Rasa Manis

2.8K 92 0
                                    

Reza memotong kue yang dibelinya, menyajikan di piring kemudian meletakkannya di atas meja makan. Sedangkan Anisa masih membereskan barang-barang belanjaannya, lalu menaruhnya di tempat semestinya. Setelahnya, ia langsung duduk di dekat Reza yang tengah menikmati kue.

Reza menyuapkan kue yang dipegangnya kepada Anisa. Anisa melahapnya. Pada kunyahan pertama, tiba-tiba saja memorinya melayang ke masa di mana dirinya, Ahmad dan dua temannya semasa di bangku kelas tiga SMP menjadi perwakilan untuk mengikuti sebuah kompetisi membuat kue. Kompetisi tersebut diikuti oleh beberapa SMP dan SMA.

Dengan kerja sama tim dan cita rasa yang dihasilkan oleh Cake buatan mereka, akhirnya mampu mengantarkan mereka menjadi juara pertama. Cake yang rasanya sama persis dengan yang dimakannya saat ini. Manis yang sama. Hanya saja Cake yang dinikmatinya saat ini terasa lebih lembut.

"Sayang..."

"Eh.. iya Mas. Kenapa ?"

"Gimana rasanya ? Kamu suka ?"

Anisa mengangguk, dengan mulut yang masih mengunyah.

"Enak. Apalagi disuapin sama Mas."

"Sayang, kayanya kios kue tadi masih cabang dari toko kue mamanya Tiara."

"Oh."

"Kamu nggak penasaran ?"

"Penasaran kenapa ?"

"Nama A & A Cake ?"

Anisa terdiam.

"Oh. Nggaklah. Emang ada yang aneh dengan nama itu ?"

"Ya kalau aku pikir, A & A itu inisial nama kalian."

Anisa mengerutkan dahinya seperti sedang berpikir.

"Ah, masa sih ? Kebetulan aja kayaknya. Lagian mas nih, main sangkut pautin aja. Udah ah, nggak usah bahas itu lagi. Aku mau mandi dulu."

"Mau ditemenin ?"

"Nggak usah."

"Sayang, tunggu dulu deh."

"Kenapa lagi ?"

"Kamu tahu nggak nama Cake yang kita makan tadi ?"

Anisa menggeleng.

"Nih." Reza menyerahkan sebuah kertas struk kepada Anisa.

Anisa membacanya dalam hati, 'Cake Cinta Seputih Kapas'. Ia baru sadar kalau Cake itu sama dengan yang dilihatnya tadi dengan nama Cake Kapas, namun berbeda bentuk.

***

Anisa baru saja keluar dari kelas. Ia melihat di dekat pagar, mobil Reza sudah terparkir menantinya. Reza membuka kaca mobilnya dan melempar senyum.

"Gimana hari ini ?"

"Alhamdulillah, lancar."

"Oh, iya. Aku mau ajak kamu ke suatu tempat."

"Kemana ?"

"Lihat saja nanti."

"Sekarang ?"

"Iya."

Mobil menyusuri jalanan ibu kota yang cukup lengang. Hari itu kantor Reza memang sedang libur, karena sedang ada pengecekan kondisi bangunan yang dilakukan setiap setengah tahun. Anisa penasaran kemana ia akan dibawa oleh suaminya itu.

Akhirnya mereka tiba di sebuah toko alat tulis dan mainan anak. Anisa melirik suaminya, semakin penasaran.

"Ayo kita masuk !"

Anisa mengangguk.

Mereka berdua masuk ke dalam toko tersebut. Berbagai jenis mainan menghiasi setiap rak, baik mainan untuk anak laki-laki ataupun anak perempuan. Selain itu ada juga berbagai alat-alat tulis yang tertata rapi di sisi rak lainnya.

Cinta Salah KamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang