menghadapi hal yang kita benci juga tak selamanya berakhir baik."
___________________________________

"Pyarrrrrrrrrr"

Suara piring pecah lagi. Berasal dari dapur. Arka yang sedang asyik menonton tv langsung bergegas menuju dapur.

"Mama, nggak pa-pa?"

"Nggap pa-pa kok sayang, Mama cuma belum biasa aja"

Arka segera membersihkan pecahan piring dibantu dengan Bibi yang bekerja dirumahnya.

"Biar saya saja tuan."

Arka lalu membawa Mamanya ke ruang keluarga.

"Ma, kan udah ada bibi. Mama nggak usah ke dapur lagi"

"Mama bosen Ka, kalo cuma diem aja, lagian Mama ini juga butuh penyesuaian dengan mata yang buta ini. Mama juga harus bisa ngapa-ngapain. Mama nggak mau ngrepotin kamu sama papa, dan jadi orang yang nggak berguna buat keluarga kita"

Penjelasan Mama Arka mennyadarkan Arka akan kejadian tempo hari, sudah agak lama. Tapi masih teringat jelas dalam memori.

Saat itu Emi, Mama Arka sedang menuju ke sekolah untuk menjemput Arka. Ia tidak ingin telat menjeput Arka, namun kenyataannya sudah lewat 1 jam Arka menunggu di sekolah, namun Mamanya tak kunjung datang. Hp Emi ribut, terus berbunyi saat perjalanan menjemput Arka. Konsentrasinya menyetir terpecah, karena sesekali dia melihat hp yang terus menyala. Hingga kecelakaan tak dapat ia hindari. Itu lah yang menyebabkan ia harus kehilangan kemampuan melihatnya.

Hal tersebut sangat memukul Emi, Arka, ayah Arka dan semua orang yang mengenal Emi. Kehidupan Arka segera berubah setelah kejadian itu. Ia lebih pendiam saat disekolah. Berbeda dengan Arka yang dulu.
"Ma"

"Iya Arka"

"Aku tadi liat cewek yang nolongin Mama"

"Kamu liat dimana sayang?"

"Di sekolah Ma, ternyata aku satu sekolahan sama dia"

"Wah bagus kalo gitu, terus kamu udah minta maaf sama dia?"

"Belum Ma, pas dia liat aku dia langsung pergi gitu aja"

"Pokoknya kamu harus minta maaf sama dia, kalo perlu kapan-kapan boleh dong kamu ajakin main kesini"

"Kok Mama gitu sih, kenal aja nggak"

"Ya makanya minta maaf, sekalian kenalan", goda Emi kepada putranya.

Melihat Mamanya yang sekarang sudah bisa tersenyum lagi membuat hati Arka terasa lega. Pasalnya setelah kecelakaan, Mama jarang tersenyum, dan lebih sering murung yang membuat hati Arka terasa sesak kala melihatnya. Apalagi ketika meraba-raba benda di sekitarnya. Rasa sedih jelas terasa sekali dalam hati Arka.

"Iya deh Ma, besok Arka cari cewek itu buat minta maaf"

"Nah gitu dong. Itu baru namanya jagoan"

"Mama nih, emangnya Arka masih anak kecil apa. Arka udah gede Ma, nggak usah kayak gitu juga kali"

"Iya iya, kadang Mama itu suka lupa kalo anak Mama ini udah gede"

~~~

"Vy, kok lo belum siap sih. Nggak kayak biasanya. Udah jam segini loh"

Rigel merasa heran dengan tingkah Ivy pagi ini. Tak seperti biasanya, Ivy malas malasan pergi ke sekolah.

"Lo sakit?", Rigel bertanya lagi sambil menyentuh jidat Ivy, mungkin saja dia panas. Dan ternyata tidak, malah biasa-biasa saja.

At The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang