Harap tekan tombol bintang sebelum atau sesudah membaca. Jangan lupa untuk berkomentar.
•
•
Terima kasih sudah menjadi bagian dalam cerita Abang [Blissfulness]. Borahae💜
🍦🍦🍦
"Abang, pusing."
Y/n membuka matanya perlahan menatap Jimin yang duduk menjaganya di salah satu kamar yanng terdapat di rumah mendiang Neneknya. Tadi baru saja sampai, Jimin langsung menggendong y/n dengan hati-hati masuk ke dalam rumah. Menyuruh Jungkook mencari obat di kotak P3K, dan juga meminta Yoongi membuatkan bubur untuk y/n.
Laki-laki tampan itu membungkuk mendekatkan tubuhnya pada y/n. Memperhatikan wajah adiknya serta mengusap kening y/n yang mengeluarkan banyak keringat itu. Ia menatap y/n dengan lembut. Jimin tidak mengeluarkan suara apapun, pemuda itu hanya diam menunggu y/n mengeluarkan suara kembali.
Y/n memegang tenggorokannya yang terasa kering. Dengan sigap, Jimin langsung mengambil gelas beling di atas nakas yang Yoongi bawakan tadi. Ia membantu y/n untuk duduk, memegang pundak perempuan itu dan menopangkan tangannya di bawah dagu y/n supaya air yang berjatuhan tidak mengenai baju adiknya.
"Bang Yun lagi buat bubur, nanti abis makan langsung minum obat ya?"
Y/n menggeleng sambil menjauhkan dirinya dari Jimin. Ia lebih memillih kembali membaringkan tubuhnya pada ranjang tempat tidur. Memejamkan mata untuk sekedar mengurangi rasa pusing yang ia rasakan sejak tadi.
Jimin diam menatap y/n sebentar. Lalu tak lama ia bangun dari duduknya pergi menyusul Yoongi serta Jungkook yang berada di lantai bawah. Lelaki tampan itu menghampiri Yoongi yang sedang berkutat dengan beberapa alat masak. Masih sibuk memersiapkan bubur untuk y/n.
"Masih lama, Bang?"
"Bentar lagi. Jim, bantu Jek tuh cari obatnya. Frustasi banget dia dari tadi."
Jimin menuruti ucapan Yoongi. Ia segera menghampiri Jungkook yang sedang duduk di meja makan. Melihat ke dalam kotak lalu tak lama kembali melihat ke arah ponsel. Mungkin untuk memastikan kalau nanti ia membawa obat yang benar.
"Itu yang lo pegang udah bener. Main game mulu sih lo. Sana ke atas, jagain y/n."
"Dih bantet, berisik."
Jungkook memeletkan lidah mengejek Jimin sebelum pergi ke atas menghampiri y/n. Bukannya marah ataupun kesal, laki-laki yang dipanggil bantet oleh Jungkook tadi hanya tertawa melihat kelakuan sang adik.
"Y/N LAGI SAKIT, JANGAN AJAK BERANTEM DULU."
"IYA GUE JUGA TAU."
"BERISIK NGGAK USAH TERIAK." Yoongi mulai mengeluarkan omelannya.
Jungkook hanya tertawa kecil mendengar suara Yoongi. Terkadang ia heran, dari enam adik yang Yoongi punya, hanya ia dan y/n yang termasuk paling berani dengan Yoongi. Di saat yang lain takut menjabak atau menganggu Yoongi yang sedang sibuk, justru y/n ataupun Jungkook sering bekerja sama untuk menjahili Yoongi. Mungkin memang tipe adik yang kurang ajar itu seperti y/n dan juga Jungkook.
Jungkook membuka pintu kamar, berjalan cepat masuk ke dalam, lalu tanpa berucap untuk memberitahu y/n kalau ia yang masuk, Jungkook langsung menidurkan diri di samping adiknya. Ia menghadap ke arah y/n yang membelakanginya. Mendekatkan wajahnya pada kepala y/n agar suara bisikannya terdengar jelas di telinga gadis itu.
"Dek, bangun. Mau martabak nggak?"
"Nanti Abang beliin lewat ojek online."
"Adek mau berapa kotak? 2 atau 4?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Abang - Bts (Blissfulness)
Fiksi Penggemar[Tidak menerima plagiat dalam bentuk apapun!] Punya Abang banyak, tapi pada gak bener semua. Rasanya tuh campur aduk. "Y/n sayang Abang." - Kim y/n. "Tapi kita enggak." - Abang. Cover by : @jc.graphicc Copyright ©2018 (29-05-2018) By Atkhmrlni