[7] Kecelakaan •

22 3 0
                                    

___________________________________

"Kadang yang sama sekali tidak terlintas dipikiran kita, hal yang paling kita takutkan, mengungkung kita dalam gelapnya ketakutan."
___________________________________

Pak Burhan mendekati kolam renang. Seperti yang dikatakannya tadi, dia akan mempraktikan trik jitu keduanya.

"Kamu sini lebih dekat dengan kolam, supaya bisa lebih memperhatikan dengan jelas"

Ivy menurut saja dengan perkataan Pak Burhan. Jika dia membantah tentu dia akan dicap sebagai murid durhaka, dan dia tidak mau seperti itu.

Jarak Ivy dari kolam renang tak lebih dari satu langkah. Dia dapat melihat dengan jelas kedalaman kolam tersebut, karena airnya yang begitu jernih. Rigel yang sedari tadi memperhatikan Ivy merasa heran. Kenapa Ivy dan Pak Burhan malah mendekati kolam.

"Jadi begini trik keduanya"

Tak disangka, secara tiba-tiba, Pak Burhan mendorong Ivy hingga ia masuk kedalam kolam renang. Sontak Rigel kaget melihat hal tersebut. Ia langsung mendekati Ivy yang sudah hampir tenggelam dan membantunya naik kepinggir kolam selagi dia masih sadar.

Tanpa rasa bersalah, Pak Burhan menyuruh seluruh siswa untuk melanjutkan berenang. Sedangkan dia sendiri malah keluar dari kolam renang, entah menuju kemana.

Ivy yang sudah ada dipinggir kolam terbatuk-batuk dan tentunya masih kaget dengan kejadian tadi yang begitu tiba-tiba. Tak dia sangka sama sekali.

"Vy, lo nggak pa-pa?"

Rigel tampak khawatir dengan keadaan Ivy. Dari arah ruang ganti, Shinta membawakan handuk untuk Ivy, yang langsung dipakaikannya di pundak Ivy yang terlihat sangat shock dan juga kedinginan.

"Shin, tolong lo ajak Ivy ganti, terus bawa ke UKS, kasih minyak"

"Oke Gel"

Shinta akhirnya memapah Ivy menuju ruang ganti, diikuti oleh Laura dan Gea. Setelah ganti mereka langsung membawa Ivy ke UKS sesuai perintah Rigel tadi.

~~~

"Gimana Vy? Udah agak baikan?"

Laura mencoba memastikan keadaan Ivy.

"Iya, udah mendingan kok"

"Bener-bener deh tu Pak Burhan, nggak ada baik-baiknya sama sekali", Shinta terlihat geram mengingat kejadian tadi.

"Gue nggak nyangka Pak Burhan bakalan setega itu sama Ivy", Gea menimpali.

Bel tanda pulang sekolah akhirnya berbunyi. Shinta, Laura dan Gea berniat untuk mengantarkan Ivy pulang namun Ivy menolak dengan alasan dia masih harus menunggu Rigel, katanya Rigel mau nyusul ke UKS. Lagi pula dia juga bisa pulang bersama Rigel.

Sepeninggalan Shinta, Laura dan Gea, sekarang di UKS hanya ada Ivy sendirian saja.

"Eh kamu gimana keadaannya?"

Suara yang sangat Ivy kenali. Suara Pak Burhan. Menuju ke bilik yang Ivy tempati.

"Sudah baik-baik saja Pak"

"Bagus kalau begitu. Sekarang kamu saya hukum membereskan peralatan yang ada di kolam renang"

Setelah mengatakan itu, tanpa babibu, Pak Burhan meninggalkan UKS.

"Memang tak berperikesehatan Pak Burhan itu", batin Ivy.

Tiba-tiba pintu UKS terketuk karena memang ada yang mengetuknya.

At The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang