Chapter 10- Misinterpretasi

16 10 0
                                    

'Metamorfosis dan misinterpretasi dalam jaring-jaring persahabatan'

~~~~

Sesuai informasi minggu lalu dari pihak sekolah, bahwa hari ini akan diadakan pertandingan futsal antarkelas dalam rangka memperingati hari olahraga. Sehingga kegiatan belajar mengajar di SMA Bumi Pertiwi ini ditiadakan.

Sudah sejak tadi halaman sekolah dipenuhi oleh ratusan murid untuk menyaksikan langsung pertandingan itu. Termasuk Rhea dan Dhara saat ini mereka menempati barisan penonton paling depan.

Mereka selalu bersorak, setiap melihat pemain mencetak gol. Tidak hanya mereka tapi semua orang yang menonton. Berkoar-koar mendukung jagoannya masing-masing.

Suasana lenggang sebentar saat pergantian pemain. Dan kembali riuh lagi ketika tim futsal Athariq dan tim futsal Leo memasuki area pertandingan.

'sumpah ganteng-ganteng banged pake d'

'aduh rambutnya gak nahan deh'

'babang akuhh fiks'

'alay lo'

'suka-suka gue dong'

'omegyattt'

'semangat semua'

Dan masih banyak lagi teriakan-teriakan alay dari para penggemar kedua tim tersebut. Namun yang diteriaki hanya memasang muka datar kecuali Aldo. Dia justru tebar pesona.

"Lo jangan malu-maluin dong." ucap Yoga yang berada di samping Aldo.

"Gue mah ramah ada yang nyapa gue sapa balik lah." jawab Aldo sok imut.

Teman-temannya lain yang melihat itu justru merasa jijik. "Gak usah sok imut, muka lo bikin gue eneg." balas Yoga sarkastis.

Belom sempat Aldo membalas ucapan Yoga, bunyi peluit dari wasit terdengar melengking di pendengarannya. Dia hanya bisa mendengus sebal.

Kemudian kedua tim memposisikan dirinya masing-masing. Dalam tim Athariq yang menjadi kiper yaitu Aldo, sedangkan dalam tim Leo yang nenjadi kipernya yaitu Gio. Pertandingan dimulai dan berlangsung dengan sengit.

Disisi lain Rhea dan Dhara serta teman-teman sekelasnya sebagai penonton mereka heboh sendiri mendukung tim dari kelasnya.

Ketika memasuki waktu terakhir Athariq menerima operan dari Yoga. Dan bola dalam penguasaannya, Atahriq menggiring bolanya dengan gesit dan akhirnya.

'gooollll'

Dia mampu menembakkan bolanya ke arah gawang dengan sempurna. Dan tim Athariq lah yang memenangkan pertandingan tersebut. Detik kemudian lapangan dipenuhi dengan sorak dan tepuk tangan yang menggema.

Sontak Rhea berdiri dan berteriak menyebut nama Athariq. Berbeda dengan Dhara dia cukup terkejut dengan tingkah Rhea yang seakan-akan mendukung tim futsal Athariq bukan tim kelasnya sendiri.

"Lo kok malah dukung tim nya Athariq sih?" Dhara terus terang.

"Dia hebat tau, udah menangin pertandingan mainnya bagus." balas Rhea cepat dan semangat.

The Savior BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang