part 18

3K 278 39
                                    

Saat diperjalanan ia bertemu dengan seseorang dimasa lalunya dan orang itu adalah Ari Irham, sahabat masa kecilnya yang juga sudah dianggap kakak sendiri oleh (namakamu)

"Ari"panggil (namakamu) sambil berhambur kepelukan Ari

"Kamu (namakamu) kan"tanya Ari tanpa berniat membalas pelukan (namakamu)

"Iya ini aku ri"jawab (namakamu) dan makin memeluk erat tubuh Ari

"Kamu kenapa! Ada masalah?"tanya Ari dan mulai membalas pelukan (namakamu)

"Aku diusir sama suami aku sendiri ri"jawab (namakamu) sambil terisak pelan

"Suami! Kamu udah nikah"tanya Ari sambil melepaskan pelukan (namakamu)

"Udah dari 8 tahun yang lalu, maaf kalau aku gak ngundang kamu dulu"

"Kamu udah punya anak"tanya Ari lagi

"Udah"jawab (namakamu)

"Terus anak kamu sekarang dimana"tanya Ari sambil memandang bingung wajah (namakamu)

"Aku udah gak boleh nemuin mereka lagi ri"jawab (namakamu) dengan suara serak khas orang menangis

"Kok bisa! Cerita sama aku coba"tanya Ari sambil menarik (namakamu) untuk duduk dipinggir trotoar

"Jadi gini salah satu anak aku ada yang sakit, padahal bukan aku yang buat anak aku itu sakit tapi suami aku terus aja salahin aku, hingga akhirnya dia suruh aku buat panggil salah satu dokter spesialis anak buat nanganin anak aku itu, dia belain aku saat suami aku nampar pipi aku, akhirnya mereka adu mulut. Iqbaal yang tak terima dengan ucapan pedas dokter spesialis itu pun langsung aja nonjok pipinya, aku gak tega lihat dokter itu terluka gara-gara suami aku, dan untungnya dia paham lalu pamitan untuk pergi. Suami aku sempat minta maaf sama aku, tapi Karna dia salah paham lagi sama ucapan aku akhirnya dia marah lagi. Aku yang gak mau masalah itu semakin berkepanjangan pun akhirnya memilih untuk pergi ke apotek buat nebus obat anak aku dan kebetulan aku ketemu lagi dengan dokter itu, kita ngobrol Suami aku yang melihat hal itu akhirnya marah lagi dan nyuruh aku buat pergi dari rumah ri, jujur aku gak tega buat tinggalin anak-anak aku, mereka masih kecil dan mereka masih butuh aku ri"ucap (namakamu) diselingi dengan air matanya yang menetes dengan cukup deras

"Udah kamu jangan sedih kayak gini, nanti aku bakalan bantuin kamu kok keluar dari masalah ini"ucap Ari sambil menarik (namakamu) kedalam pelukannya

"Makasih, kamu emang sahabat terbaik aku ri"ucap (namakamu) sambil membalas pelukan Ari

"Sekarang kita pulang yaa, udah malam, kamu boleh kok tinggal di rumah aku kebetulan rumah aku gak ada siapa-siapa"ucap Ari lalu mengajak (namakamu) pergi ke rumahnya

Skip

Keesokan harinya, tepatnya di kediaman Dhiafakhri's

"Selamat pagi bunda"
"Selamat pagi unda"

Sapa ke 11 anak (namakamu)

"Pagi"jawab Iqbaal yang kini sedang sibuk didapur untuk mempersiapkan sarapan pagi untuk anak-anak nya

"Lho kok ayah, bunda kemana"tanya Raffa saat ia baru menyadari bahwa yang sedari tadi sibuk didapur adalah ayahnya

"Dia udah pergi"jawab Iqbaal tanpa berniat menolehkan kepalanya kearah anak-anaknya

"Maksud ayah apa"tanya Erlan yang tak paham atas ucapan sang ayah

"Eh ayah salah ngomong tadi, maksudnya bunda kalian lagi ke pasar buat cari bahan makanan"alibi Iqbaal yang langsung saja mendapat anggukan kepala dari anak-anaknya

"Quen belum mandi"tanya Iqbaal sambil mengangkat nasi goreng yang baru saja dibuatnya

"Belum yah, tan biacanya unda yang mandiin Quen"jawab Quen

IDR FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang