Kecupan di Kening

5.2K 150 1
                                    

Entah apa yang mendorong anisa untuk memberanikan diri mencium pipi Reza ketika Reza sedang terlelap. Untungnya Reza tidak bergeming sedikitpun dari tidurnya. Anisa masih mengenakan mukenanya setelah selesai shalat tahajud. Kini ia senantiasa menghadirkan nama suaminya dalam setiap untaian doa-doanya.

***

Reza merasa lega karena ia tak harus mendengar omelan mamanya lagi tentang tidur sekamar. Tapi ada satu hal lain yang masih sulit untuk dilaksanakan dari petuah mamanya.

"Reza, kamu sebenarnya ngerti kan maksud bahasa isyarat Mama ke kamu. Kamu pasti pura-pura nggak ngerti aja. Iya kan ?"

"Isyarat apa sih Mah ?"

"Masa udah beberapa kali kamu masih belum ngerti juga ?"

"Mama, ini udah zaman now beda sama zaman dulu."

"Mau zaman dulu atau zaman sekarang yang namanya ungkapan cinta dan kasih sayang itu nggak jauh beda."

"Ma, tiap pasangan kan punya ciri khas masing-masing."

"Ah, bilang aja kamu masih malu-malu atau gengsi."

Akhirnya pagi itu sebelum berangkat ke kantor Reza memberanikan diri untuk menjawab tantangan dari mamanya. Setelah Anisa mencium tangannya, Reza meletakkan tangan kanannya di punggung Anisa, lalu ia maju dan mencium kening Anisa. Lantas ia menengok ke arah mamanya. Membuktikan bahwa ia bisa melakukan tantangan itu. Anisa seakan tak percaya dengan apa yang baru saja terjadi. Begitu tiba-tiba, membuat Anisa seakan sedang bermimpi di siang bolong. Mama dan Papanya tersenyum lebar.

***

Di dapur...

"Kok kelihatannya ada yang lagi berbunga-bunga. Senyum-senyum sendirian," goda bi Yuyun.

"Apaan sih Bi."

Anisa mulai banyak belajar memasak dari bi Yuyun. Dan tak jarang juga Anisa belajar memasak kue bersama mama mertuanya.

"Bibi kalau ngomong logatnya medok. Dari nama bibi, aku kira bibi itu orang Sunda."

"Bibi orang Jawa, non. Sebenarnya nama asli bibi itu Yuni Supriatin, tapi teman-teman bibi biasa panggil Yuyun. Jadi sampai sekarang terbiasa dipanggil Yuyun."

"Oh gitu."

***

"Anisa, Mama siang ini ada acara arisan di rumah teman. Kamu nggak apa-apa kan di rumah sama bi Yuyun ?"

"Iya mah."

"Oh iya, besok Reza yang akan antar kamu ke yayasan."

"Iya Mah."

"Mama senang kamu punya ketertarikan di bidang pendidikan. Bapaknya Mama juga dulu seorang guru. Setiap pagi beliau mengayuh sepedanya menuju ke sekolah. Lalu suatu hari dia mengalami kecelakaan ketika pulang dari sekolah dan akhirnya meninggal dunia."

***

Keesokan harinya, Reza mengantar Anisa ke yayasan dimana Anisa akan mengajar. Sedangkan pak Efendi berangkat ke kantor diantar oleh sopirnya. Setibanya di Yayasan mereka diantar oleh satpam sampai ke ruang Kepala Yayasan.

Yayasan di mana Anisa akan mengajar memiliki bangunan sekolah yang cukup besar dengan lapangan kecil di bagian tengahnya. Di belakang bangunan sekolah terdapat asrama untuk tempat tinggal anak-anak yatim piatu. Yayasan tersebut juga membuka pendidikan di jenjang TK, SD dan TPA.

Setelah berbicara dengan kepala Yayasan, Anisa menemui Reza di luar ruangan.

"Mas Reza bisa berangkat ke kantor sekarang karena hari ini aku akan mulai perkenalan dengan anak-anak."

"Oke kira-kira kamu selesai jam berapa ?"

"Aku belum tahu, nanti akan aku kabari."

***

Bu Nurul dan suaminya sedang duduk-duduk sambil menikmati teh hangat.

"Pa, gimana kalau Reza dan Anisa kita carikan rumah di Jakarta Selatan supaya Reza tidak terlalu jauh mengantar Anisa. Dan supaya mereka bisa lebih dekat lagi."

"Ya terserah Mamah aja gimana baiknya."

Reza dan Anisa menerima usulan dari mamanya. Akhirnya mereka pindah ke rumah baru.

"Kalian baik-baik ya, saling menjaga satu sama lain dan kalian bisa berkunjung ke rumah Papa dan Mama kapan pun kalian mau."

"Iya, ma."

***

Malam hari di rumah baru...

"Oh ya, kamu bilang kalau temanmu yang menawarkan kamu mengajar di Yayasan itu. Tapi sepertinya kamu belum pernah bertemu dia selama di Jakarta."

"Dia.. dia.. sudah meninggal dunia."

"Apa ?"

"Dia teman baikku di Bandung ketika SMA. Setelah lulus SMA dia merantau ke Jakarta berharap mendapat pekerjaan yang baik. Lalu akhirnya dia menikah dengan anak dari pemilik Yayasan. Setahun lalu, dia mengundangku untuk bertemu dengannya di Yayasan. Dia mengajakku untuk bersama mengurus anak-anak yatim piatu di sana. Saat itu ia sedang hamil. Kemudian aku mendapat kabar kalau ia meninggal dunia setelah melahirkan."

Anisa menangis mengenang teman baiknya yang telah tiada. Reza mendekat lalu menghapus air matanya. Kemudian...

Bersambung...❤

Cinta Salah KamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang