[11] Basket •

13 4 0
                                    

___________________________________

"Bukannya aku cinta. Aku cuma tidak suka kamu menyalahkan orang yang tidak bersalah. Bukan cinta kan namanya?"

___________________________________

Perjalanan pulang dari restoran spageti sangat hening. Tak ada yang membuka pembicaraan. Sampai Rigel dan Ivy akhirnya tiba didepan rumahnya.

Ivy mendahului masuk kedalam rumah. Tak ingin diintrogasi oleh Rigel.

"Vy, we need to talk"

Namun, ia mengurungkan niatnya untuk masuk kamar dan memilih menuruti omongan Rigel. Dan disinilah mereka sekarang, dibalkon rumahnya.

"Lo tadi kenapa bisa sama dia?"

Ivy menceritakan segalanya mulai dari pertemuannya dengan Arka di supermarket, hingga kemarahan Papa Arka terhadap Mama Arka saat ia di rumahnya.

"Jadi tangan lo diperban karena Papanya Arka?", tanya Rigel.

"Aishh ternyata ketahuan", batin Ivy.

Ia sebenarnya menyembunyikan luka ditangannya dan terus berharap bahwa Rigel tidak menyadari bahwa ada perban yang melilit tangannya. Tapi mau bagaimana lagi, tak mungkin Rigel tidak tahu karena baju Ivy yang hanya 3/4 sehingga perbannya jelas ketara.

"Jawab Vy"

Rigel sedikit tidak sabaran karena tak kunjung mendapatkan jawaban dari Ivy.

"Iya Gel", jawab Ivy.

"Keterlaluan Papanya Arka. Gue kayaknya harus bikin perhitungan kalo gini"

Mendengar kata-kata Rigel, Ivy langsung terlonjak dari tempat duduknya.

"Jangan Gel. Gue nggak mau lo nantinya jadi dapet masalah gara-gara hal ini", Ivy mencoba menghalau Rigel.

"Tapi Vy, ini itu sudah termasuk kekerasan. Kita harus lapor polisi"

"Please Gel, jangan. Gue nggak tega sama Arka. Jangan nambah-nambahin beban hidupnya"

"Kok lo jadi nglindungin cowok itu sih. Lo suka sama dia?"

"Enggak Gel, lo ini apa-apaan sih. Udah lah, kita lupain kejadian ini. Oke"

Rigel masih belum menjawab.

"Oke nggak nih?", Ivy kembali bertanya.

"Iya iya oke", Rigel menjawab dengan tidak ikhlas.

"Nah gitu dong", raut senang jelas terlihat diwajah Ivy. Akhirnya kembarannya itu mau mengalah.

Ivy kemudian bergelayutan ditangan Rigel.

"Gue tau Gel, lo nglakuin ini karena lo sayang sama gue"

Rigel kemudian mendekap Ivy, memeluknya.

"Gue nggak mau lo kenapa-napa Vy. Gue harus bisa jagain lo"

"Iya Gel, asal lo tahu aja. Lo itu udah lebih dari cukup jagain gue. Gue bersyukur masih punya kembaran yang kayak lo didunia ini", Ivy semakin mempererat pelukannya pada Rigel, kembarannya.

~~~

Hari ini sepulang sekolah ada pertemuan tim basket. Jadi Ivy dan Rigel selaku anggota tim basket ikut berkumpul.

Pak Burhan sebagai guru olahraga dan Pak Danang yang mengampu ekskul basket di sekolahnya beriringan memasuki lapangan basket indoor yang ada di sekolahnya.

At The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang