04. DELTA

4.6K 514 141
                                    

[.]

Orang​-orang kadang lebih percaya dari apa yang mereka dengar dari orang​ lain, padahal mereka punya mata buat buktiin dan liat sendiri​ gimana kenyataannya.❞

-Unexpected​-

Dara melipat kedua tangan di depan dada, memeluk diri sendiri kedinginan karena hujan tak kunjung reda. Cewek itu merutuk kecil, menyalahkan diri sendiri karena tadi tidak mau diajak Tania dan Guntur untuk pulang bersama mereka.

Sekarang, Dara​ sendiri​ yang kena akibatnya. Sudah setengah jam lebih ia berdiri​ di sini, berteduh di depan halte dekat sekolah SMA Global Mandiri.

Cewek itu​ menghela nafas. Tidak ada angkot ataupun taksi yang lewat. Ia ingin order taksi online tapi ponselnya sedang lowbat, lengkap sudah penderitaan Dara.

Sebenarnya Dara sudah dibelikan mobil oleh ayahnya, Aldi Firmandika. Namun, Dara dilarang keras oleh ayahnya Tania untuk memakainya, katanya Dara belum cukup umur dan juga belum punya SIM. Ayah Dara setuju-setuju saja. Karena sekarang ia menyerahkan sebagian tanggung jawabnya pada Revan, ayahnya Tania.

Ayah Dara itu orang sibuk. Mengurus perusahaan tambang di pulau Kalimantan menuntutnya berpisah jauh dengan Dara.  Dulu Ayah​ Dara sempat ragu untuk berpisah dengan anak gadis satu-satunya ini, tapi karena kedua orang tua Tania meyakinkan maka kegelisahan ayahnya cukup berkurang.

BYURR

Dara tersentak dari lamunannya ketika sebuah mobil sedan berwarna merah melaju cepat di hadapannya. Membuat air yang ada pada kubangan membasahi seluruh tubuhnya. Meskipun tubuhnya sendiri sudah basah, tapi tetap saja Dara ingin mengumpat.

Cewek itu mendengus, menepuk-nepuk rok seragamnya yang kini kotor berwarna kecoklatan.

Sudah kehujanan, tidak ada angkot ataupun minibus yang lewat. Dara juga lapar. Sungguh ini adalah kesialan yang sangat menyiksa Dara. Seluruh tubuhnya basah kuyup, yang tersisa hanya punggung belakangnya karena terlindung oleh tas.

Dara melengos, "Sial banget sih gue," katanya yang kemudian​ jadi​ tersadar. "Ini gak mungkin ada​ hubungannya sama sayembara kemaren, kan?"

"Dar, lo serius?" tanya Milka memastikan.

Dara mengangguk pelan. "Serius. Kalo gue ngelanggar sumpah, gue sial seumur hidup," katanya.

Kini Dara melebarkan pupil mata, walau berikutnya jadi menggeleng pelan mencoba​ menolak keras pikiran yang muncul di otaknya. "Nggak, nggak mungkin. Gue kemaren cuma becanda, yakali itu doang bikin gue sial."

Bertepatan dengan itu, sebuah mobil berwarna silver berhenti tepat di hadapan Dara. Dara tidak memperdulikannya, mungkin orang itu juga ungin berteduh. Namun, untuk apa orang​ itu berteduh kalau dirinya sendiri sudah berada dalam mobil yang tentunya tidak akan kebasahan?

Kaca mobil itu terbuka, menampilkan seorang cowok yang sangat Dara kenali. Orang yang dari kemarin sudah membuatnya jengah dan tentunya sangat ingin Dara hindari. Meskipun ini semua karena ulah Dara sendiri, tapi rasanya ini menyebalkan. Seandainya bisa, Dara akan menarik ulang kata-katanya pagi itu.

"Cie, kebasahan​?" tanya​ Darren dengan wajah songongnya. "Mau pulang bareng gue gak?"

Alih-alih​ menjawab, cewek itu​ malah memasang wajah​ datar lalu berjalan menjauh dari posisi awalnya.

UnexpectedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang