[8] Sakit°

17 3 0
                                    

___________________________________

"Hal yang menjadi kebahagiaanku hari ini, kemarin dan hari esok adalah kamu yang selalu ada untukku. Thanks brother."
___________________________________

Hening. Kolam renang sangat hening setelah kepergian cowok bernama Arka tadi. Si cowok menyebalkan yang tadi secara tiba-tiba muncul dan menolongnya yang hampir saja tenggelam. Bahkan belum sempat dia mengucapkan terimakasih, dia malah sudah pergi duluan.
Sekarang Ivy bingung, bagaimana dia akan pulang. Hari ini sudah dua kali dia hampir tenggelam, dan kejadian kedua ini tak hanya tenggelam tapi dia harus beradu dengan traumanya dengan ketinggian. Masih terngiang dalam ingatannya ketika semuanya terlihat berputar dimatanya. Begitu pusing hingga dia tercebur kedalam kolam, hampir tenggelam.

Dia merasakan badannya begitu lemas. Tak mungkin dia bisa berjalan ke parkiran. Sampai ada seseorang yang berdiri dihadapannya. Ketika ia mendongakkan kepalanya, ia dapati Arka telah berada didepannya.

Tatapan mereka bertemu.

Selama beberapa menit.

"Eh, mata lo kok beda sebelah?", Arka memecah keheningan dan kecanggungan yang tercipta.

Ivy kemudian mengecek matanya dan benar dugaannya. Ternyata softlensnya hilang sebelah, terpaksa ia harus melepas yang sebelahnya lagi agar tidak terlihat aneh.

"Ternyata lo itu udah ubanan ya"

"Maksut lo?"

"Lah itu rambut lo putih", Arka menunjuk rambut Ivy yang pirang. Ini memang sudah waktunya bagi Ivy untuk mengecat kembali rambutnya, karena cat yang sudah mulai luntur dibeberapa helai rambutnya. Ia sengaja tidak mengecat permanen rambutnya.

"Nih, pake", Arka tiba-tiba mengeluarkan jaket hitam dari dalam tasnya, ketika menyadari tubuh cewek itu masih bergetar karena kedinginan, juga wajahnya yang semakin pucat.

Karena memang sangat kedinginan, tanpa basa basi Ivy langsung mengenakan jaket yang diberikan Arka, itupun Ivy masih saja kedinginan setelah dia pakai.

"Bisa pulang sendiri?", tanya Arka tanpa berbasa basi, langsung to the point.

Ivy menggeleng mengingat gemetar tubuhnya karena kedinginan, juga tubuhnya yang lemas. Sudah tak ada daya lagi walaupun cuma untuk pergi ke parkiran.

"Lo dijemput apa gimana?"

"Gue bawa mobil"

"Perlu dianter pulang?", tanya Arka menawarkan bantuan.

"Nggak usah, gue bareng sama saudara gue aja", Ivy menolak tawaran Arka.

"Oke kalo gitu. Gue cabut duluan"

Arka beranjak dari tempat duduknya, menuju pintu, dan kemudian menghilang dari kolam renang.

Ivy yang tadinya tidak mau menghubungi Rigel karena ia sedang ada acara akhirnya terpaksa harus mengiriminya pesan. Dia benar-benar tak kuat pulang sendiri. Bahkan hanya untuk berdiri saja dia tak mampu.

Ivythea
Gel, lo masih kumpul?

Setelah pesan itu terkirim, Ivy tak kunjung mendapatkan balasan dari Rigel. Sudah pasti dia masih kumpul dengan clubnya. Hingga 20 menit berlalu, balasan Rigel baru masuk ke ponselnya.

Rigel
Ini baru aja selesai. Ada apa?
Read

Ivythea
Ke kolam renang sekarang.

At The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang