6. Sedikit waktu

2.6K 285 56
                                    

Aku tidak pernah membayangkan mempunyai hubungan diam-diam dan terlarang akan seberat ini. Setiap hari yang aku lewati penuh dengan kecemasan, dan sangat melelahkan. Penuh dengan tekanan dari banyaknya pihak, bahkan ketakutan kini mulai menyerangnya juga.

Semua masalah itu bukan hanya di sebabkan oleh keadaan, tetapi juga pemikiran ku. akal sehat dan hatiku setiap menitnya selalu berperang dingin. Tidak ada salah satu dari mereka yang mau mengalah sedikitpun. Mencoba menentukan siapa diantara keduanya yang paling benar.

Hingga akhirnya, aku menyakitinya. Seseorang yang selalu ada untuk ku, dan selalu mencoba mengerti aku, meskipun seperti itu, meskipun aku tahu ini hanya menyakitinya, aku tidak bisa berbuat apapun, untuk memperbaiki keadaan ini, karena ada yang lebih penting untukku sekarang.

___________

"Kau tidak jadi pergi?"

Pertanyaan yang keluar dari mulut Krist, membuat Singto menatap ke arah kekasihnya itu. Lalu menggelengkan kepalanya, sebenarnya dia ingin pergi, tetapi sepertinya Krist membutuhkannya.

Bohong jika Singto tidak merindukan pria itu, hanya saja dia benar-benar bosan, jika setiap keduanya bertemu hanya ada pertengkaran diantara mereka.

Dia tahu Krist keras kepala, hanya saja Singto juga sama. Mereka berdua tidak ada bedanya, hingga saat ini Singto bingung sendiri harus bagaimana.

Ya, memang semua ini adalah salahnya. Karena dia memang yang selalu bersalah disini. Namun ini bukan sepenuhnya kemauannya, dia juga ingin bersama Krist jika bisa, hanya saja tidak bisa. Banyak perkejaan yang harus di kerjakan olehnya, jika saja itu bisa dia tinggalkan, dia pasti akan meninggalkannya, tetapi tidak bisa. Dia tidak mempunyai keberanian untuk itu.

"Iya."

"Benarkah?"

Singto menganggukan kepalanya lagi kepada Krist, menatap pria manis itu yang tersenyum ke arahnya. Bukan Singto tidak mengerti perasaan Krist, dia mengerti pria itu, hanya saja sebenarnya Singto lebih memilih untuk mengabaikan semua itu, berpura-pura tidak tahu, agar dia berani mengambil keputusan, agar dia bisa sedikit merasa nyaman.

Krist pasti sangat tersiksa bersamanya, dia tahu itu. Namun dia tidak bisa melepaskan Krist. Tidak untuk saat ini atau sampai kapanpun, Krist penting untuknya.

Dulu dia berusaha agar, bisa sampai ke titik ini. Berusaha untuk membuat kekasihnya itu bangga, berusaha agar Krist terus melihatnya, meskipun yang tidak Singto sadari hanyalah dia berubah terlalu jauh, dan itu bukan membuat Krist bahagia seperti yang dia inginkan dulu, tetapi membuat kekasihnya itu merasa sedih.

"Jika kau pergi aku akan benar-benar marah."

Pria itu merengkuh tubuh Krist kedalam pelukannya, Singto tahu apapun yang akan dia lakukan, Krist pasti akan memaafkannya, awalnya pasti dia akan benar-benar marah, dan memaki Singto, itu yang selalu Krist lakukan, tetapi jika dia membujuknya Krist pasti akan langsung memaafkan dia.

"Tidak akan."

"Kau yakin?"

"Iya, kenapa kau bertanya terus daritadi?"

"Hanya untuk memastikan saja."

"Aku akan disini, hari ini dan menemani mu."

Krist menatap Singto dengan lekat, mencari kebenaran di dalam kedua manik mata Singto, tidak lelah jika harus di bohongin terus-menerus oleh kekasihnya itu.

"Jika kau membohongiku lagi, aku tidak akan pernah mau bertemu dengan mu."

"Tidak akan, Krist. Bukankah tadi kau bilang jika kau tidak akan mengajakku bertengkar?"

[14]. Stay With Me { Painful Love } [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang