Duapuluh

4.6K 408 31
                                    

Hari ini adalah terakhir mereka menghabiskan waktu berdua di LA. Pagi-pagi sekali Yerim terus memaksa Jungkook untuk pergi ke tempat pembelian oleh-oleh dengan nya, bahkan pria itu belum sepenuhnya sadar dari alam mimpi dan Yerim membuat Jungkook merasakan dinginnya air di LA pagi hari. Padahal, Jungkook ingin menghabiskan hari ini untuk berduaan dengan istrinya di hotel. Namun, Yerim yang keras kepala memaksanya ikut berbelanja segala macam oleh-oleh untuk dibawanya pulang ke Korea nanti malam.
Kakinya terus melangkah dengan senandung kecil yang keluar dari bibir mungil nya. Yerim berjalan santai seolah tak menyadari kekesalan Jungkook. Dua puluh menit mereka keliling mall, mencari sesuatu yang ada dalan pikiran Yerim, Jungkook hanya mengikuti saha kemanapun istrinya ingin.

"Kakimu tidak pegal terus berkeliling mall sebesar ini" Jungkook menarik tangan Yerim dan menuntunnya duduk dibangku mall indoor.

Yerim mendenggus kearah Jungkook, membuat poni yangmm menutupi keningnya tertiup keatas.
"Kita baru jalan dua puluh menit, dan kau sudah mengeluh" tangannya masih setia menenteng dua paper bag yang berisi oleh-oleh. Jangan lupakan Jungkook yang sudah membawa lima paper bag ditangannya. Bahkan, tatapan pengunjung lain membuat Jungkook risih.
"Belanjaanmu sudah banyak Rim, dan kau juga tidak boleh terlalu capek. Nanti malam kita cek out" tutur Jungkook, Yerim hanya mendengarkan dan mencoba menurut. Dirinya terlalu malas kalau berdebat dengan Jungkook, apalagi ditempat umum.

Yerim menghembuskan napas panjang, kemudian menatap Jungkook."Baiklah, aku menurut padamu tuan Jeon. Sekarang apa yang kau mau" Jungkook tersenyum senang mendengar kalimat Yerim. Dia pikir Yerim akan beragumen kesana-kemari arau paling tidak mencari berbagai alasan untuk meluluhkan Jungkook.

Sudah menikah pun, Yerim masih keras kepala tapi tidak seperti dulu yang terlihat brandalan. Sekarang lebih manja-manja ngeselin, Jungkook sempat berfikir bagaimana nanti anaknya kalau sudah lahir? Mencontoh sifat Yerim atau dirinya, astaga Jungkook terkadang pusing sendiri memikirkan itu.

"Hei, kau melamun?" Yerim mengibaskan tangannya yang menganggur didepan muka tampan suaminya.

Jungkook tersentak sesaat karena lamunannya buyar oleh Yerim.
"Aku lapar, mari kita makan" Jungkook berdiri seraya mengenggam tangan Yerim.

Yerim hanya menurut saja. Toh, dia sadar kalau selama hamil Jungkook selalu menuruti kemauannya. Jadi apa salahnya dirinya sekarang nurut pada Jungkook.

°°°

Senja langit LA menyapa mereka yang kini menjadi terakhir kali mereka lihat. Entah kapan mereka bisa berlibur kembali, mengingat setelah ini Jungkook dan Yerim kembali sibuk dengan aktivitas masing-masing.

Jungkook mengamati Yerim yang berdiri dibalkon kamar hotel mereka.

"Kau sedang apa, hm?" tangan nya digunakan untuk memeluk Yerim dari belakang.

"Tidak ada, aku hanya ingin menikmati senja terakhir di LA" mendengar jawaban Yerim, membuat Jungkook semakin mengeratkan pelukannya.

°°°
Penerbangan mereka tak memakan waktu lama seperti berangkat waktu itu, karena jadwal pemberangkatan dipilih yang tercepat.

Mereka tiba di Seoul sekitar jam 5 pagi. Begitu sampai di negara asalnya, Yerim langsung merengek minta diantar kerumah Jieun untuk melihat Kai Eun. Dia bilang dari kemarin sangat rindu keponakannya dan juga ingin sekali mencium pipi gembul Kai Eun.

"Kau pasti lelah, kenapa langsun kesini" Jieun menghampiri Yerim yang tengah bermain diranjang kecil kamar Kai Eun, sangat gemas. Apalagi Kai Eun tengah menatapnya lucu, jangan lupakan mata bulatnya mirip dengan Jongin yang menyebalkan itu. Menurut Yerim.

Yerim melihat sang kakak yang duduk disampingnya setelah meletakkan susu putih untuk dirinya. Sungguh, Yerim benci susu, Jungkook selalu memaksa dirinya minum susu—bangun tidur dan sebelum tidur.

Be Trapped with Mr.Jeon(✔) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang