Lagi-lagi Jungkook harus merasakan pahitnya kenyataan yang harus dia terima—Bukan ini kemauannya, cita-cita nya hidup bahagia bersama istri dan Putri kecilnya. Uh! Dirinya memang harus sabar lebih ekstra menghadapi istrinya—Yerim yang kembali menjadi gadis brandalan seperti dulu. Ingatan macam apa ini—bagaimana bisa Yerim melupakannya sebagai seorang suami dan mengingatnya sebagai polisi.
Jika boleh, Jungkook ingin memutar waktu dimana Yerim yang tengah berdiri memberinya serantang makanan dikantor waktu itu dan mencengah istrinya pergi karena merasa kecewa dengan sikapnya—Jujur, waktu itu Jungkook tidak bermaksud membuat Yerimnya menangis, dirinya hanya tersulut emosi setelah berhadapan dengan Joo Min.
Tapi ibarat nasi sudah menjadi bubur—Jungkook hanya akan berusaha semaksimal mungkin membuat Yerimnya kembali ingat terhadap dirinya dan juga Hyunkie. Meskipun hal itu tidak terbilang mudah, tapi Jungkook tetaplah Jungkook yang akan terus berusaha.
Seperti sekarang—dirinya harus membujuk Yerim makan yang susah nya minta ampun. Sudah satu jam tangannya memangku semangkok bubur khusus yang dia buat untuk Yerim, tapi istrinya itu bersikeras tidak mau makan.
"Ayo, sayang! Makan sedikit saja" Jungkook sudah hampir putus aja. Hembusan napas lelah terdengar dalam indera pendengaran Yerim. Sejujurnya Yerim tidak tega, melihat pria didepannya yang terus memaksanya makan.
"Aku tidak napsu makan, polisi Jeon! Kenapa memaksaku terus" Yerim menggertakkan giginya yang terdengar nyaring.
"Kalau kau tidak makan, Hyunkie juga tidak mau makan, sayang! Aish, aku seperti pengasuh anak-anak kalau seperti ini" tukas Jungkook, matanya menatap keluar jendela yang entah sejak kapan ingin dia lihat—hanya untuk mengalihkan tatapan Yerim.
"Lucu nya"- kyr
Kekehan ringan dari bibir Yerim membuat Jungkook beralih menatapnya dengan alis yang bertaut. Apa mungkin Yerim yang baru saja menertawainya. Pikir Jungkook.
"Ada apa!" Jungkook mengerjap saat Yerim memergokinya tengah menatap dengan mata memicing.
"Ah! Tidak.. "
"Aku mau makan" ujar Yerim dengan suara lirih. Jungkook yang awalnya menunduk, kini mendongak menatap Yerim yang menatapnya.
Dengan sedikit paksaan, Jungkook berhasil menyuapi Yerim sampai habis. Sungguh—dirinya tak habis pikir dengan ingatan Yerim. Lupa tapi minta dimanja dan selalu merengek padanya, belum lagi Hyunkie yang akhir-akhir ini sulit makan, susah tidur, minta dekat dengan Yerim terus. Jungkook harua menjadi suami siaga yang penuh kesabaran.
"Sekarang kau istirahat, aku akan menemui Hyunkie di depan" ujar Jungkook—mereka kini memang berada dirumah Yerim, karena Yerim yang masih lupa ingatan dan tidak mau diajak pulang kerumah mereka berdua.
"Hyunkie itu anakmu? Lalu dimana istrimu?"
Pertanyaan Yerim berhasil membuat Jungkook menghentikan langkahnya—jika boleh, Jungkook ingin menangis saja mendengar kalimat itu dari bibir Yerim.
"Dia ada di dalam hati-ku, kau tidak perlu tau" tukas Jungkook, tanpa berbalik menghadap Yerim, pria itu melanjutkan langkahnya keluar kamar istrinya.
Tanpa Jungkook sadari, Yerim tersenyum kecil mendengar jawaban Jungkook—hati nya terasa hangat, entah karena apa.
.

Baru saja Jungkook menghadapi Yerim yang seperti anak kecil. Dan sekarang dirinya disungguhkan pemandangan putrinya yang tengah merajuk saat melihat dirinya memasuki kamar Kai Eun yang ditempati Hyunkie.