Epilog

393 38 17
                                    




Semilir angin musim gugur kian tak ramah. Disana sebagian manusia tertawa sendiri. Tak sedikit juga yang mengajak bicara benda mati. Mentari enggan untuk menyapa. Awan cumulus telah berbaris ingin segera menyelimuti. Sauasana gedung tiga lantai ini semakin jelas menggambarkan, jika tempat ini tempat yang dipenuhi tekanan.

Seorang pemuda dengan ras melayu baru saja tiba di sebuah rumah sakit jiwa di Yokohama. Bicara dengan bahasa inggris seadanya, karena dia tidak bisa berbahasa jepang. Dipandu oleh salah satu perawat, pemuda tadi dibawa ke sebuah kamar pasien yang dituju.

Disana sesosok gadis yang sudah lama tak ditemuinya sedang duduk meringkuk memeluk lutut. Rambut hitamnya acak – acakan tak terurus. Di sekitar mata bulatnya menghitam karena kurang tidur. Wajah si gadis dengan jelas mengekspresikan kalau jiwanya depresi.

"Kakak.."

Pemuda itu mencoba mendekati salah satu pasien sakit jiwa. Si pasien menangkis tangan si pemuda.

"Pergi! Pergi! Jangan masuk kedalam tubuhku! Pergi! Dasar kau arwah penasaran!!" Teriaknya ketakutan.

"Kak ini aku Mark.."

"AAAA MENJAUH!! AKU MASIH INGIN HIDUP AKU MASIH HARUS KULIAH!!" Teriak si gadis makin histeris. Si gadis mengacak rambutnya dan sesekali menjambaknya. Gemertak giginya keras, sesekali juga ia menggigit bibir bawahnya.

Air mata menetes begitu saja dari mata si pemuda. "Kak, kita pulang ke Indonesia."

Rombongan awan cumulus tak sungkan juga untuk hadir di langit Kyoto. Wangi khas obat di sekitar, ditambah suasana yang gelap karena mendung membuat siapapun yang benci rumahsakit akan semakin membencinya.

Lima pemuda dengan surai beragam warna sudah siap dengan pakaian besuknya ke UGD. Mereka masih berduka, mereka masih bersedih. Entah sampai kapan salah satu rekannya itu terbaring koma, yang pasti mereka sama – sama berdoa untuk kebaikan rekan bersurai crimson-nya.

"Kecelakaannya sangat parah, mobilnya saja sampai menjadi puing – puing kan."

"Aku tidak bisa membayangkan bagaimana kejadiannya, kecelakaannya bahkan masuk ke berita sebagai kecelakaan tragis kan?"

"Orang sehebat Akashi-cchi saja tidak bisa menyelamatkan diri, apalagi kita-ssu. Kita harus lebih berhati – hati saat berkendara."

Dua minggu kemudian, pasien berambut crimson itu telah dipindahkan ke ruang rawat biasa. Kondisi tubuhnya membaik, bahkan kebetulan ketika lima rekan warna –warninya menjenguk ia tersadar dari komanya.

"Akashi­-cchi!! Syukurlah kau sadar-ssu!"

"Sudah hampir dua bulan-nodayo, kau koma."

"Bagaimana keadaanmu Akashi-kun? "

Pemuda crimson itu hanya menatap datar lima orang yang membesuknya. "Tunggu, siapa kalian?"














FIN

And then hypocrite and Psike book is done! Thank you for your attention to read.

hope you enjoy with this book, dont forget to read my other work =)


○ PSIKE ( AU! AKASHI SEIJURO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang