Makan Malam

2.7K 85 0
                                    

Anisa membaca buku berisi kumpulan puisi yang didapat suaminya ketika acara santunan di yayasan.

"Sayang, kamu belum selesai bacanya ?" tanya Reza melihat istrinya masih duduk dengan memegang sebuah buku.

"Belum."

"Ya udah, aku tidur duluan ya."

"Oke. Oh iya, dua hari lagi jadwal periksa kandungan. Mas antar aku, ya ?"

"Siap, sayang.."

Anisa meletakkan buku yang dibacanya. Malam itu Anisa tak bisa memejamkan matanya. Ia ingin segera tidur, namun tak kunjung bisa terlelap. Di sisinya, Reza telah tertidur pulas.

Perasaan aneh menggelayutinya. Iapun pergi ke kamar mandi untuk berwudhu. Ia ambil mushaf Al Qur'an, kemudian membacanya.

***

Pagi itu, Reza dan Anisa menikmati sejuknya udara pagi dengan berjalan kaki mengitari komplek perumahan. Genggaman tangan Reza membuat Anisa semakin bersemangat berjalan pagi, sambil menghirup udara segar yang belum tercampur oleh asap kendaraan bermotor. Anisa amat bahagia masih bisa bergandengan tangan dengan suaminya hingga saat ini.

Mereka mampir di tempat tukang bubur ayam untuk sarapan pagi.

"Sayang, besok malam akan diadakan acara makan malam perusahaan. Kamu ikut, ya ?" ujar Reza sambil mengunyah makanannya.

"Oh ya ? Dimana ?"

"Di hotel, nggak jauh dari kantorku."

"Gimana, ya ?"

"Kamu ikut, ya ?"

"Iya, deh. Tapi aku belum pernah ikut acara seperti itu sebelumnya."

"Nggak apa-apa. Anggap aja acara makan malam biasa."

Anisa mengangguk.

***

Anisa telah siap berangkat bersama suaminya untuk pergi ke acara makan malam perusahaan. Ia mengenakan gamis batik kombinasi dan kerudung dengan warna senada. Serta sedikit polesan bedak yang tidak mencolok di wajah.

Rezapun telah siap. Mobil melaju kencang di sepanjang jalan yang tergenang oleh air hujan. Anisa memandang ke arah luar jendela. Rintik-rintik air hujan masih turun menemani perjalanan mereka menuju ke hotel.

"Mas, aku mencintaimu karena Allah. Sangat mencintaimu," ucap Anisa secara tiba-tiba.

Reza menoleh kepada Anisa, memberikan senyuman terbaiknya. Ia agak tercengang karena Anisa tiba-tiba saja mengucapkan kata-kata itu.

"Aku juga mencintaimu karena Allah, Sayang."

Senyum Anisa mengembang.

"Kamu kenapa sih, kok tiba-tiba bilang cinta ? Mentang-mentang lagi gerimis, ya. Mau bikin suasana romantis," tanya Reza penasaran.

"Nggak juga kok. Nggak tau tiba-tiba aja, aku hanyut terbawa suasana malam yang dingin. Alhamdulillah, aku bersyukur kepada Allah yang telah menganugerahkan kepada wanita biasa seperti diriku ini, dicintai oleh seorang pria sebaik kamu, Mas."

"Ah kamu ini. Rasanya berlebihan. Justru aku yang sangat bersyukur karena Allah telah menganugerahkan dirimu untuk melengkapi separuh agamaku."

Akhirnya mereka berdua tiba di hotel.

Anisa mengamati jalanan di sekitar hotel yang tidak basah. Sepertinya di area tersebut tadi tidak turun hujan.

Mereka memasuki hotel. Mereka masuk ke tempat di mana makan malam diadakan. Beberapa orang telah datang bersama keluarganya. Makan malam perusahaan yang diadakan oleh kantor Reza memang diselenggarakan dengan mengundang keluarga dari berbagai anggota divisi perusahaan. Kegiatan tersebut sengaja dilakukan demi mendapatkan dukungan yang kuat dari anggota keluarga, agar kedepannya bisnis yang akan dijalankan oleh perusahaan bisa berjalan lebih baik dan lancar.

Cinta Salah KamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang