Dua

5.8K 540 27
                                    

Cahaya matahari menyeruak masuk melalui celah gorden kamar Yerim. Sedangkan pemilik kamar masih betah memejamkan mata enggan untuk bangun dan bersiap ke sekolah.

"Astaga! Dek bangun, kamu nggak lihat ini jam berapa? Kakak nggak mau dapat surat pangilan lagi hanya karena kamu selalu terlambat" ujar Jieun, setelah membuka pintu dan mendapati Yerim masih betah dalam tidurnya.

"Eughh!!! ini jam berapa sih kak?" tanya Yerim, mendudukan diri namun belum sempurna membuka mata.

"06.45..."

"APAAAAA!!!!!!" setelah mendengar jam berapa dari sang kakak seakan kantuk sudah hilang dan tergantikan dengan keterkejutan. Kaki nya berlari menuju kamar mandi.

Setelah semua siap, Kim Yerim bergegas mengambil kunci motor dan pergi kesekolah segera.

"Dek, nanti malam jangan kemana-mana. Kita diundang makan malam dirumah pacar kakak" ujar Jieun setelah melihat Yerim menuruni tangga.

"Baiklah... " ujar Yerim sambil berlari, bahkan sarapanpun tak disentuh.

°°°

Keadaan bandara incheon sangat ramai. Mengingat banyaknya orang yang hilir mudik keluar masuk bandara. Begitupun yang dialami dengan Jungkook, duduk selama kurang lebih 1,5 jam hanya untuk menunggu sepupunya yang datang dari Busan. Terpaksa harus meninggalkan pekerjaan yang seharusnya sudah selesai.

Matanya menyirisi orang-orang yang baru saja turun dari pesawat. Melihat apakah sepupunya ada diantara keruman itu atau tidak.

Berhasil sosok yang ditunggu telah menampakkan Batang hidungnya. Perjalan dengan dua koper besar yamg berada di kanan dan kiri.

"Capek gue nungguin, lama banget" bukannya mendapat sambutan yang baik, malah mendapat omelan dari Jungkook

"Maaf Kook, tadi pesawatnya delay" ujar pria bernama Chanwoo, anak dari adik ibunya.

"Ibu udah nungguin dirumah, cepetan" Jungkook berjalan duluan didepan Chanwoo

"Bantuin kali Kook, kau jadi polisi nggak mengayomi masyarakat ternyata" ujar Chanwoo sedikit teriak karena Jungkook sudah agak jauh.

"BERISIK, BAWA SENDIRI!!!!"

°°°

Karena kesialan atau apa. Namun seorang Kim Yerim tidak diperbolehkan mengikuti ulangan dikarenakan hilangnya kartu pelajar. Sungguh! Dia sangat merutuki kebodohannya yang sangat ceroboh. Setelah dihukum keliling lapangan karena telat, sekarang dia harus merangkum sebuah materi dalam buku yang tebalnya menyerupai kamus bahasa korea.

"Arrghh... Dimana coba kartu pelajar itu?" gumannya sambil membolak-balikkan setiap saku yang berada didalam tasnya. Nihil!  Tak juga ditemukan.

"Sial! Nggak ada lagi, dimana coba aku naruhnya" Yerim kembali mengingat dimana terakhir kali dia membawa kartu pelajarnya.

"Nggak ikut ulangan yer? Wah! Kau bener-bener nggak takut apa kalau nggak lulus" ujar Mark Lee, teman sekelas Yerim

"Kartu pelajarku hilang" ujar Yerim dengan nada lesu.

"APAA!! Kok bisa?"

"Aku nggak tau" ujar Yerim, lalu membereskan buku-bukunya dan beranjak keluar perpustakaan.

"Eh! Kau mau kemana yer?" tanya Mark seraya mencekal pergelangan tangan Yerim.

"Mau cari kartu pelajar, siapa tau ketinggal dirumah" ucap Yerim, kemudian beranjak pergi.

Mark hanya memandangi punggung Yerim yang semakin lama hilang karena pintu.


Motor Yerim berhenti di kedai yang tak jauh dari sekolahnya. Berniat merilekskan otak karena hukuman yang dijalaninya. Namun niatnya dia urungkan saat melihat pria yang waktu itu menangkapnya dan membawanya ke kantor polisi.

Be Trapped with Mr.Jeon(✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang