BAB 8 : Kecelakaan

2.7K 264 24
                                    

Disuatu sudut yang gelap, sebuah telepon terangkat. Orang itu sedang duduk di kursi besarnya sambil merokok, segelas brandy dengan botolnya yang setengah penuh tampak di sampingnya, wajah yang tampan dengan hidung memerah karena mabuk tampak waspada.

"Sudah berhasil?" Lelaki itu bertanya cepat.

Jeda sejenak, lalu suara dalam di sana menjawab dengan tenang, "Mereka sudah ke luar dari rumah itu. Rencana akan dijalankan nanti ketika mereka pulang."

"Bagus, kabari aku kalau sudah beres."

"Baiklah. Anda tidak akan kecewa karena telah menyewa saya untuk membunuh Mark Tuan."

Telepon ditutup, dan orang itu terkekeh dalam kegelapan. Menenggak minumannya, untuk perayaan awal.

Mark Tuan, musuh besarnya.

Lelaki itu sudah menghancurkan bisnisnya dengan ekspansi yang dilakukannya. Dan bukan hanya itu, dia juga didera oleh perasaan iri dan benci yang luar biasa kepada Mark Tuan.

Mark Tuan harus dienyahkan, lelaki seperti itu tidak boleh hidup di dunia ini. Dan malam ini mungkin adalah malam terakhir lelaki itu hidup.

....

Mark menggandeng tangan Jinyoung dengan formal ketika memasuki restoran itu, sang kepala restoran sendiri yang menyapa mereka dan
mengantarkan mereka berdua ke meja yang sudah disiapkan.

Mark tampak akrab dengan kepala restoran itu, dan Jinyoung melihat dia seorang lelaki Korea dengan logat Prancis yang kental, sesekali Mark berbicara dalam bahasa Perancis dan tersenyum menanggapi perkataan si kepala restoran.

Dari informasi yang pernah didapatnya, ayah Mark adalah orang Amerika dan ibunya keturunan Prancis, mungkin ini sebabnya Mark lancar berbahasa Prancis, meskipun itu bukan urusannya.

Jinyoung cepat-cepat mengalihkan pikirannya dari Mark.

Ketika kepala restoran itu pergi, Mark menarikkan kursi untuk Jinyoung dan duduk di depan Jinyoung.

"Restoran ini milik Ibuku," Mark menatap kepergian kepala restoran itu, "Nam Woohyun adalah asisten ibuku sejak lama, dia mencintai restoran ini seperti mencintai hidupnya."

Jinyoung terdiam menatap Mark.

Orang tua Mark juga telah meninggal, itu yang dia tahu, tetapi entah kenapa, informasi tentang orang tua Mark itu tersimpan rapat, jauh sekali hingga tidak ada seorangpun yang bisa menggalinya.

Seorang pelayan datang dan Mark memesan lagi dalam bahasa Prancis yang fasih. Ketika hidangan pembuka datang, Jinyoung terpesona dengan tampilannya.

Mark menjelaskan bahwa makanan itu adalah L'imperial de saumon marine yang ternyata adalah filet salmon asap, ditemani dengan creme, potongan jeruk citrus dan roti baggue.

Penyajiannya begitu indah, seperti hamparan padang pasir di atas piring lengkap dengan suasana eksotisnya.

Jinyoung yang menyuap pertama kalinya mendesah, merasakan crème itu meleleh dimulutnya dan menciptakan cita rasa yang bercampur baur antara kemanisan dan kelembutan yang nikmat. Tak disadarinya bahwa Mark menatap ekspresinya itu dengan tatapan kelaparan.

Suasana hati Mark luar biasa buruknya, hasratnya yang tidak
terlampiaskan membuatnya frustrasi luar biasa. Dia amat sangat ingin meledak... di dalam tubuh Jinyoung.

Mark lalu memesan anggur Chardonnay sebagai teman makan mereka, sambil berharap malam ini Jinyoung sedikit mabuk sehingga mengendorkan pertahanannya.

Tetapi pikiran bercinta dalam kondisi lelaki itu mabuk sama sekali tidak menyenangkannya, dia ingin namja itu dengan sukarela melingkarkan pahanya ditubuhnya ketika tubuh mereka bersatu.

Sleep With The Devil || MarkJin •Mark Tuan & Park Jinyoung ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang