7

588 70 23
                                    

Semua orang yang bekerja di perusahaan Okta terkejut ketika melihat bos mereka memasuki perusahaan kembali setelah sekian lama.
Kurang lebih tiga tahun Okta tidak pernah muncul di perusahaan setelah kepergian Gracia. Selama ini hanya Pak Jaya yang menggantikan Okta.

Okta tidak menghiraukan setiap tatapan dan bisikan dari para karyawan.

"Ini untuk pagi sampai siang ini, Tuan" Ucap Jaya.
Okta mengangguk, ia mulai mengecek semua berkas-berkas di mejanya.

"Anda ingin saya buatkan kopi?"

"Boleh"
Jaya keluar dari ruangan Okta untuk membuatkan kopi.

Dirga, Paman Okta yang mendengar keponakannya kembali pun segera menyiapkan mobilnya untuk menemui Okta.

Saat Okta sedang sibuk dengan berkasnya, Jaya masuk ke ruangannya.

"Ada apa?"

"Diluar ada.."

"Aku ingin bicara padamu" Okta sedikit memiringkan kepalanya ketika melihat Paman nya yang terlihat marah.

Dirga berhenti tepat di depan meja kerja Okta.

Okta memberikan kode pada Jaya untuk berdiri di sampingnya. Ia tidak ingin Paman nya nekat dan melukai satu-satunya orang yang ia percaya dan sayangi. Jaya sudah seperti Ayahnya sendiri, selama ini hanya Jaya yang tidak pernah meninggalkannya dalam keadaan apapun.

"Kenapa kau kembali?!"

Okta menyadarkan punggungnya di kursi sambil melipat kedua tangannya.

"Kenapa anda disini?"

"Kau seharusnya hanya di rumah, bukan disini!" Dirga semakin emosi melihat sikap Okta yang sama sekali tidak menghargainya.

"Anda juga seharusnya tidak disini" Okta berdiri dan mengambil jas nya lalu membelakangi Dirga saat memakainya.

"Lebih baik Anda pergi, sebelum Anda malu diusir secara paksa." Dirga mengepalkan kedua tangannya.

"Oh ya, satu lagi. Anda di pecat. Silahkan cari pekerjaan di tempat lain, selain di perusahaanku" ucap Okta.

"KAU BERANI..." Okta dengan cepat melemparkan setumpuk kertas yang sudah sebulan ini ia periksa tepat diwajah Dirga.

"Jangan berfikir Saya hanya akan diam melihat kelakuan Anda yang semakin diluar batas! Cukup Mama saya yang jadi korban keserakahan Anda."

Dirga menunduk dan melihat kertas yang berserakan di kakinya.
Itu adalah berita tentang kecelakaan Windy, berikut bukti jika ia bersalah.

"Lalu bagaimana Anda menjelaskan ini?!" Okta kembali melemparkan berkas yang sudah selesai ia periksa.

Dirga kembali dibuat terkejut dengan bukti yang baru saja ia lihat.
Ia mulai bertanya-tanya, darimana Okta mendapatkan bukti-bukti itu?

"Saya tidak memenjarakan Anda atau membalas membunuh Anda karena hal itu pecuma, tidak membuat Mama Saya kembali. Jadi, pergi dari sini sekarang juga sebelum kesabaran saya habis" ucap Okta.

Dirga keluar dari ruangan Okta dengan menyimpan segala kekesalannya.

"Tuan.."

"Aku gak mau bahas itu, sekarang kita harus pergi, pekerjaan ku masih banyak"

~~~

Setelah berhasil melewati kemacetan yang cukup membuat siapapun emosi, akhirnya Okta tiba di lokasi proyeknya.
Tempat itu masih dalam tahap pembangungan, Okta datang untuk melihat langsung perkembangannya.

The Colour of Our Story Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang