2. Kekecewaan dan rasa percaya

4.4K 344 62
                                    

Kekosongan, hanya itu yang aku dapati ketika aku pertama kali membuka mataku. tahukah kamu hal itu menyisakan perasaan sesak yang perlahan-lahan menyebar di dalam rongga dadaku, hingga aku kesulitan untuk bernafas.

Sebenarnya keinginan ku, sederhana. Hanya ingin melihat wajahmu, pertama kali ketika aku membuka mata, untuk meyakinkan diri bahwa kau itu nyata, namun yang aku dapatkan hanyalah sebuah rasa kecewa.

**********

"Kenapa wajahmu di tekuk seperti itu? Ada masalah? Harusnya kau senang setelah menghabiskan waktu bersama dia."

Pria manis yang tengah di ajak mengobrol itu justru mengangkat bahunya dengan acuh, lebih memilih untuk memandang ke arah jendela mobil yang saat ini di tumpanginya, dari pada harus menjawab pertanyaan yang keluar dari mulut manegernya.

"Krist, ada masalah lagi?"

"Tidak, bisakah tidak membahas dia diantara kita? Aku sedang malas sungguh."

"Kenapa lagi, kali ini?"

"Entah."

"Ada apa?"

"Jangan memaksa ku."

"Jika moodmu buruk, kau pasti akan membuat masalah di event nanti. Jangan sampai kau memukul orang karena itu."

Namun Krist benar-benar tidak memperdulikan apa yang wanita itu katakan, orang itu saja yang membuatnya kesal, jadi Krist memukulnya.

Bayangkan saja, jika mood mu buruk. Tiba-tiba ada orang yang tidak bertanggung jawab, membuat moodmu menjadi buruk lebih dari tadi, tidak Krist bunuh saja pria itu masih beruntung.

Bukankah pria wajar saling memukul?

Apakah dia harus bermain jambak-jambakan ala wanita-wanita di sebuah drama, saling melemparkan sindiran sinis satu sama lain, tidak mungkin, 'kan?

"Dia pergi dan hanya meninggalkan ini." Ujar Krist yang lelah jika harus di cecar oleh manegernya terus menerus, wanita itu tidak akan pernah puas jika belum mendapatkan apa yang dia inginkan, sungguh mengesalkan.

Yui, mengambil sebuah kertas yang kini berada di tangan Krist, setelah membacanya dia menjadi kesal, lalu melirik ke arah anak asuhnya, yang keras kepala dan tidak bisa di atur itu, sudah dia katakan sebelumnya putuskan saja, tetapi dengan bodohnya masih mau terus bersamanya.

"Kau bodoh atau tolol?"

"Tidak dua-duanya."

"Tidakkah, sedikit terbersit di dalam otakmu yang dangkal itu. Apa kau tidak sadar, jika dia hanya memanfaatkan mu saja."

"P'Singto, tidak begitu."

Helaan nafas berat keluar dari mulut wanita itu, apa harus dia membenturkan kepala Krist ke arah kaca mobil dengan keras, supaya dia sadar apa yang terjadi sebenarnya.

"Dia hanya datang, untuk tidur dengan mu. Lalu pagi harinya dia menghilang dan hanya meninggalkan sepucuk surat ini, aku tahu dia sibuk, tapi apa susahnya menunggu mu bangun? Jangan terus membelanya, buka matamu yang lebar, dia tidak seperti yang kau pikirkan." Jelas Yui, panjang lebar berharap Krist mengerti, meskipun itu tidak akan pernah terjadi.

[14]. Stay With Me { Painful Love } [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang