"Temani aku mengecat rambut" Suho menyadarkan Irene dari aktifitasnya mengamati isi kamar lelaki itu.
Irene membalikan tubuhnya dari deretan koleksi buku Suho yang ditata rapi diatas rak kayu berukuran sedang.
"Kamu yakin?"
Pikir Irene, idol seperti Suho pasti diikuti 24/7 kehidupannya oleh para fans, wartawan pencari berita ataupun Sasaeng. Jadi jika lelaki itu akan menuju tempat umum untuk potong rambut dan sebagainya, pastilah informasi itu akan cepat sampai ke telinga mereka.
"Tenang saja, kita akan ke tempat saudaraku, kebetulan dia membuka cabang baru di kawasan gangnam. Jadi privasi kita akan terjaga." Suho menjelaskan sambil merapikan poni rambut Irene yang menutupi matanya.
"Aaa~ baiklah. Umm tapi, kamu yakin tak perlu ke kamar mandi dulu? " Irene meringis malu melirik tonjolan pada selangkangan lelaki itu.
Setelah kejadian di dapur tadi, keduanya terpaksa memisahkan diri dengan Suho yang kesal karena gagal dapat pelepasan dan Irene yang antara salah tingkah pada Sehun dan merasa bersalah untuk Suho. Sementara sang pengganggu, dengan santai meloyor pergi setelah menggagalkan aksi kawinnya dua alat kelamin laki-laki dan perempuan tersebut.
"Tidak perlu. Aku tak suka bermain solo."
-BBS-
Para pelayan segera mengarahkan Suho dan Irene ke ruang VVIP sebuah salon- setelah sang pemilik menyambut mereka dan sedikit beramah tamah.
Di ruangan tersebut, tertata rapi segala macam peralatan untuk perawatan rambut mulai dari alat cukur sampai beberapa produk pewarna rambut beserta mesin uapnya.
Irene memilih duduk di sofa hijau yang disediakan disana dan mengamati Suho yang mulai duduk di depan cermin besar.
"Hallo, Suho" sapaan riang datang dari seorang lelaki berkepala plontos yang baru saja memasuki ruangan.
"Oh Hi , cantik" sapanya kemudian mendapati ada gadis lain selain Suho di ruangan tersebut. Ditatapnya irene dari ujung rambut sampai ujung heelsnya, kemudian ia manggut-manggut puas.
Suho yang mendapati Irene merasa risih ditatap oleh lelaki berkepala botak itu hanya tersenyum tipis.
"Kenalkan, dia penata rambut langgananku. Leo Choi"
Leo mengangguk bangga, dan beralih kepada Irene.
"Dan siapakah si cantik ini? " matanya mengerling genit pada Suho.
"Bae Irene, Kekasihku." jawab Suho mengedipkan matanya untuk menggoda Irene.
"Whoaaaa, Suho akhirnya punya kekasih. Kau beruntung sekali sweety" Leo berteriak histeris sambil bertepuk tangan heboh.
Awalnya Irene biasa saja mendengar pujian dari Leo, namun ketika Suho menyatakan dia kekasihnya ada perasaan lain yang menyelusup entah apa dan merambat ke pipi dan telinganya yang memanas.
Benarkah ia beruntung diakui kekasih oleh lelaki itu?
Bukankah hubungan keduanya hanya untuk saling memuaskan? Tanpa ada kata 'kasih' apalagi kata yang sekarang mulai Irene timbang-timbang sebagai perasaan yang mulai menyelusup ke hatinya.Suho yang menangkap semburat malu di pipi Irene kembali menyunggingkan senyum patennya.
"Leo, Kau taukan caranya tutup mulut?" ucapan Suho memperingati bahwa apa yang terjadi di ruangan itu adalah hal yang tidak bisa sampai ke khalayak umum.
"Suho sayang, kau tahukan aku hanya menjual pelayanan disini, tidak menjual perempuan ataupun informasi" Leo kembali mengedip genit.
Irene terkekeh mendapati satu fakta yang mulai bisa ia simpulkan. Suho sedang digodai seorang gay sedari tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Between Bussy Scedule [M]
RomanceDenganmu, adalah seluruh waktu yang kubutuhkan di dunia.