4. Dia

3.1K 297 101
                                    

Perasaan kecewaku padamu, itu sudah tidak terhitung berapa banyaknya, hingga akhirnya membuat ku berpikir untuk melupakan segalanya, karena aku sudah tidak mampu lagi untuk menampungnya.

Hingga setiap harinya yang aku lalui hanya bertahan dari waktu ke waktu, berharap keyakinan ku tidak akan pernah akan goyah, karena itu yang paling aku takutkan ialah....

Ketika aku sudah tidak mampu lagi bertahan, hingga akhirnya pergi untuk meninggalkan mu.

***********

Hiruk pikuk yang cukup ramai di keramaian kota yang padat penduduk itu, menghiasi setiap jalanan di malam hari pada kota Bangkok, di sebuah tempat ada empat orang yang kini melangkahkan kakinya menuju suatu tempat, yang merupakan tempat nongkrong mereka.

Sebenarnya mereka sering kesana, hanya saja baru sekarang mereka bisa kesana berempat, hingga dua dari ke empat pria yang tengah berjalan itu menatap ke arah teman mereka yang kini terlihat sangat murung.

"Krist, kau kenapa?"

Iya, itu adalah krist dan juga teman-temannya sesama penyanyi, biasanya mereka selalu hangout ketika weekend, tapi beberapa bulan ini jarang, dan dari ini tidak tahu ada angin apa Krist mengajak mereka untuk hangout bersama.

Awalnya mereka ingin menolak, tapi karena Krist memaksa dengan terpaksa mereka ikut, sebab Krist adalah orang yang sudah untuk di tolak, jika tidak memukul mereka, pasti Krist tidak akan mau berbicara pada mereka lagi.

"Tidak apa-apa."

"Sepertinya suana hatimu tidak bagus."

Krist hanya menatap salah satu temannya yang bernama Gun itu dengan tersenyum simpul, yang artinya dia tidak ingin para temannya menanyakan alasanya, mereka sudah mengenal cukup lama, saat mereka sama-sama duduk di bangku menengah keatas, jadi mereka tahu bagaimana Krist dan sifatnya itu.

"Kau juga mendadak bisu, P"

Arm salah satu teman Krist yang ikut bersama mereka, menyenggolkan bahunya ke arah Toy yang ikut bersama mereka bertiga, tetapi pria itu juga membisu seperti Krist, membuat Arm dan Gun bingung, sebenarnya ada apa diantara mereka, apa mereka bertengkar, meskipun itu tidak mungkin terjadi, mereka semua tidak pernah bertengkar satu sama lain, mereka cukup mengerti dan saling memahami, bukankah sahabat itu memang seperti itu.

"Kau ingin aku bicara?"

Toy bertanya dengan wajah yang mengesalkan membuat Krist yang melihatnya ingin sekali memukul wajah menyebalkan dari pria itu.

"Tidak usah bicara, lebih baik kau bisu selamanya."

"Oh, kau iri kan."

"Tidak sama sekali."

"Kalian percaya arm? Gun? Dia iri pada kita, karena kita lebih terkenal dari pada dia."

Setelah mengatakan hal itu, toy merangkul bahu Arm dan juga Gun, mengabaikan Krist, hingga membuat Krist yang kesal jadi bertambah kesal, karena mereka semua sekarang berjalan mendahului dia.

Kesal, diabaikan. Krist langsung menyempil di antara Toy dan arm, dan memberikan lirikan sinis kepada para temannya.

"Oi, apa kau tidak sadar, jika kita berempat menghalangi jalanan orang, karena berangkulan di tengah jalan."

"Bagaimana jika ada yang mengira kita tidak normal?"

"Kalian memang tidak normal, benarkan krist?"

Krist menggangukan kepalanya, dan berhigh five bersama Toy, mengabaikan Arm dan juga Gun.

"Kalian yang lebih tidak normal, kemana-mana menempel seperti lem, hati-hati orang akan mengira kalian pasangan."

[14]. Stay With Me { Painful Love } [ Krist x Singto ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang