Syauqillah Syadzahra THE END

8.4K 350 37
                                    

SYAUQILLAH & SYADZAHRA

Berjuta detik hingga nafas kesendirianku berganti kebersamaan abadi

Beribu menit dalam setiap langkah kesendirianku berganti langkah kebersamaan abadi dalam cinta

Beratus jam dalam tangisku terganti tawa bahagia dalam kebersamaan abadi karena Allah

Dan berpuluh harianku akan berubah karena sang penulis Skenario terbaik telah mengirimu untukku Meski terawali banjir air mata darah dan rapuhnya sang raga

-Syauqillah & Syadzahra-

***

''Ya Asyraf Syauqi Arsyad bin Muhammad Akbar uzawwijuka 'ala ma amarollohu min imsakin bima'rufin au tasriihim bi ihsanin, ya Asyraf Syauqi Arsyad bin Muhammad Akbar anakahtuka wa zawwaja-tuka makhtubataka Aira Syadza Azzahra binti Khatib Ammanullah bi mahari QS. At-Takwir, mushaf Al Quran wa alatil'ibadahhaalan''

''Qobiltu nikaahaa wa tzawijahaa bimaharil madz-kuur haalan''

''Bagaimana saksi, sah?''

''Sah!!''

''Alhamdulillahhirabiil'alamin'' Syauqi mengucap syukur ratusan kali ketika dirinya berhasil mengucap ijab qobul dalam satu tarikan nafas, tangannya mengadah mengucap doa hingga tak terasa air matanya menetes bahagia.

Kalimat sakral yang begitu menggetarkan sekujur tubuh yang melemas bagai sang Mawar yang akan menggugurkan kelopak indahnya karena terlepas sudah masa kesendiriannya dan akan terganti kebersamaan bersama seseorang yang senantiasa mencintai begitu tulus dengan Cinta yang terpenjara dalam doa.

Sebelum kalimat sakral yang menggema terdengar bacaan QS. At Takwir yang memenuhi hampir seluruh gedung mewah milik Akbar ketika sang pengantin pria menggetarkan bibirnya membaca surah yang di minta sebagai mahar dari sang pengantin wanita. Sebutir air mata yang turun dari mata sayu karena termakan usia terjatuh lepas begitu saja karena begitu bersykur putrinya mendapatkan lelaki yang tampan segalanya akhlak agama dan parasnya, betapa leganya menjadi seorang Ayah ketika menikahkan putrinya dengan lelaki yang tak diragukan lagi kecintaannya pada Allah.

Gadis yang telah resmi melepas masa kesendiriannya menangis tersedu ketika terdengar bacaan QS. At Takwir dan ijab Qobul terucap begitu lantang dalam satu tarikan nafas, kesedihannya bertambah kala mengingat dirinya akan meninggalkan Khatib dan terkurung dalam kesendirian dalam rumah yang besar,

''Berhenti menangis Sya, atau make up mu akan luntur sebelum suamimu melihatmu'' ucap Nur sambil megusap air mata yang semakin menembus cadar putih.

Gaun pengantin berwarna putih lengkap dengan sehelai kain yang menutupi separuh wajahnya terlihat anggun ketika melekat pas di tubuhnya, tidak terlalu ketat dan tidak terlalu longgar.

Khimar yang menguntai panjang menutupi dadanya semakin terlihat menawan ketika mahkota kecil di atas kepalanya memperindah dan menegaskan bahwa hari ini dirinya lah Putri yang telah lama trsembunyi dari balik doa.

''Lihat, Syauqi datang. Jadi berhentilah menangis'' ucap Khadijah saat sosok ber jas putih terlihat dari balik tirai transparan.

Jantungnya berdetak tidak normal, bahkan matanya yang sedari tadi berair kini terhenti dan berubah gugup yang cukup hebat hingga tangannya dingin, lalu sebuah tangan yang begitu lembut mengeratkan genggamannya memberikan kekuatan dan berkata bahwa akan baik-baik saja.

Bayangan sosok tegap semakin mendekat dan tepat didepan tirai yang menutup ruangan khusus untuk pengantin wanira, wajahnya tertunduk tak berani menatap sang pria yang kini sudah menyibakan tirai begitu pelan. Pikirannya kalut dengan kegugupan hingga sudah terhitung menit dirinya tidak melihat kea rah lelaki di hadapannya. Senyumnya terpancar indah dari balik cadar ketika selintas pikiran bahwa lelaki di hadapannya kini sudah resmi menjadi miliknya.

Syauqillah Syadzahra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang