13

528 72 8
                                    

Selama perjalanan Jinan menjelaskan rencana yang telah dipikirkan dengan matang olehnya.

"Kenapa kita gak temuin bareng-bareng aja?" Tanya Okta.

"Gak bisa. Dia itu sebenernya penakut, dia bakal ngira gue bawa banyak orang buat ngalahin dia. Gue harus mastiin keadaannya dulu, gue gak mau kalian dan Cindy celaka karena masalah ini" Jelas Jinan.

"Lo sebenernya punya masalah apa sih sama mereka?" Tanya Vino.

"Seandainya dulu gak di adopsi sama si keparat itu, gue gak akan pernah bermasalah sama mereka. Gue juga gak akan nyentuh yang namanya barang haram itu. Dia maksa gue ikut masuk dalam dunianya, dan gue gak bisa keluar dari sana sampai akhirnya gue ketemu Cindy. Dia bawa gue keluar dari dunia gelap itu. Gue berhenti pakai obat-obatan itu juga karena Cindy. Gue udah lama gak kerja sama dia, gak tau kenapa dia tiba-tiba ngancem gue gini"

"Bisa jadi dia gunain Cindy untuk maksa lo balik kerja sama dia"

Jinan terdiam. Yang diucapkan Vino bisa saja terjadi. Dulu ia juga berhenti tanpa ingin mendengar ucapan bosnya yang menahannya waktu itu.

"Entahlah. Yang jelas, lakuin sesuai rencana gue."
Jinan menaikkan kecepantan mobilnya, ia harus tiba tempat itu sebelum rasa khawatirnya lah yang membunuhnya.

~~~

Setiba di tempat yang sudah dijanjikan. Jinan keluar dari dalam mobil seorang diri, Jinan tidak akan melibatkan saudaranya lebih jauh dari ini.

Jinan berlari menaiki anak tangga di gedung yang sudah tidak terpakai itu hingga ke lantai paling atas. Dulu tempat ini bisa dikatakan sebagai tempat jual-beli mereka, mereka akan berkumpul disini untuk mendapatkan barang yang mereka inginkan.

"Jinan.." Cindy menangis melihat Jinan yang benar-benar datang untuknya.

"Aku akan bawa kamu pulang. Tenang ya" Cindy mengangguk.

Pria bertubuh gemuk yang duduk di kursi tepat disamping Cindy itu memerintahkan dua anak buahnya untuk mengawasi Jinan.

Lama bekerja dengannya, sudah pasti ia tau, bagaimana kuatnya seorang Jinan. Karena itu ia harus berhati-hati.

"Lo bukan bos gue lagi. Kita gak ada urusan, jadi lepasin dia!"

"Gue cuma mau lo balik kerja sama gue, hidup lo terjamin kalau kerja sama gue."
Jinan bisa melihat Cindy menggeleng.

"Jangan! Kamu gak boleh balik ke dunia kamu yang dulu"

"JACK!!" Pria yang hendak menampar Cindy itu menghentikan tangannya karena mendengar teriakan Jinan.

"Lo berani nyakitin dia, gue gak akan segan untuk bunuh lo."

"Oke. Gimana kalau lo yang gantiin posisinya?"

Pria bernama Jack itu memerintahkan anak buahnya yang lain untuk menjatuhkan Jinan.

"Kalau lo melawan, dia yang bakal terima pukulan berikutnya."
Mau tidak mau, Jinan hanya diam menerima pukulan dari anak buah mantan bosnya itu.

Jinan hanya dapat melindungi bagian kepalanya dengan kedua tangannya. Ia tidak akan melawan sedikitpun agar Cindy tidak terluka.

"Cukup" Jack menghampiri Jinan dan kembali menawarkan pekerjaan untuknya.

"Gue.. Gak akan.. Kembali" Jinan merasakan sakit di sekujur tubuhnya. Ia harus bisa bertahan untuk tidak kehilangan kesadarannya.

"Buat dia berhenti menolak." Jinan kembali dihajar oleh anak buah Jack.

"Siapa kalian?!" Jack terkejut dengan kehadiran dua orang pemuda dengan membawa balok kayu itu menghajar anak buahnya yang berjaga di tangga.

"Udah bosan hidup lo semua" Vino maju dengan balok kayu ditangannya menghajar orang yang sudah menghajar Jinan habis-habisan.
Okta pun tidak tinggal diam. Ia ikut menghajar dengan balok kayu sama seperti Vino.

The Colour of Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang