Chapter 3

2.3K 104 5
                                    

"Ephine punya trauma,"

"Trauma?" Tanya Vino dengan wajah kebingungan.

"Iya! Tapi lo jangan bilang ke siapa-siapa!" Ucap Vanes  dengan wajah sangarnya.

"Tenang aja kalau sama gue mah!" Ucap Vino dengan senyum lebarnya.

"Sini gue yang pesenin makanan buat lo!" Ucap Vino dengan wajah riang pada Ephine.

Evita yang dari tadi hanya diam, kini ia membuka mulutnya lebar-lebar. Sejak kapan Vino jadi baik seperti ini?

"Gak usah,  gue bisa sendiri kok!" Ucap Ephine.

Bukannya mengikuti kata Ephine, tapi Vino malah pergi kesuatu warung yang menjual bakso, lalu memesan empat mangkok bakso. Setelah beberapa menit, akhirnya Vino kembali dengan empat mangkok bakso dan empat gelas minuman dingin.

"Aaa...thank you lho Vin! Lo emang terbaik deh!" Ucap Evita kegirangan. Vino pun membalasnya dengan anggukan dan senyum indah dari bibir pria tampan.

Mereka berempat pun mulai memakan makanan mereka dengan lahap.

"Btw nih Vin. Lo kok jadi baik gini sih? Biasanya lo yang nyuruh anak-anak sini buat mesenin makanan buat lo dengan tingkah pecicilan lo. Lah sekarang? Kok jadi lo yang baik sih?" Tanya Evita membuat Vino hanya menggaruk-garuk leher belakangnya.

"Kan gua selalu baik buat semua orang! Tapi lo aja yang gak pernah liat gue kalau lagi baik!" Ucap Vino dengan senyum manisnya.

"Bisa aja lo!" Ucap Evita yang ikut tersenyum.

"Tapi makasih ya Vin! Lo udah mesenin kita makanan!" Ucap Vanes sambil mengedipkan satu matanya pada Vino.

Saat itu juga Vino menutup matanya, lalu menarik nafasnya dalam-dalam.

"Lo kenapa deh? Sampe segitunya," tanya Ephine sambil memasukkan satu biji bakso kemulutnya.

"Gua takut langsung baper ke kakak lo!" Ucap Vino saat sudah membuka matanya.

"Wait! Kok lo bisa bedain kita?!" Tanya Vanes dengan suara besar.

"Pelan-pelan aja kali ngomongnya! Iya lah gue bisa bedain! Soalnya kalau gue liat-liat tuh, kalian beda tau mukanya," ucap Vino yang hanya mendapat anggukan dari si kembar Tasanee.

"Udah deh! Mendingan kalian lanjut makan aja!" Ucap Evita yang hampir menghabiskan makanannya.

Vanes, Vino, dan Ephine membalikan wajahnya, lalu menatap mangkok yang sudah sisa satu biji mangkok didalamnya. Mereka semua membuka mulutnya lebar-lebar.

"Lo laper atau doyan?!" Tanya Ephine dengan suaranya.

"Laper! Soalnya perut gue sakit pas liat Aidano gandengan tangan sama cabe-cabean yang bernama LOREN!!" Ucap Evita dengan sinis saat mengucapkan nama Loren.

"Lo kenapa? Iri?"

"Gue mantannya Aidano yang masih cinta sama Dano!" Ucap Evita yang hampir meneteskan air matanya.

"Lho? Ken-" ucapan Vanes terpotong saat mendengar teriakan sang adik.

"JANGAN NGOMONGIN DIA!" Teriak Ephine dengan wajah memerah padam.

Vino yang sedang makan pun terkejut hingga bakso yang ada disendoknya melompat kelantai.

"Sorry dek, gue lupa." Ephine pun hanya mengangguk pelan dan berusaha menetralkan deru nafasnya.

"Pulang mampir ke cafe waktu kita ketemu ya!" Ucap Vino dengan senyum manisnya.

"Iya." Balas Vanes dengan senyum manisnya juga.

my stupid badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang