BAB 3 : Musuh Bebuyutan (2)

3.6K 291 23
                                    

WARN! : 21+

Obat ini sangat keras, dan tidak bisa digunakan untuk main-main.

Mino mengamati bubuk putih dalam wadah kecil di depannya, sangat keras, sekaligus sangat efektif, dan kalau lelaki itu meminumnya, maka lelaki manis itu akan menyerah pada Mark, dan menyenangkan tuannya.

Dengan penuh perhitungan, perlahan Mino mencampurkan bubuk putih tanpa rasa itu ke dalam minuman Jinyoung. Obat ini akan membuat lelaki manis itu tersiksa, meminta dipuaskan, dan kalau tidak ada yang memuaskannya, maka lelaki itu akan merasa seluruh tubuhnya terbakar, kesakitan.

Dan Mino yakin, Park Jinyoung akan meminta, bahkan memohon-mohon kepada tuannya malam ini.

Malam ini lelaki itu akan menyerah ke dalam kuasamu, Tuanku.

Mino tersenyum dalam hati, menanti apa yang akan terjadi.

....

Sudah hampir satu jam Jinyoung dikurung di dalam kamar ini, kamar mewah bernuansa putih, di karpet, di ranjang, di semua furniturenya.

Kamar ini seperti dibuat khusus, dan Jinyoung jijik membayangkan bahwa mungkin kekasih-kekasih Mark yang sebelumnya juga ditempatkan di ruangan ini. Salah seorang pengawal Mark yang bertampang paling dingin, setengah jam lalu masuk, membawa nampan makanan, meletakkannya di meja.

Lalu tanpa berkata apa-apa pergi dan mengunci kembali pintu itu dari luar.

Dan selama setengah jam yang panjang itu pula, Jinyoung mencoba setengah mati untuk tidak melirik pada nampan yang sangat menggoda itu. Perutnya keroncongan, dan dia merasa sangat haus, dia belum makan dari siang karena terlalu gugup untuk merencanakan pembalasan dendam kepada Mark, dan sekarang dia kena batunya.

Aroma makanan itu terasa begitu menggoda, aroma manis dan gurih masakan yang masih panas. Mungkin tidak apa jika aku mengintip sedikit apa makanannya... tidak! Jinyoung menghardik dirinya sendiri dalam hati.

Dia tidak akan makan, lebih baik dia mati kelaparan daripada harus menyerahkan diri pada kekuasaan Mark.

Tetapi jika hanya minum mungkin tidak apa-apa, Jinyoung melirik haus pada minuman di nampan itu.

Jus jeruk segar yang tampak begitu menggoda. Akhirnya Park Jinyoung menyerah..

Dia merasa haus sampai rasanya mau pingsan, dan dia harus minum, kalau tidak dia mungkin akan benar-benar pingsan. Park Jinyoung tidak boleh pingsan, dia harus mencari cara untuk melarikan diri dari kamar ini, dari rumah ini.

Dengan cepat disambarnya gelas itu, diminumnya langsung berteguk-teguk karena begitu hausnya. Aliran dingin air itu terasa begitu segar ketika membasahi kerongkongannya.

Tanpa sadar segelas minuman itu sudah tandas, Jinyoung meletakkan gelas itu dengan pelan, sedikit merasa bersalah. Tetapi bagaimanapun dia tidak menyesal. Dia merasa lebih baik, sekarang dia bisa memikirkan cara untuk kabur dari rumah ini.

Mata Park Jinyoung berputar ke sekeliling ruangan, mencari cara untuk melarikan diri. Ada satu jendela besar di ujung sana, yang dilapisi gorden putih, mungkin Jinyoung bisa mencari cara ke luar dari sana.

Dengan hati-hati Jinyoung melangkah ke arah jendela besar itu untuk memeriksanya, tetapi seketika itu juga hatinya kecewa, jendela itu sudah dilapisi kaca tebal, dan penuh dengan teralis besi yang sangat kuat.

Lagipula Jinyoung baru menyadari bahwa dia ada di lantai dua, kalaupun dia bisa membuka jendela itu, dia harus mencari cara lagi agar bisa turun dari lantai dua dengan selamat.

Sleep With The Devil || MarkJin •Mark Tuan & Park Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang