5. Kau dan aku

2.8K 299 54
                                    

Hidup diantara kepura-puraan dan realita itulah yang aku rasakan saat ini, tetapi aku harus menerima kenyataan yang ada, karena sekalipun aku menolaknya itu tidak akan berarti apa-apa lagi sekarang.

*********

Di sebuah ruangan yang masih telihat remang-remang, ada seorang pria tampan yang tengah memejamkan matanya, masih terjaga di alam mimpinya, Singto menggeliat di dalam tidurnya, tanganya mengarah ke arah samping untuk memeluk seseorang yang tengah ada di sampingnya. Namun yang dia dapati hanyalah sebuah kekosongan, membuat Singto membuka kelopak matanya dengan perlahan, untuk mengecek keberadaan Krist.

Dan ternyata memang benar-benar kosong, tidak ada orang di sampingnya, pria itu memposisikan dirinya untuk duduk, dan menatap sekelilingnya, ini memang benar tempat Krist, karena seingatnya kemarin dia mengantar Krist pulang, sebab kekasihnya itu tengah tertidur.

"Krist.…"

Tidak ada jawaban apapun.

Singto mencoba menatap ke arah kamar mandi, tetapi kamar mandi yang tertutup itu terlihat gelap, Krist tidak mungkin ada di dalam sana, hingga tiba-tiba terdengar sedikit suara kegaduhan dari arah luar kamar, membuat Singto langsung menyibak selimut yang menutupi tubuhnya, lalu menurunkan kakinya, sebelum melangkahkan kakinya untuk mencari keberadaan Krist.

Hingga akhirnya dia bisa tenang, ketika melihat Krist yang tengah sibuk dengan sesuatu di dapur, pria manis itu terlihat kuwalahan akan sesuatu, Singto menghampirinya dan memeluknya dari belakang, membuat Krist terlonjak kaget, sampai hampir memukul Singto dengan sendok sayur yang di pegangnya.

"Kau mengagetkan aku."

"Ini masih terlalu pagi, untuk apa kau ada disini?"

Krist mengangkat bahunya acuh, tidak memperdulikan pertanyaan Singto, hingga membuat pria itu meletakan kepalanya di bahu Krist, lalu mengecup pipi pria manis itu dengan gemas.

"Hentikan!"

"Jawab aku."

"Membuatkanmu sarapan, harusnya kau tahu itu."

"Iya, aku tahu. Tapi ini terlalu pagi."

"Kau selalu sudah pergi ketika aku membuka mata, jadi aku berpikir untuk…."

"Kau sangat perhatian."

"Aku tahu, kau selalu mengabaikan sarapan, sampai kadang larut malam kau baru makan. Aku takut kau sakit."

Singto terdiam sejenak, lalu mengecup pipi Krist lagi. "Kau tidak marah lagi?"

Krist menggelengkan kepalanya, sambil terus melakukan apa yang tengah di kerjakannya. "Tidak, lagipula itu akan membuang-buang waktu saja. Seperti biasanya aku mencoba mengerti disini." Tangan Krist mematikan kompornya, lalu membalikan tubuhnya ke arah Singto, "Percuma aku marah, karena itu tidak akan ada artinya untuk mu."

"Bukan seperti itu, Krist."

"Lalu? Sudahlah, aku sedang baik sekarang, jadi tidak perlu membicarakan tentang kau dan juga pekerjaanmu. Aku lelah jika harus memikirkannya."

"Tidak ada apa-apa antara aku dan dia, percayalah."

"Aku percaya, bahkan selalu percaya padamu. Jika tidak, aku tidak akan bertahan sampai sekarang."

"Aku tahu, kau selalu percaya kepada ku."

"Kapan kau akan pergi?"

"Kenapa? Biasanya kau tidak mau aku pergi."

"Jika aku memintamu untuk tetap disini. Apa kau akan menurutiku?"

"Aku mau, hanya saja.…"

"Kau tidak bisa, kan? Aku tahu, tidak apa-apa. Aku mengerti."

[14]. Stay With Me { Painful Love } [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang