Part 8 : Berusaha

613 15 0
                                    

  Aku memperhatikan kak Andrew yang langsung membuka tas gendongnya. Melihatnya mengeluarkan sebuah kotak berukuran sedang.

"Nih buat kamu."

Berat. Itu yang aku rasakan saat menerima kotak darinya.

"Apa ini kak?"

"Hadiah ulang tahun lah."

"Berat banget. Makasih?"

"Sama-sama. Udah gih pulang."

"................."

"Apa?" Ia terlihat menahan tawa.

"Ngeselin sih. Yaudah aku pulang beneran ya."

"HAHAHA bercanda bercanda. Yuk."

"Yuk kemana sih?"

"Yuk traktir aku lah emang kemana lagi?"

"Mau ditraktir kemana?"

"Kemana aja yang kamu suka."

"Yaudah aku mau ke Mylac Coffee yang dijalan Braga hehe. Gimana?"

Ia mengangguk. "Oke boleh. Aku ambil motor dulu ya, diparkiran."

"Oke aku tunggu sini."

Ia mengangguk lagi lalu berjalan menuju parkiran motornya. Tak perlu waktu lama, ia pun kembali menghampiriku dengan motor yang dinaikinya. "Yuk."

Aku lalu memakai helmku dan menaiki motornya. Kami pun menuju daerah Braga. Untungnya, jalanan tidak terlalu macet sehingga kami bisa sampai disana dengan cepat. Kami pun turun dari motor dan memasuki Café tersebut. Lalu kami duduk dan memesan beberapa kopi dan cemilan.

"Kak aku boleh buka kadonya nih?"

"Iya buka aja kali."

Aku pun membuka kadonya yang lumayan berat itu. Ada banyak buku disana. Ada buku kiat-kiat belajar Akuntansi, buku kumpulan Quotes, dan kumpulan rumus-rumus.

"Kak ini banyak banget loh?"

"Kamu suka gak?"

"Iya suka sih kak apalagi ada kiat-kiat belajar Akuntansi segala. Semoga beneran membantu nih bukunya." Aku tersenyum.

"Ya kan kamu sendiri yang bilang kalau kamu struggle dalam beberapa mata kuliah Akuntansi jadi aku beliin itu, supaya kamu tetap semangat."

"Hmm semoga aku bisa terus semangat dan bertahan aja sih kak walau ini berat buat aku. Tadinya aku pikir aku bisa ngelewatin ini semua tanpa ada halangan. Gak taunya akunya yang gak mampu."

"Hey kamu jangan gitu, kamu harus semangat. Aku juga lagi berjuang, kamu juga harus berjuang dong. Aku yakin kamu pasti bisa. Ada aku yang bakal temanin kamu."

Aku tersenyum. "Makasih ya kak udah semangatin aku. Yuk kita berusaha bareng-bareng!"

"Nah gitu dong, senyum kan manis."

Aku mengerutkan dahiku. "Apaan sih kak?"

Tak lama kemudian pesanan kami datang.

"Tapi ngomong-ngomong ya, kalau memang kamu butuh bantuan aku kamu tinggal bilang aja. Siapa tau aku bisa bantu kan."

"Iyaaa kak, kakak juga kalau ada apa-apa bisa minta bantuan aku loh." Ujarku sambil meminum Caramel Latte kesukaanku.

"Jadi gimana ujiannya?"

"Yaaa gitu deh kak. Kayaknya bakal ada 1 lagi yang gagal."

"Loh kok bisa?"

"Iya soalnya pas praktek aku sempet sakit 2x sedangkan izinnya hanya bisa 2x dan nilai tambahannya juga cuma pas kalau masuk aja."

"Terus?"

"Terus ya kemarin soalnya banyak banget yang ga jelas gitu. Padahal udah open book kan. Dikirain open book gampang taunya gitu aja. Kalau sampai aku down gara-gara ini aku bakal sedih banget kak."

"Yaudah kamu harus bisa ngejalaninnya. Yang penting kamu udah jujur kan waktu ngerjainnya? Dan kamu udah berusaha semampu kamu. Kalau memang gagal, tinggal belajar lagi dan perbaikin. Yang serius kali ini."

Aku mengedikkan bahu. "Aku gak ngerti kurang serius apa. Aku les sebelum ujian udah, belajar pagi malam udah. Kenapa masih belum lolos. Aku capek buang-buang waktu dan uang."

"Semua gak ada yang sia-sia, kamu kayak gitu karena diminta untuk berbagi pengalaman nantinya, biar orang-orang gak putus asa. Nah gimana cara kamu nyemangatin orang-orang yang putus asa itu? Ya tentu aja kamu harus tegar menghadapi ini semua. Kamu ga boleh sedih."

"Hehe iya kak... Makasih banget sarannya loh? Kakak juga pernah ada di saat gagal?"

"Ya pernah dan sering. Tapi aku tetap terus maju dan ga bakal putus asa."

"Kakak kayaknya bagus dalam menginspirasi orang deh."

"Ah apaan, gak juga.."

"Ih beneran...."

Tiba-tiba hujan turun deras.

"Kenapa sih setiap kita ketemu ya selalu aja hujan turun."

"Hujannya gak mau liat kakak kali?" Candaku.

"Yang ada, hujannya gak mau liat kamu sedih. Jadi dia ikutan sedih kan."

"Haha apaan sih kak."

Punya Pacar Anak TeknikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang