part 21

2.6K 280 29
                                    

Setelah pergi dari rumah Ari, Raffa pun akhirnya lebih memilih untuk segera pulang ke rumahnya lalu segera masuk kedalam kamarnya

"Hiks.. bunda.. Raffa kangen bunda..Raffa pengen dipeluk bunda.. Raffa pengen dimanja sama bunda kayak dulu lagi hiks"ucap Raffa sambil duduk di balkon kamarnya sambil memeluk lututnya sendiri

"Lihat bunda Raffa nangis.. Raffa cengeng bunda.. bunda gak mau godain dan peluk Raffa kayak waktu itu"ucap Raffa dan masih memeluk lututnya sendiri

"Kak Raffa"ucap Erlan yang baru saja masuk kedalam kamar kakaknya dan langsung saja duduk disamping Raffa dan Raffa hanya diam dan tetap memeluk lututnya sendiri

"Kakak kenapa nangis"tanya Erlan lirih dan lagi-lagi Raffa hanya diam

"Kakak habis main hujan yaa, nanti kalau bunda tau bunda pasti bakalan marahin kakak lho"ucap Erlan tapi Raffa hanya diam

"Kak Raffa kenapa, kok diam aja sih"ucap Erlan sambil menatap wajah sendu kakaknya

"Kakak sakit, mau Erlan panggilin ayah"ucap Erlan tapi langsung saja dicegah sama Raffa

"Jangan pergi, temenin kakak disini yaa"ucap Raffa sambil menarik tubuh Erlan untuk tetap duduk disampingnya

Setelah itu suasana hening seketika hingga akhirnya Erlan memutuskan untuk membuka mulutnya

"Kak kira-kira bunda kemana yaa, kok dari tadi belum pulang-pulang"tanya Erlan sambil memfokuskan pandangannya kearah air hujan yang masih turun dengan derasnya

"Bunda pergi"jawab Raffa lirih

"Maksud kakak"tanya Erlan sambil menatap wajah Raffa penuh tanda tanya

"Bunda udah pergi ninggalin kita semua disini"jawab Raffa dan tanpa sadar air matanya kembali netes lagi

"Kakak ngomong apa sih aku gak paham"tanya Erlan lagi

"Bunda gak akan pernah kembali kesini, kalau bukan ayah yang menyuruh bunda datang kesini. Ayah udah ngusir bunda, bahkan bunda dilarang untuk nemuin kita"jawab Raffa lirih

"Kakak gak jago bohong ah"ucap Erlan sambil tertawa hambar kepada sang kakak

"Buat apa kakak bohong toh itu semua memang apa adanya"ucap Raffa cuek

"Kalau itu emang bener, bunda sekarang dimana kak"tanya Erlan sambil memegang salah satu pundak Raffa

"Bunda ada dirumah temennya bahkan saat kakak nemuin bunda tadi kakak malah diusir sama bunda"jelas Raffa sambil membayangkan kejadian memilukan tadi

"Kok bunda sekarang jahat yaa kak"ucap Erlan polos

"Bukan bunda yang jahat, tapi ayah yang jahat. Ayah dengan teganya usir bunda kita sampai akhirnya bunda gak mau ketemu kita lagi. Itu semua gara-gara ayah"ucap Raffa

"Maksud kamu apa ngomong kayak gitu hah"bentak Iqbaal sambil menarik tangan Raffa agar berdiri

"Raffa beberkan yah, gara-gara ayah bunda jadi benci sama kita. Kita juga gak bisa ketemu sama bunda lagi itu juga semua gara-gara ayah, Raffa benci ayah bahkan sangat benci ayah"Raffa membentak balik Iqbaal

"Dasar yaa anak gak tau diuntung"ucap Iqbaal lalu menarik kasar lengan Raffa dan membawanya kedalam kamar mandi

"Saya gak pernah merasa punya anak pembangkang kayak kamu"ucap Iqbaal lalu memasukkan kepala Raffa kedalam bathup yang udah terisi penuh

"Ayah jangan sakitin kak Raffa yah"ucap Erlan dan mencoba menarik tangan Iqbaal yang sedang menahan kepala Raffa agar tetap berada didalam bathup

"Erlan pergi kamu, sebelum ayah berbuat hal yang enggak-enggak buat kakak kamu ini"ancam Iqbaal

"Tapi yah"ucapan Erlan terpotong hanya Karna bentakan keras dari Iqbaal

"Ayah bilang pergi yaa pergi"Erlan yang mendengar itu tanpa basa-basi lagi langsung saja pergi meninggalkan kamar kakaknya meskipun rasanya berat

"Gimana udah cukup pelajaran yang ayah kasih buat kamu hm"ucap Iqbaal sambil menjambak kuat rambut Raffa

"Ampun yah"gumam Raffa lirih

"Ampun kamu bilang, nih ampun buat kamu"ucap Iqbaal lalu mulai mencambuki Raffa dengan sabuk yang tadi ia pakai

Cambukan keras yang dilayangkan Iqbaal mampu membuat tubuh Raffa memar-memar seketika

"Ampun yah.. ampun.. Raffa janji Raffa gak bakalan bantah ayah lagi"gumam Raffa lirih dan Iqbaal lalu memberhentikan aksi mencambuknya tadi dan langsung saja menarik rambut Raffa dengan kuat agar mengikuti kemana ia pergi

"Bunda"lirih Raffa saat sang ayah dengan teganya menarik kasar rambutnya

"Anak seperti kamu pantesnya tidur disini"ucap Iqbaal lalu mendorong tubuh Raffa kedalam gudang yang kotor dan gelap lalu ia menguncinya dari luar

"Bunda.. Raffa takut bunda.. disini gelap bun"gumam Raffa sambil memeluk kedua lututnya

"Bunda tubuh Raffa sakit semua bun.. bunda gak mau sembuhin luka raffa kayak tadi lagi bun"

"Bunda cepet pulang.. bawah Raffa pergi dari sini bun.. Raffa gak kuat lagi.. ayah jahat bunda.. badan Raffa dipukulin sama ayah.. rasanya seluruh badan Raffa mau copot bun.. hiks.. bunda sakit.."

"Bunda Raffa kedinginan bun.. Raffa butuh pelukan bunda kayak waktu Raffa kedinginan dulu.. Raffa udah gak kuat bunda"

"Raffa mau bobo, semoga setelah Raffa Bobo nanti badan Raffa udah gak sakit lagi yaa bun.. doain Raffa agar Raffa gak kenapa-napa bun.. cepet pulang yaa bun.. jagain adik-adik Raffa.. Raffa gak mau ayah ngelakuin kayak gini kemereka.. maafin Raffa kalau seandainya Raffa gak bisa bantuin bunda jagain mereka lagi.. Raffa sayang bunda"

Setelah itu pandangan Raffa mulai kabur dan akhirnya































Bersambung

Maaf kalau part-nya gak panjang. Makasih buat yang udah vote dan comment kemarin

IDR FamilyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang