Harap tekan tombol bintang sebelum atau sesudah membaca. Jangan lupa untuk berkomentar.
•
•
Terima kasih sudah menjadi bagian dalam cerita Abang [Blissfulness]. Borahae💜
🍦🍦🍦
Mendengar kabar buruk dari Taehyung barusan, membuat y/n terkejut. Ia menatap mata Taehyung yang terlihat meyakinkan. Degup jantungnya berdetak dengan cepat. Tidak percaya dengan berita kali ini. Kenapa bisa secepat itu? Oma terlihat masih baik-baik saja terakhir kali ia bertemu dengan wanita tua itu.
Taehyung menatap Adiknya dengan pandangan khawatir. Ia menyeka keringat yang membasahi kening y/n. Membawa gadis itu ke dalam pelukan lalu mengelus punggungnya supaya y/n jauh lebih tenang.
"Kita berangkat ya? Yang lain udah duluan ke sana."
Y/n mengangguk. Ia hanya bisa menuruti setiap ucapan Taehyung dengan gelengan maupun anggukkan. Laki-laki tampan itu mulai naik ke atas motor. Dengan diikuti y/n di belakangnya. Taehyung menoleh ke belakang. Ia menarik tangan y/n untuk memeluk pinggangnya. Supaya gadis itu tetap aman jika ada rasa kantuk yang menyerang.
"Nanti kalau udah sampe, y/n jangan jauh-jauh dari Abang ya?"
"Iya," jawab y/n dengan suara pelan. Y/n menyenderkan kepalanya pada bahu Taehyung. Memandang jalan dengan tatapan kosong. Yang biasanya ia mengobrol pada diri sendiri ketika berjalan-jalan naik motor, kini hanya helaan napas yang sesekali terdengar. Tidak ada ucapan apapun yang ingin y/n keluarkan dari mulutnya.
Taehyung melihat tangan y/n yang memeluk erat pinggangnya. Dielusnya pelan dengan helaan napas yang keluar. Ia pun sama tidak menyangkanya dengan gadis itu. Terlalu mendadak. Padahal berharap kalau Oma akan tetap baik-baik saja. Supaya mereka bisa kembali berlibur di akhir tahun nanti. Tapi nyatanya, wanita tua itu lebih memilih untuk menyerah dan kembali berserah kepada sang pencipta.
Laki-laki tampan itu menjalankan motornya menuju rumah duka di mana seluruh keluarganya sudah menunggu di sana.
Hanya butuh sekiranya 30 menit untuk sampai ke tempat itu.
Taehyung membantu y/n membuka helm yang menutupi kepala adiknya itu. Dilihatnya wajah y/n dengan tatapan khawatir. Ada rasa aneh yang ia rasakan kala melihat y/n sependiam ini. Tapi, siapa sih yang enggak sedih bila melihat salah satu keluarga pergi meninggalkan bahkan sampai kita tidak akan pernah melihatnya kembali?
Y/n yang awalnya menunduk langsung mendongak dengan pelupuk mata yang sudah basah dengan air mata. Menatap Taehyung dengan tatapan sendu. Karena paham apa yang y/n minta, Taehyung langsung memeluk hangat gadis itu. Mengelus lembut kepala yang ditumbuhi rambut panjangnya.
"Nangisnya jangan lama-lama ya, Oma juga pasti nggak mau liat y/n sedih terus-terusan."
Taehyung mengangguk dalam pelukan Taehyung. Ia menjauhkan dirinya sedikit lebih jauh dari Abangnya itu. Mengusap air matanya kasar, dan mencoba memperlihatkan senyum yang setulus mungkin pada laki-laki tampan itu.
Tangan Taehyung terulur menggenggam tangan y/n. Ia menarik Adiknya untuk membawanya ke dalam. Tidak jauh di sana, ia melihat Abang yang lain melambaikan tangan ke arahnya. Taehyung langsung menghampiri mereka.
"Kalian berdua ke Mama dulu sana. Daritadi ditungguin Mama tuh." y/n dan Taehyung langsung menganggik menuruti.
Seokjin yang melihat y/n langsung mengelus rambut panjang gadis itu dengan lembut. Tersenyum manis dengan kepala yang dianggukkan. Dari matanya terlihat kalau laki-laki itu berkata 'kuat ya? Kan ada Abang'. Melihat tatapan itu, tentu saja y/n langsunng tersenyum. Dibawanya y/n oleh Taehyung ke Mama dan Papa yang ada di sana dengan tangan yang menggenggam tangan y/n erat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang - Bts (Blissfulness)
Fanfiction[Tidak menerima plagiat dalam bentuk apapun!] Punya Abang banyak, tapi pada gak bener semua. Rasanya tuh campur aduk. "Y/n sayang Abang." - Kim y/n. "Tapi kita enggak." - Abang. Cover by : @jc.graphicc Copyright ©2018 (29-05-2018) By Atkhmrlni