BILAH 11 - CHAOS

201 43 8
                                    

Hallooo ada yang menunggu kelanjutan cerita inikah??

Jangan lupa vote dan comment nya yawwww! ;) 

Kira - kira tebakan kalian tentang kelanjutan alurnya sama ga nih? :>

Cekidottt


Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Pemandangan desa yang tidak begitu ramai. Terhampar perkebunan yang luas. Disana warna hijau dedaunan mendominasi dan membuat mata kita segar melihatnya. Udara sejuk tak tertinggal untuk menambah keluarbiasaan tempat ini. Beberapa rumah dengan gaya rumah jepang kuno terjajar rapih dan masih kokoh berdiri.

Akashi mengajak y/n ke sebuah pedesaan di Kyoto. Sebuah desa yang jauh dari hiruk pikuk kehidupan di Kota. Ini adalah pengalaman perdana dimana ia menginjakan kakinya di Kyoto. y/n tak bisa munafik, ia begitu terkesima melihat apa yang ada di sekitarnya.

Pemandangan elok sebuah desa di Kyoto. Sejuk, tenang, dan klasik. Jangan lupakan juga dengan penampilannya yang cukup spesial. Baju mahal, riasan salon, alas kaki mahal dan seorang pemuda tampan yang berdampingan dengannya. Inilah nikmat duniawi bagi y/n.

"Makanlah aku yang membayar semuanya." Kata Akashi seraya mengambil sumpitnya.

Kini mereka berdua tengah berada di tempat makan tradisional Jepang. Kala pertama bagi y/n memakan makanan di rumah makan tradisional Jepang. Pertama ia masih malu – malu kucing. Makan dengan sopan dan jaim, namun lama kelamaan kenikmatan masakannya membuat y/n tak bisa menahannya. Y/n makan dengan sangat lahap.

"Kita akan kemana lagi?Eu, ups." Tanya y/n yang diakhiri sendawa. Ia sangat menikmati makanannya sampai kekenyangan. Kini ia menutup sebagian mukanya, malu karena telah bersendawa di hadapan si tuan Akashi.

"Kita akan bersantai dan minum teh." Jawab Akashi tidak mempedulikan sendawa y/n.

Sepasang insan itu terlihat sangat menikmati pemandangan di hadapannya. Sesekali angin berhembus lembut ke tempat mereka. Ketenangan di tempat ini memang luar biasa. Penat seakan meluap begitu saja. Seakan melakukan perjalanan waktu ke masa dimana kemodernan di negri Sakura belum ada.

Terlihat beberapa petani sedang memanen beberapa sayuran di kebunnya. Sesekali suara baling – baling yang tertup angin juga terdengar. Akashi dan y/n sedang bersantai di sebuah gazebo kuno. Sambil ditemani satu poci teh dan dua gelas, mereka menikmati suasana tanpa ditemani sedikitpun obrolan.

Asap yang mengepul dari teh itu sudah tak terlihat lagi, menandakan bahwa suhunya telah dingin. y/n sama sekali tidak menyentuh gelasnya, ia terlalu asik menikmati suasana tempat ini.

"Aku harap kau menikmati hari ini dan merasa terhibur." Akhirnya Akashi membuka suara.

Y/n teralih pandangannya, ia menatap pemuda crimson itu. "Hah? I-ini sangat luar biasa Akashi, aku sangat bahagia. Terimakasih."

○ PSIKE ( AU! AKASHI SEIJURO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang