[12] Pulang Bareng°

6 1 0
                                    

___________________________________

Rasa yang ada ini untuk siapa sebenarnya?

___________________________________

Hari ini mood Arka sangat bagus. Akhirnya setelah beberapa hari pergi dari rumah, hari ini Papa Arka kembali dengan keadaan yang sudah tenang, tidak emosi seperti kemarin. Sesampainya di rumah itu lagi, Papa Arka langsung meminta maaf pada Mamanya, yang tentunya langsung disambut oleh tangis haru Mamanya.

Arka sangat senang melihat pemandangan itu. Papa Mamanya akhirnya bisa akur kembali. Masalah di Kantor Papanya yang membuat mood Papanya menjadi berapi-api kini sudah terselesaikan. Dan kini semua kembali seperti sedia kala.

Seperti pagi ini. Mereka bertiga makan bersama di ruang makan. Walaupun Arka sudah melarang Mamanya untuk masuk dapur tetapi Mamanya tetap saja ngeyel dan membantu bibi memasak karena hari ini sangat spesial.

Mau bagaimana lagi, Arka tidak dapat melarang Mamanya itu, jika Mamanya sudah berkehendak.

Seusai sarapan Arka langsung pamit kepada kedua orang tuanya untuk langsung pergi ke sekolah, tak lupa ia mengecup punggung tangan Papa dan juga Mamanya.

~~~

Pagi itu sekolah masih sepi. Arka sengaja berangkat lebih awal, karena ada PR yang belum dia kerjakan, karena tadi malam ia asik bercengkrama dengan Papa Mamanya hingga larut malam, hingga ia terlupa akan PRnya itu.

Koridor masih sangat sepi. Hanya ada beberapa anak rajin yang sudah ada didalam kelas, duduk manis. Kebanyakan dari mereka sedang melaksanakan piket kelas. Saat itu, Arka tak sengaja berpapasan dengan Ivy dan Rigel di koridor kelas X.

"Eh Ivy", sapanya kepada Ivy.

"Eh, Arka", Ivy membalas sapaan Arka, sedikit canggung.

Rigel yang tadinya berjalan beriringan dengan Ivy, ikut menghentikan langkahnya ketika Ivy dan Arka saling sapa.

"Ada urusan apa?", Rigel bertanya dengan nada ketusnya pada Arka.

"Ehh, enggak. Gue cuma mau tanya lukanya Ivy udah sembuh apa belum?"

Mendengar jawaban Arka mengingatkan Rigel tentang begitu kesalnya dia saat melihat Ivy yang jadi korban emosi ayahnya Arka.

"Udah sembuh kok Ka", jawab Ivy.

"Bagus deh kalo gitu"

"Ayo ke kelas", pinta Rigel kepada Ivy yang langsung menarik tangan Ivy untuk segera menuju kelas.

Ivy yang ditarik tangannya langsung mengikuti langkah Rigel yang besar-besar.

Sambil berpamitan dengan Arka untuk masuk ke kelas duluan.

"Kembarannya Ivy kenapa ya? Kok kayak nggak suka gitu sama gue", batin Arka. Ia lantas melanjutkan langkahnya menuju kelasnya ketika ia teringat akan PRnya lagi.

Sesampainya di kelas X IPA 1, Rigel langsung melepaskan tangan Ivy yang tadi ia tarik dan segera duduk di tempat duduknya.

"Lo kenapa sih Gel?", tanya Ivy ketika melihat Rigel yang begitu suntuk saat bertemu dengan Arka di koridor tadi.

"Gue nggak suka lo deket-deket sama Arka", jawab Rigel dengan nada protektifnya.

"Kenapa gue nggak boleh deket-deket sama Arka?", tanya Ivy lagi.

"Vy, gue nggak mau lo sampe keseret sama permasalahan keluarganya Arka. Kita ini bukan siapa-siapanya, jadi lebih baik nggak usah ikut campur terlalu dalam"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 04, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

At The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang