Telah lebih dari seminggu Oscar mencari alamat Agatha.Ia telah mengunjungi rumah lamanya,tapi ternyata gadis itu telah pindah.Ia kemudian mencari tahu lewat teman-teman kampusnya dulu,tapi tak ada satupun yang mengetahui dimana Agatha tinggal sekarang.
Oscar juga telah pergi ketempat kerja Agatha,namun selama tiga hari berturut-turut ia kesana,ia tak bertemu dengan gadis itu.Oscar mulai frustasi kemana lagi ia harus mencari gadis itu.Setahu dia,Agatha tidak memiliki keluarga.Ia tinggal bersama kakeknya.Ayah dan ibunya berpisah saat ia berumur lima tahun dan meninggalkannya begitu saja.
Kini,Oscar mencoba lagi mendatangi kantor SAR,tempatnya bekerja berharap gadis itu ada disana.Ia telah menunggu lebih dari tiga jam.Terkadang berdiri menyender pada mobilnya,lalu duduk dengan gelisah di dalam mobilnya.Pandangannya tak lepas dari pintu masuk gedung bertingkat tiga itu.
Oscar pernah sekali menanyakan keberadaan Agatha pada salah satu petugas disana,namun mereka tidak mau memberitahu tahu.Privasi katanya.
Bad luck!
Oscar juga pernah bertemu dengan rekan kerja Agatha yaitu Tony,tapi pria berambut cepak itu malah tidak mempedulikannya dan pergi begitu saja.
Damn it!
Oscar menahan diri untuk tidak melayangkan bogem mentah pada pria itu karena membuatnya kesal.Oscar tahu ia berada dimana dan ia tidak ingin membuat keributan.Seandainya itu terjadi dan Agatha mendengarnya,habislah riwayatnya.Gadis itu pasti akan semakin mendalam membencinya.
Oh..Agatha...dimana kau?
Matahari telah turun dari singgasananya saat ia melihat beberapa orang keluar dari gedung tersebut.Oscar pun keluar dari mobilnya.Ia mencari-cari gadis berambut pendek coklat diantara banyaknya orang.Tapi,hingga orang terakhir keluar,Agatha tak juga muncul.
Disaat keputusasaan melandanya,sebuah keberuntungan menghampirinya,keluarlah seorang gadis yang pernah ia lihat.Marie.Mungkin ia bisa menanyakan Agatha padanya.
''Hei!Kau tahu dimana Agatha?''
***
Rambutnya berantakan saat ia bangun dari tidurnya.Ia tidak tidur nyenyak semalam.Ia bermimpi buruk.Ia mengusap wajahnya lalu menyisir rambutnya dengan jari-jari panjangnya.Ia melirik jam di atas nakas disamping tempat tidurnya.Pukul 10 siang.
Ia turun dari ranjang empuknya dengan malas,kemudian membenahi letak selimut juga bantal dan gulingnya.
Ia menyibak tirai putih yang kemudian menampakkan keindahan kota dari bangunan-bangunan yang terhampar memenuhi pandangan.Ia menghela napas.Keningnya menyatu pada kaca pintu balkon.Air matanya lolos begitu saja membahasi pipi.Ia merasa kesepian.
I miss you,grandpa...
Biasanya,kakeknya yang membangunkannya jika ia terlambat untuk bangun pagi.Kakeknya yang selalu menjadi tempat bersandarnya ketika ia sedang di landa masalah dan kakeknya yang menjadi teman curhatnya ketika ia jatuh cinta.Kini ia tiada lagi.Agatha sungguh tidak tahu harus berkeluh kesah pada siapa.
Orang tuanya,mereka tak dapat diandalkan.Mereka sibuk dengan keluarga masing-masing.Agatha tidak ingin menyatu dengan keluarga baru mereka.Lebih baik ia hidup sendiri dari pada harus berbagi kasih sayang dengan saudara-saudara tirinya.
Itu lebih baik,pikirnya.
***
Agatha baru saja memasukkan pastanya kedalam air mendidih ketika bel pintunya berbunyi.Ia segera membukanya.
''Kau?''
Agatha kaget saat melihat siapa yang berdiri di depan pintu apartemennya.
''Hai..Apa kabar?Boleh aku masuk?''
''Darimana kau tahu aku tinggal disini?''tanyanya dengan nada tidak suka.
''Tidak penting darimana aku tahu.Boleh aku masuk?''
''Sayang sekali aku tidak menerima tamu.Selamat siang''
Agatha hendak menutup pintunya kembali,tapi pria menahannya demgan tangan dan kakinya.
''Apa maumu?''teriak Agatha.
''Aku ingin bicara''
Agatha kemudian teringat akan masakannya.
''Astaga...pastaku...''
Ia pun berlari menuju dapur yang tidak jauh letaknya karena apartemen Agatha tidak terlalu luas.Dapurnya berhadapan dengan ruang tamu kemudian kamarnya hanya disekat oleh pilar-pilar kayu.
Oscar dapat melihat semuanya dari ambang pintu.Ia menyender di kusen menyaksikan Agatha yang panik karena pastanya menjadi bubur.
''Kau memang tak pandai memasak''ejeknya.
Agatha mendelik padanya
''Ini semua karena kau''tuduhnya.
Oscar tertawa.Ia kemudian berjalan memasuki ruangan gadis itu.Memperhatikan perabotannya satu persatu.Tidak ada yang istimewa.Tapi,ia bingung kenapa hanya ada satu kamar disini.
''Kemana kakek?''
Satu pertanyaan itu membuat Agatha menghentikan aktifitas yang sedang membuang pasta bubur itu ke dalam wastafel.Gadis itu terdiam.Helaan napasnya terdengar hingga ke telinga Oscar.
''Apa terjadi sesuatu?''Oscar berkata sambil mendekat padanya.
''Kakek...sudah tiada''ucapnya.Agatha menghapus airmatanya yang meleleh disudut matanya,tapi semakin di hapus air matanya semakin mengalir dengan deras.
Oscar mendengar Agatha terisak.Ia mendekap gadis itu dari belakang.Agatha berbalik dan menghambur kedalam pelukan pria itu.Ia semakin terisak.Oscar mengusap pundaknya mencoba menenangkannya.
''Maafkan aku''lirih Oscar
''Aku tidak ada disamping kakek saat ia menghembuskan napas terakhirnya.Itu adalah penyesalan terbesarku''
''Sstt..sudahlah.Kakek pasti tidak marah padamu.Dia sangat mengerti kau''
''Masalahnya,saat itu aku kesal pada kakek karena dia menyuruhku bertemu dengan ayah dan ibu.Aku menolaknya,tapi kakek memaksaku.Akhirnya...akhirnya aku lebih memilih pergi mendaki.Aku tidak tahu kalau kakek sedang sakit.Aku mengabaikannya.Aku memang cucu yang tidak tahu diri.Aku membenci diriku''
''Tenanglah,Agatha.Kau adalah cucu terbaiknya.Dia sangat bangga padamu.Kakek selalu memujimu di depanku''
Oscar mempererat pelukannya saat gadis itu terisak untuk kesekian.Ia mengelus kepalanya dengan rasa sayang.Sudah lama ia tak memeluk gadis ini.
Tangis Agatha telah mereda seiring waktu.Ia melepaskan dirinya dari pelukan pria itu.Oscar ingin menghapus sisa air matanya,tapi Agatha menepis jari-jarinya.Agatha menuju meja dapur,mengambil tisu lalu menghapus jejak-jejak airmatanya juga ingus yang ikut meleleh.
''Kenapa kau datang kemari?''ucap Agatha.Suaranya serak karena habis menangis.
Oscar menyaksikan perubahan raut wajah dan suara gadis itu.Tadi Agatha terlihat sangat emosional sekarang gadis itu berubah menjadi lebih tenang.Manik mata hijaunya yang sendu kini menjadi terang kembali.
''Aku ingin memperbaiki hubungan kita,Agatha.Aku ingin kita bersama lagi''
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Finding Oscar (New Story)
Romance18+ Agatha Brooklyn membenci Oscar Delacrox sampai ke tulang belulangnya karena satu kesalahan yang di perbuat oleh pria itu di masa lalu. Agatha tidak dapat menolak ketika atasannya menugaskannya untuk mencari pendaki gunung yang hilang di st helen...