23

550 54 35
                                    

"Jinan, dengerin aku.." Cindy ikut duduk dilantai dan menarik Jinan kedalam pelukannya.

"Bukan. Bukan gitu maksud aku, Ji. Aku sejujurnya gak ngerti maksud dari ucapan kamu apa." Cindy melepaskan pelukannya. Ia menangkup wajah Jinan dan menyeka airmata Jinan dengan lembut.

"Aku Cinta kamu, gak ada kepalsuan dari hubungan kita. Sejak awal kita ketemu, kamu udah nyuri hati aku. Jadi, mau itu dulu atau sekarang. Gak ada yang berubah. Aku tetap Cindy kamu."

Jinan menggenggam tangan Cindy yang masih Setia dipipinya.

"Lalu maksud kamu apa bilang gitu? Kamu bikin aku takut, Cind."

"Dua bulan setelah kita pacaran. Ada seseorang yang datengin aku ke kos. Dia minta aku untuk jagain kamu, untuk gak ninggalin kamu. Walau gak diminta pun, aku pasti lakuin itu. Karena aku udah gak bisa jauh dari kamu."

"Siapa? Siapa orang yang ngomong itu ke kamu?" Cindy menggeleng.

"Yang jelas dia seorang pria tinggi. Dia pakai masker sama topi. Aku gak bisa ngenalin wajahnya. Setelah dia ngomong itu, dia pergi. Dia cuma ngasih aku foto, dan katanya kalau kamu udah nanya. Aku harus kasih ke kamu foto itu. Tunggu sebentar"

Cindy berdiri dan mengambil tas kecilnya untuk mengambil foto yang dititipkan padanya.

Cindy menarik tangan Jinan untuk berdiri.
"Ini dia fotonya. Aku gak ngerti maksudnya apa"

Jinan menerima foto yang diberikan oleh Cindy. Dan entah mengapa, melihat gambar itu membuat dadanya tiba-tiba terasa sesak.

Jinan tidak mengenal orang yang ada di foto itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jinan tidak mengenal orang yang ada di foto itu. Tapi Jinan tau siapa laki-laki yang sedang menggendong bayi itu. Laki-laki yang sama dengan foto yang diberikan oleh Kenzo. Jinan mulai menebak-nebak siapa bayi itu? Apakah dirinya? Atau sahabatnya yang lain?

"Ji, kenapa? Kamu kenal sama orang yang difoto itu?"

"Belum pasti." Jinan tertunduk lemas. Ia sangat frustasi sekarang. Terlalu banyak teka-teki disini.

Cindy menarik Jinan kedalam pelukannya.
"Maaf, aku gak bisa bantu kamu apapun."

Jinan menggeleng pelan dan membalas pelukan Cindy.

"Kamu gak bohongin aku aja udah lebih dari cukup buat aku. Makasih karena gak ada sandiwara diantara kita."

Jinan melepaskan pelukannya dan mengecup kening Cindy.

"Maaf untuk semua masalah aku yang malah membahayakan kamu. Aku janji, akan nyelesaiin ini semua dan kita bakal nikah, kita bisa lakuin semua mimpi kita setelah semua ini berakhir. Aku kamu mau kan?"
Cindy mengangguk.

"Aku selalu doain kamu"

"Aku beruntung punya kamu, Cindy"

Pintu kamar Jinan di ketuk
"Masuk"
Lalu tak lama muncul Boby.

The Colour of Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang