Park Jinyoung masih termangu di ranjang, lalu kilasan rasa sakit di bagian bawah tubuhnya kembali menyadarkannya. Sungguh ironis, dia sudah diperkosa oleh bajingan berhati iblis yang ingin dibunuhnya.
Tubuh Jinyoung gemetar, dipenuhi oleh rasa campur aduk yang amat menyesakkan ketika dia mencoba berdiri. Dengan kasar Jinyoung merenggut sprei putih itu dan membantingnya ke lantai, napasnya terengah-engah dan kemudian tubuhnya ambruk ke lantai, menangis penuh emosi.
Ingatannya melayang kepada ayah dan ibunya, pada dendam yang belum terbalaskan dan kepada nasib yang membuatnya terperangkap di sini, dalam cengkeraman musuh besarnya. Kini dia terpuruk di sini, dalam cengkeraman Mark Tuan, dan yang sangat menyakitkan dia tidak berdaya menghadapi lelaki itu.
Park Jinyoung mengusap air matanya tiba-tiba. Tidak! Dia sudah cukup menangis, sebagai seorang lelaki tidak seharusnya ia menangis lemah seperti ini, dia harus melawan, dengan segala cara! Dengan cara apa pun!
Dengan perlahan Jinyoung melangkah ke kamar mandi, dia harus mandi dan menghapus semua jejak dan noda yang ditinggalkan Mark di tubuhnya.
Mark boleh saja menodainya, tetapi bukan berarti lelaki itu memilikinya. Jinyoung pria bebas, pria bebas yang bertekad untuk menghancurkan Mark Tuan.
Tunggu saja, dia hanya belum punya kesempatan.
....
Jinyoung hanya duduk di kursi putih itu putus asa sebab setelah sekian lama berkeliling ruangan, memeriksa setiap sudut di kamar mandi dan jendela, tetap benar-benar tidak ada celah yang bisa digunakan sebagai jalannya untuk melarikan diri.
Putus asa, Jinyoung duduk sambil memeluk lututnya, kalau begini, bagaimana caranya dia bisa ke luar dari rumah ini?
Sedangkan ke luar dari kamar ini saja dia tidak mampu, matanya melirik ke pintu kamar. Pintu yang terkunci itu adalah satu-satunya jalan. Tetapi yang bisa ke luar masuk dari pintu itu hanya Mark, dan juga seorang lelaki bertampang dingin bernama Mino, yang selalu ada di sebelah Mark setiap ada kesempatan.
Lelaki tampan bertampang dingin itu sepertinya sudah ditugaskan untuk mengantarkan makanannya. Pikiran Jinyoung berputar... memang rasanya tidak mungkin, jika tidak dicoba dia tidak akan tahu kan.
Seperti sudah diatur, pintu kamar itu terbuka, dan Jinyoung pun langsung terduduk tegak waspada, menanti siapapun yang akan masuk. Song Mino muncul di sana membawa nampan makanan, wajahnya datar tanpa ekspresi seperti biasa, dan Jinyoung langsung sengaja memasang wajah kesakitag.
"Tolong... aku minta tolong." rintihnya sesakit mungkin.
Mino mengernyit dan mendekat.
"Ada apa, Tuan?‟
"Aku... aku mau muntah... tolong aku."
Park Jinyoung meremas perutnya, berusaha semeyakinkan mungkin.
Dan sepertinya Mino tidak curiga, lelaki itu mendekat dan menatap Park Jinyoung."Kau mau di bantu ke kamar mandi?" Jinyoung mengangguk lemah.
Dengan tangan kuatnya, Song Mino membantu Park Jinyoung berdiri dan memapah tubuhnya yang lunglai ke kamar mandi. Ketika Mino membuka pintu kamar mandi, Park Jinyoung langsung berakting seolah-olah muntahnya akan ke luar, hingga Mino langsung bergegas membawanya ke kamar mandi.
Di wastafel Jinyoung menundukkan kepalanya seolah-olah akan muntah hebat.
"Handuk... tolong." gumam Jinyoung lemah, melirik ke arah lemari handuk yang ada di ujung ruangan kamar mandi.
Masih tanpa curiga, Mino melangkah ke arah lemari handuk.
Saat itulah dengan secepat kilat Jinyoung melompat dan berlari ke arah pintu ke luar kamar mandi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Sleep With The Devil || MarkJin •Mark Tuan & Park Jinyoung ✔
Romance[ COMPLETED + EPILOG ] ✔ || Remake (lagi) dari Novel Sleep With The Devil by Santhy Agatha. Mark dengan sifat arogannya yang memuakkan, dan Jinyoung dengan dendamnya yang tak kunjung padam. • Mark Tuan x Park Jinyoung. • WARN: FF YAOI DENGAN NC 21+...