BILAH 17 - WAR OF HORMONE

290 37 5
                                    

Don't be doubtful for vote and comment guys~ 

Don't be doubtful for vote and comment guys~ 

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Begitu mengejutkan kala di perjalanan pulang sesosok goryo menahan perjalanan pulang mereka. Bahkan sekarang, Akashi yang tidak mempunyai indra keenam bisa melihatnya. Seishin, Kaneki, y/n dan Akashi ditahan oleh goryo.

"Lagi – lagi kau datang, apa urusanmu?!" Bentak Kaneki.

"Kau mengenal goryo ini Ken?" Tanya Seishin.

"Tentu, dia yang mengganggu dan telah menculik arwah y/n dan Rin."

"HAHAHAHAHAHHA"

Seiring dengan tawaannya yang melengking, goryo itu berubah menjadi raksasa. Di lehernya menggantung sebuah kalung yang menggantung toples.

"Diriku yang lain?" Y/n dapat melihat ada kepingan roh nya yang hilang terkurung disana.

"Rupanya kau!" Kaneki membuka penutup matanya, ia segera mengambil kuda – kuda untuk melawan goryo tersebut.

Disana terjadilah pertarungan yang cukup sengit. Goryo itu berubah menjadi monster yang tak jelas apa rupanya. Sedangkan Seishin, dia duduk bersila dan mulai mebaca – baca mantra.

"Kita harus segera pergi." Ajak Akashi pada y/n.

"Tidak tapi Kaneki dan roh ku yang lainnya bagaimana!!"

"Cepat pergilah! Akashi bawa y/n pergi!!" Teriak Kaneki yang tengah menahan serangan dari goryo.

"Tuh kau dengar sendiri kan?" Akashi menarik y/n pergi.



BOOOMMM



DUARRR



"AAAAAAAA" Teriakan goryo itu menggema di perbukitan pemakaman. Seishin telah berhasil dengan mantranya, Ia memanggil tangan budha untuk menangkap dan melenyapkan goryo tersebut. Perlahan goryo itu pun lenyap dan menghilang.


DEBUGHHHHH


Kaneki baru saja terlempar, dan kini tubuh Kaneki mendarat dengan keras ke hadapan Akashi dan y/n.

"Ka-kaneki?!" Y/n langsung menghambur dan membantu Kaneki bangkit.

"Uhukk" Kaneki muntah darah, ia lebih babak belur dari Akashi sekarang.

y/n mencoba memangku Kaneki agar kepalanya bisa tertidur di pahanya. "Kaneki kau baik – baik saja kann?" Y/n menepuk – nepuk pipi Kaneki pelan meyakinkan kalu Kaneki masih sadar.

"Ma-maafkan aku." Ucap Kaneki dengan suara yang hampir habis.

"HAAAA" Y/n baru saja merasakan sesuatu masuk ke dalam tubuhnya. Badannya menggigil tidak karuan.

"Selamat, roh mu yang hilang telah kembali." Dengan tenaga yang tersisa Kaneki masih berusaha memberitahu y/n.

"Be-berarti?"

"Masalahmu telah selesai y/n kau bisa kembali hidup normal uhuk" Lagi – lagi Kaneki terbatuk dengan mengeluarkan darah.

"Kanekiii, kita ke rumah sakit yaaa. Akashi! Seishin cepat bantu bawa Kaneki ke rumah sakit!!" Tukas y/n panik. Namun, Seishin dan Akashi hanya terdiam.

"Kenapa kalian diam saja?!!!!" Teriak y/n mulai menangis.

Setetes air mata keluar dari mata Seishin. "Relakan, ini sudah waktunya."

"Apa maksudmuu?!!!"

"Ken terlalu mengeluarkan banyak energinya saat melawan mahluk tadi, dia.. dia.."

"Jangan bilang dia tidak bisa diselamatkan!!! Kaneki kau masih kuat kan?? Kaneki!!!"

"Dia sudah tiak bisa diselamatkan y/n, ini bukan pengobatan yang bisa disembuhkan dokter. Dia telah merelakan satu roh nya untuk membebaskan roh mu dari goryo tadi. Aku tidak bisa berlaku banyak. Goryo itu kalah oleh Ken bukan olehku, aku hanya menyingkirkannya ke neraka." Jelas Seishin.

"Ti-tidak mungkin kan?" Tangisan y/n mulai pecah. Mana mungkin Kaneki merelakan hidupnya hanya demi menyelamatkan mahasiswa asing yang baru setahun ia kenal?

"Roh Kaneki masih terbawa goryo itu dan terbawa ke neraka. Maafkan aku." Seishin tak bisa menahan air matanya.

Sedangkan disana Akashi masih berdiri, mencerna keadaan. Ia harus segera menelpon ambulan.

"Ka-kaneki." Y/n menangis sambil memeluk Kaneki erat, seakan Kaneki adalah sesuatu yang akan melebur jika tidak dipeluk erat.

"Maafkan aku.."

"Uhukkk"

"Kaneki? Kau masih hidup kan? Kaneki aku tau kau tidak akan meninggal begitu saja kau kuat kau kuat!" Y/n menangkup wajah Kaneki, disana Kaneki tersenyum dan matanya masih bisa terbuka walau sedikit.

"A-aku mencintaimu y/n." Senyuman tergores di wajahnya. Ucapan terakhirnya mengakhiri semua misteri yang menimpa y/n.

"Selamat tinggal Kaneki, tenanglah di alam sana."



***


























THIS IS THE LAST PART OF PSIKE GAISSSS!!! FINALLY! UDAH PART TERAKHIR MASIH GAMAU VOTE JUGA? SUNGGUH TERLALU :')

Tapi gapapa , terimakasih terimakasihh yaa buat reader ynag udah setia baca dan vote comment buku ini dari awal sampai last :)

Maafin awtor juga kalo banyak kesalahan di buku ini. 



BONUS AWTOR KASIH EPILOG YAAA! TAPI BUBUHKAN VOTE DONG JANGAN PELIT :)

○ PSIKE ( AU! AKASHI SEIJURO)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang