Chapter 6

1.9K 89 4
                                    

Setelah sekitar 30 menit Ephine bercakap ria dengan lelaki disampingnya akhirnya Vanes datang menjemputnya dengan sebuah mobil berwarna hitam.

"Lo daritadi dek?!" Tanya Vanes yg keluar dari mobil sambil terburu-buru.

"Lo kemana sih kak?! Gue nungguin tau!" Ucap Ephine kesal.

"Maaf, pas lo chat gue tiba-tiba hp gue mati!" Ucap Vanes sambil memegang tangan Ephine.

Pandangan Vanes beralih pada lelaki yang sedang duduk disamping Ephine tadi.

"Ngapain lo?! Lo gak diapa-apain dia kan dek?!" Tanya Vanes khawatir.

"Yaelah kak! Cuma ngobrol doang kok!" Ucap Ephine sambil menatap kakaknya kesal.

"Udah ayok masuk mobil!" Ucap Vanes sambil menarik tangan sang adik.

"Terus Nichole gimana?!" Tanya Ephine sambil melepas genggaman tangannya dari tangan sang kakak.

"Gue bisa nunggu hujannya berhenti kok!" Ucap Nichole sambil tersenyum manis.

"Gak! Lo harus ikut gue!" Ucap Ephine yang mendapat tatapan horor dari sang kakak.

"Gue bilang gak! Ya gak!" Ucap Vanes dengan tampang galaknya.

"Apaan sih kak! Dia yang dari tadi nemenin gue! Dia yang ngasih jaket ini biar gue gak kedinginan! Dia yang ngajak gue ngobrol terus! Masa iya gue tinggalin?!" Ucap Ephine membuat Vanes menghela nafasnya dengan berat.

"Oke! Lo ikut gue!" Ucap Vanes sambil menunjuk Nichole.

Dengan rasa senang Nichole pun tersenyum dan berteriak "YES!"

Ephine hanya menatap Nichole dengan kekehan, tapi beda dengan Vanes yang menatap Nichole dengan tatapan benci.

Karena sadar ditatap dengan mata tajam, akhirnya Nichole menatap ke arah Vanes dan saat itu juga Nichole hanya dia dan tak berkutik.

"Ayok masuk Nic!" Ucap Ephine saat merasa suasana sudah tak beres.

Nichole pun hanya mengikuti apa yang Ephine katakan. Ia takut Vanes akan berubah menjadi sebuah monster mematikan jika ia menanggapi ucapan Vanes.

Saat diperjalanan pun Ephine, Vanes, dan Nichole hanya diam menikmati butiran-butiran hujan yang jatuh dan mendengarkan sebuah lagu yang berputar di radio.

Entah ada pikiran dari mana, Nichole pun memberanikan diri untuk mulai bertanya pada Vanes.

"Ini mobil siapa nes?" Tanya Nichole membuat Vanes menatap Nichole dengan tajam.

Setelah puas menatap Nichole dengan tajam, akhirnya Vanes mengembalikan tatapannya untuk fokus menatap jalanan.

"Ganggu orang nyetir aja!" Ucap Vanes dengan tajam.

"Kan gua cuma nanya," gumam Nichole pelan, tetapi sayangnya telinga Vanes bisa mendengar apa yang Nichole katakan.

"Bacot lo!" Ucap Vanes lagi dengan tajam.

"Yaelah kak! Dia kan cuma nanya!" Ucap Ephine yang diangguki Nichole dengan anggukan super cepat.

"Mobil temen gue! Puas lo?!" Ucap Vanes yang hanya diangguki oleh Nichole.

Setelah percakapan itu, Ephine dan Nichole memilih diam, karena takut Vanes akan berubah menjadi Hulk? Mungkin.

Tanpa waktu yang lama, akhirnya sampailah kembar Tasanee dan Nichole di cafe yang mereka akan kunjungi.

"Itu siapa?" Tanya Ephine sambil menunjuk seorang laki-laki yang sedang duduk disamping Evita.

"Temen gue lah!"

my stupid badboyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang