Chapter 12- Dilematis

31 6 1
                                    

"Hatiku cuma satu. Begitupun dengan cinta. Jadi tidak mungkin untuk diisi oleh dua jiwa."

~Rheamanda Anandya~

~~~~

Setelah pulang dari sekolah Rhea terus mengurung dirinya di dalam kamar. Pikirannya terus berkelana, keadaanlah yang terus mempermainkan dirinya.
Entah ini sebuah kebetulan ataukah sebuah takdir yang harus dia jalani.

Jujur saja Rhea masih tak menyangka bahwa sahabatnya itu menaruh hati untuk dirinya. Rhea sendiri mengaku dulunya dia juga sempat tertarik dengan Leo, namun dengan sekuat hati Rhea segera menepis rasa itu. Merasa tidak baik jatuh cinta dengan sahabat sendiri, walaupun tidak sedikit juga yang seperti itu.

Saat ini hati dan logikanya sedang bergelut. Hatinya berkata agar segera melupakan hal itu. Namun logikanya masih saja mencetak jelas setiap kata-kata yang keluar dari mulut Leo.

"Huaaa, peniiingg. Gue harus ngapain nih? " teriaknya sambil meremas rambut panjangnya.

Well, sekarang dirinya sedang dilanda kebingungan. Dimana Leo yang notabennya sahabat mengungkapkan perasaannya secara terang-terangan. Disisi lain Rhea sendiri menyukai seseorang yang baru saja dia temui beberapa hari yang lalu.

Meskipun demikian, orang baru tersebut sangatlah baik kepadanya dan mereka juga sudah sedikit akrab, ya siapa lagi kalau bukan Athariq.

~~~~

Di tempat lain kakak mamah dan papah Rhea sedang berkumpul di ruang keluarga.Jarang sekali bukan? Ini dikarenakan orang tuanya sudah pulang dari luar kota, urusan bisnisnya sudah selesai. Sedari tadi mereka bertiga bersendau gurau entah apa yang mereka bicarakan. Namun seketika semua diam ketika mamahnya bertanya.

"Bang, adik kamu mana? Kok nggak kelihatan dari tadi." Tanya Laudia yang menyadari bahwa anak gadisnya tidak ikut berkumpul.

Satria yang tidak tahupun juga bingung sendiri. Tidak seperti biasanya Rhea seperti ini, sejak pulang sekolah dia memang sudah terlihat aneh. Pasti sedang terjadi sesuatu pikirnya.

"Paling ada dikamar. Yaudah abang panggil aja ya." setelah mengatakan itu Satria langsung berjalan menuju kamar Rhea.

~~~~

'tok tok tok'

"Rhe, kamu lagi ngapain? Abang masuk yaa." tanya Satria yang sudah berada didepan kamar adiknya itu.

Tak ada sahutan dari dalam kamar, ini semakin membuat Satria khawatir saja. Dan sekali lagi membuat Satria bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi.

"Rhea, abang masuk ya." ulang Satria sambil memutar knop pintu.

Ketika pintu terbuka Satria menggelengkan kepala. Dilihatnya adik satu-satunya itu sedang terduduk di lantai dengan bersandar ranjangnya, terlihat rambutnya yang acak-acakan bahkan seragamnya saja masih melekat dibadannya.

"Huhh, dasar gadis jelek. Kenapa nggak ganti pakaian? Rambut berantakan pula udah mirip deh sama nenek lampir." ejek Satria yang kemudian ikut duduk disebelah Rhea.

Rhea yang diledek pun hanya menengok dengan memasang wajah datarnya. "Ish abang ini. Sekali aja gak usah ngledek kenapa?"

Satria yang mendengar ucapan adiknya itupun tersenyum. "Ya habis kamu itu udah gede masih aja kayak anak kecil." ucap Satria sambil mengacak rambut adiknya.

The Savior BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang