°Tiba Tiba ?°

2.4K 102 0
                                    

Gabriel mulai menunjukkan tanda-tanda penyakitnya kambuh kembali

Nafasnya mulai tersengal-sengal,terlihat jelas di raut wajahnya ia sangat tertekan

Kak Ben yang menyadari hal itu mulai menenangkan nya

"Dek,lu kenapa ?"tanyanya panik

"O-o-oksigen,,,"

"Ya ampun dek disini mana ada oksigen,,,"ujarnya terkekeh

"Kampret !"ujar Kak Nicole sambil memukul kepala Kak Ben

"Sakit oy !"

"Lu gila ya malah bercandain orang yang lagi sakit"

"To-tolong,,,"ucap Gabriel panik

"Dek lu ikut gue ke rumah sakit aja ya,,,"ujar Kak Ben

Tangan kak Ben sudah siap untuk menggendong tubuh Gabriel tapi hal itu dihentikan oleh Gabriel

"Gak,,,"

"Trus,Aku kudu piye ???"ujar Kak Ben dengan gaya memohon mohon

Gabriel yang melihat reaksi dari Kak Ben itu mulai menenangkan dirinya sendiri,ia pikir bahwa kak ben sama sekali tidak berguna

Melihat Gabriel yang sudah agak tenang kak Ben mulai menggendong nya ia tidak memasukkan Gabriel kedalam mobil karena itu bisa membuat asma nya semakin kambuh

Maka dari itu Kak Ben menggendong nya berjalan menuju Rumah sakit

"Apa apa yang kakak lakukan ?!"

"Lu kagak bisa liat apa ?! Gue lagi coba bantu lu"

"Ta-"

"Diem aja lu !"

Sentakan itu membuat Gabriel terdiam tidak mengomentari atau berbicara sedikit pun

Gabriel melihat kearah wajah kak Ben bisa terlihat jelas bahwa kak Ben merasa kelelahan

"Kak,udah cukup sampai disini aja"ujar Gabriel lemah lembut

"Kenapa ?"

"Aku kesian sama kakak,kakak kecapean"

"Gue nggak papa Ok ! Lebih penting keselamatan lu daripada gue !"

"Tap-"

Cup !

Kak Ben mencium kening Gabriel sontak saja gadis itu mematung tak bergerak

"Lu banyak ngomong gue risih dengernya !"

Kak Ben pun melanjutkan perjalanan nya

Sesampainya disana,,,

"Dok tolong teman saya ini"pinta Kak Ben dengan wajah penuh keringat

"Sepertinya Anda yang perlu saya tolong bukan istri Anda"ucap dokter itu bercanda

"Hah ? Istri ?"teriak Gabriel

"Kenapa sayang ? Kita kan memang suami istri"goda kak Ben

"Nggak sudi,benci aku ! Jyjyc jangan sentuh aku lagi !"teriak Gabriel yang mulai tak ingat akan penyakitnya

"Aduhh dek jangan teriak teriak nanti lu sakit lagi"perintah Kak Ben

'Anak jaman sekarang'pikir Dokter itu

"Ya udah bawa saja adek ini kedalam ruangan saya biar saya periksa terlebih dahulu"

"Turunin aku !"sentak Gabriel

"Nggak !"

"Turuninnnnn !!!"teriak Gabriel sekali lagi

"Diem lu dek !"

Sentakan terakhir dari Kak Ben tidak begitu keras namun tatapan matanya yang tajam membuat Gabriel takut untuk berkata kata lagi

Kak Ben pun membawa Gabriel menuju ruangan putih tempat dokter itu memeriksa pasien

.-.

Keajaiban bisa datang kapan saja,sepertinya keajaiban itu menyentuh Nana,Akhirnya dia melewati masa masa sulitnya keadaannya pun mulai membaik sepertinya dia siap untuk di operasi

"Pak,Sepertinya kondisi anak bapak sudah agak baik,jadi bisa saya mulai operasi nya ?"tanya orang berjas putih itu

"Baiklah,tolong jangan mengecewakan"ujar Ayah Nana dengan raut muka cemas

Lain halnya dengan keadaan Rizwan,,,

Puing puing pesawat sudah dapat ditemukan,Para korban pun sudah ditemukan dan dievakuasi

Nampaknya kata keajaiban sama sekali tak menyertai keluarga Rizwan

Ayah sekaligus suami dari anak dan istri keluarga itu pun hanya bisa merasa sedih,meratapi nasibnya

Kehilangan seorang kekasih sekaligus belahan jiwanya,dan juga kehilangan putra tercinta nya

"Pak apakah ada korban bernama Rizwan ?"tanya Ayah Rizwan panik

"Maaf kan kami pak korban dengan nama itu tidak ditemukan"

"Cobalah terus mencarinya"ujar Ayah Rizwan memohon

"Tenang saja evakuasi masih terus dilanjutkan"

"Tolong"

"Tentu saja"

'-'

Tak seperti yang diharapkan oleh Kak Ben

Keadaan Gabriel ternyata malah semakin memburuk setelah dibawa ke rumah sakit

Hal itu terjadi karena kecerobohan seorang perawat

Hal yang seperti itu tentu saja membuat Kak Ben marah,ia terus memaki maki dan menyentak perawat tersebut

Sambil tersengal-sengal Gabriel pun mulai membuka mulutnya

"Kak,,,,Udah"jawabnya

"Dek jangan dulu ngomong"ujar Kak Ben mencoba menenangkan Gabriel

"Maaf kan saya"ucap perawat itu menyesal

"Apakah hal seperti itu patut untuk di maafkan ?!"sentak kak Ben

"To-tolong maafkan saya,,,"ujar perawat itu sambil terisak

Dokter yang tepat berada diruang itu tidak diam saja menonton pertunjukan adu mulut antar Kak Ben dan Perawat ceroboh itu

Tentu saja dia membantu menenangkan Gabriel tak seperti kak Ben yang memang sepertinya tidak berguna

"Dek,lu nggak papa kan ?"tanya Kak Ben kepada Gabriel yang keadaan nya memang cukup memungkinkan untuk diajak bicara

"Gak papa kok kak,"ucapnya sambil terus mengatur nafas

Hening,,,

Semuanya menjadi hening dengan kepergian perawat ceroboh serta dokter itu

Suasana yang memang terbilang cukup banyak menguras keberanian menghadang mereka berdua

"Nana,kak"ucap Gabriel sembarang

Kak Ben tak menyahutnya,dia mendekatkan kepala Gabriel ke atas pundaknya

"Tenang sekarang lu punya gue,gue janji gue akan terus ngejaga lu,tenang aja Nana orang yang kuat dia pasti bisa sembuh"

"Makasih kak"jawab singkat Gabriel sambil menyimpulkan sedikit senyuman

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Hai hai maaf baru up.lagi setelah sekian lama menghilang ;(

Selamat membaca para readers kuhh ;)





Ketua Osis Dan Ketua PMR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang