Chapter 04- Rasa Penasaran

38 17 0
                                    

"Senyumnya yang manis membuatku ingin berlama-lama memandangnya. Dan tingkahnya yang unik membuatku ingin memilikinya."

~Athariq Gattan Refananda~

~~~~

Tiga orang cowok dengan penampilan sedikit berantakan itu memasuki kelas XI IPA 1. Yaitu Athariq dan kedua temannya. Ketiganya sama-sama terkenal dengan ketampanan yang diatas rata-rata dan sifat yang berbeda-beda. Tak jarang banyak cewek-cewek yang mengidolakan mereka. Berlomba-lomba untuk mencari perhatiannya.

Setelah masuk kelas Athariq langsung menuju ke bangkunya. Dan mengambil novelnya yang belom sempat dia selesaikan tadi malam. Teman-temannya biasa memanggil Athariq dengan sebutan Ariq.

"Riq, lo gak bosen apa megang buku terus?" tanya salah seorang temannya yang duduk disampingnya. Rivaldo atau kerap disapa Aldo.

"Yee dodol, kayak gak tau dia aja lo." sanggah Yoga cepat.

"Sans dong mas, gue nanya Athariq nih, kenapa lo yang sewot." balas Aldo tidak mau kalah.

Athariq yang enggan terlibat dalam adu mulut teman-temannya itu kemudian dia melangkah keluar lagi menuju suatu tempat yang ada di belakang gedung sekolah.

"Eh, dasar ya tuyul. Malah ninggalin kita. Woy lo mau kemana Riq?" teriak aldo ketika melihat Athariq keluar kelas.

"Cabut. Lo pada berisik soalnya." jawab Athariq tanpa menoleh kebelakang.

"Lo sih bikin ribut, pergikan dia." sahut Yoga yang hanya memandang kepergian temannya itu.

~~~~

Setelah panjangnya jarak yang ditempuh oleh Athariq akhirnya dia sampai juga di taman yang terletak di belakang gedung sekolah.

Disinilah Athariq menghabiskan waktunya, menurut dia tempat ini adalah tempat yang menenangkan. Ada sebuah danau kecil dengan air yang jernih. Udara yang jauh lebih sejuk. Juga yang paling penting jauh dari keramaian. Hanya sedikit orang yang tahu tempat ini.

Athariq duduk disalah satu bangku yang ada di taman. "Akhirnya, gue bebas dari obrolan gak mutu itu."

Lantas kembali membuka novel dan hendak membacanya. Namun kali ini dia tidak bisa fokus karena ada sesuatu yang mengganjal dipikirannya.

"Cewek itu." ucapnya yang mencoba mengingat kejadian tempo hari. "Kenapa terus terngiang-ngiang di pikiran gue sih?" tanyanya pada dirinya sendiri.

Setelah lama berada di taman belakang sekolah. Dia harus kembali lagi kedalam kelas. Dan harus melewati lorong samping kelas XI IPA 4 agar tidak ketauan guru piket. Karena dia sudah bolos satu jam pelajaran.

Ketika melewati kelas XI IPA 4 yang kebetulan saat itu kosong tidak ada guru yang mengajar. Sehingga terdengar begitu ramai.

"Ck, berisik banget sih kayak pasar." gumannya sendiri lalu mengintip dari celah jendela.

Deg.

Kini jantungnya berdetak tiga kali lebih cepat dari biasanya. Dia? Cewek itu. Iya cewek itu yang dengan indahnya menari-nari dipikiran dia tanpa seizinnya.

The Savior BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang