1

1.6K 94 3
                                    

Seorang anak kecil berusia enam tahun menangis di depan makam kedua orangtuanya. Anak itu terus menangis dalam diam.

"Laki-laki gak boleh nangis"

Anak itu mendongak melihat siapa pemilik suara yang telah menegurnya itu.

"Nih, aku pinjamin mainanku. Tapi jangan nangis."

Anak laki-laki itu berusaha menghentikan tangisnya.

"Namaku Vino. Namamu siapa?"

Anak laki-laki itu tampak memperhatikan anak bernama Vino.

Sepertinya dia anak yang baik, pikirnya.

"Okta"

Vino tersenyum memperlihatkan gigi putihnya yang rapi.

"Kamu tinggal sama siapa sekarang?" Tanya Vino. Kali ini ia berjongkok di depan Okta.

"Sendiri" Jawab Okta sambil menundukkan kepalanya.

"Bagaimana kalau kamu tinggal sama aku di panti? Disana banyak anak-anak. Jadi kamu gak nangis terus" Ucap Vino.

Okta diam. Ia ragu untuk menerima tawaran Vino.

"Ayo, kalau kamu gak suka. Kamu bisa kembali ke rumahmu" Ucap Vino lagi.

Okta menerima uluran tangan Vino padanya, senyum tipis itu muncul menghiasi wajah anak kecil yang sedang berduka itu.

"Bagus. Sampai disana, aku akan mengenalkanmu dengan Boby. Dia temanku, dia sangat pintar" Ucap Vino sambil menggenggam tangan Okta, menariknya untuk mengikutinya menuju panti.

Dari situlah semua berawal. Persahabatan yang terjalin karena kebersamaan, dan sang waktu yang terus mengikat takdir mereka menjadi sebuah cerita penuh warna.





😌Yuhuu.. I'm Back 😎

Gimana?

Segitu ae dulu ye kan..😏
Tadi denger lagu, trus kepikiran buat cerita gini kan.. Ya semoga saja lancar.. 😀

Dan semoga saja kepala gue gak berasap ye.. 😂😂

See Ya 🙋
Salam Team GreTa-VinShan-BebNju 

The Colour of Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang