-Dua-

7.1K 462 41
                                    

"Hai, Bae Irene?" Suho, lelaki yang berdiri diambang pintu menyapa wanita dihadapannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hai, Bae Irene?" Suho, lelaki yang berdiri diambang pintu menyapa wanita dihadapannya.

"Ya" Singkat Irene setelah selesai dengan pengamatan pada sosok dihadapannya.

Pikir Irene, jika sosok suho tidak selumayan ini mungkin ia akan sedikit berbasa-basi dan kemudian mencari segala akal untuk kabur dari janji temu mereka. Ingat bahwa Irene punya taste tersendiri untuk calon kliennya.

Namun, laki-laki dihadapannya..he is enough?

"Ayo masuk." Suho memberikan jalan untuk tubuh Irene dapat melewatinya dan masuk lebih dalam ke wilayah privasinya.
Seumur-umur baru kali ini ia membiarkan seorang wanita memasuki apartemennya- selain sang ibu.

Irene melangkah kecil keruang tamu berisi set sofa dan hiasan kayu berisi beberapa pigura dan buku-buku serta beberapa koleksi miniatur milik tuan rumah dengan pencahayaan yang menenangkan itu. Baru ia akan mendudukan tubuhnya di sofa abu yang kelihatan nyaman, laki-laki yang sedari tadi mengekorinya berkata santai,

"Kita langsung ke kamar saja"

Cih, see?. Kembali, penilain Irene tentang laki-laki itu dimana-mana sama saja, terbukti.

Kali ini Suho yang memimpin jalan menaiki satu demi satu anak tangga, karena Irene tak mungkin mengetahui dimana letak kamarnya.

Tepat dihadapan pintu kayu yang diplitur sewarna asli kayunya, Suho menatap Irene dari ujung kepala sampai ujung kaki, menyiratkan mereka tak akan bisa mundur lagi setelah pintu itu terbuka dan kemudian menutup.

Entah mengapa, baru kali ini Irene merasakan hatinya resah yang membawa dirinya pada kondisi gugup. Ditatap seintens namun bersalur kelembutan seperti saat ini oleh seorang laki-laki yang baru ia temui.

Irene mengangguk meyakinkan dirinya, mengisyaratkan ia siap dengan apapun yang bakal terjadi kelak dibalik pintu itu.

Ketika akhirnya pintu kamar suho terbuka dan laki-laki itu menuntun sebelah tangannya untuk masuk lebih dalam, sebelah tangan Irene bersiap menanggalkan Hoodienya yang artinya akan di ikuti oleh satu persatu kain yang membalut tubuh mungil namun berisinya.

Kemudian kekehan kecil terdengar dari seseorang yang masih menggenggam sebelah tangannya.

"Siapa yang menyuruhmu menanggalkan pakaian?"

"Hah?"

Irene yang masih berusaha mencerna pertanyaan dari bibir tipis Suho, berkedip-kedip lucu seolah suho bertanya mengenai bumi itu bulat atau datar.

"Aku tidak memintamu untuk telanjang"

"Eh?"

Suho kembali terkekeh dengan respon unik wanita dihadapannya, sementara Irene merasa pasti dirinya sekarang terlihat begitu bodoh karena cuman 'Hah' dan 'eh' yang keluar dari bibirnya.

Between Bussy Scedule [M]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang