DelapanBelas

1.7K 82 0
                                    

''Dimana Claudia?''

''Dia sudah pergi''

Zac yang tadinya ingin duduk akhirnya berdiri lagi setelah mendengar jawaban sahabatnya.

''Jangan bilang kau yang mengusirnya?''

''Seandainya aku bisa mengusirnya dari dulu mungkin hidupku tidak akan seperti ini''jawabnya dingin.

''Jadi,dia pergi sendiri?''

Kepala Zac manggut-manggut mencoba mengerti.Ia kemudian duduk kembali di sofa kulit yang menghadap tempat tidur Oscar tapi,pria itu duduk menyamping dari Zac.

Setelah beberapa mereka terdiam,akhirnya Zac membuka suara.

''Apa kau ingin berduka terus seperti ini?''

Oscar menoleh dengan cepat padanya lalu menatapnya tajam dan itu membuat Zac tiba-tiba merasa tidak enak hati.Ia merasa salah bicara.

''Maaf''ucapnya.Ia menggaruk belakang telinganya yang tidak gatal.

''Tapi,kurasa ibumu tidak akan suka jika kau terus seperti ini.Dia tidak akan tenang disana''

Oscar membuang muka lalu memandangi lagi jendela kamarnya yang di biarkan terbuka menampakkan langit senja.Angin sore yang sejuk masuk menyapa kulit mereka.

''Kau tahu,aku punya kabar baik untukmu''

''Band favoritmu akan konser di kota ini.Berita yang menggembirakan,bukan?!Aku tahu kau menyukainya''

Tidak ada jawaban dari Oscar.Bahkan dia tidak bergerak sama sekali.

''Kau yakin tidak ingin menonton konser?''tanya Zac hati-hati,bahkan ia berbisik.

''Pergilah''

''Aku pastikan Agatha pasti juga menonton konsernya.Band itu kan favorit kalian''

''Aku tidak tertarik''

''Tapi,Os..''

''PERGI!''sergahnya.

''Kau pasti akan menyesal karena.....''

Oscar tiba-tiba beranjak dari kasurnya lalu menarik Zac berdiri.Ia mendorong sahabatnya untuk keluar dari kamarnya dengan paksa.

''Os,ini band favoritmu...kau sudah...''

BRRUKK!

Suara Zac teredam oleh suara debuman pintu yang di tutup keras oleh Oscar.

''Dasar''Zac menghela napasnya lelah.Ia memandangi pintu kayu itu dengan pasrah.Oscar tidak bisa di bujuk dengan apapun.

Zac baru tahu kalau rasa sedih itu dapat membuat seseorang melupakan hobi atau minatnya.Bahkan dunianya sendiri.

Selain mendaki gunung,Oscar juga menggilai musik.Zac pikir dengan mengajak pria itu menonton konser dapat membuat Oscar melupakan kesedihannya.Tapi,nyatanya pria itu sama sekali tidak berminat padahal band The Hellens adalah band rock favoritnya sejak SMA.

Zac ingat dulu Oscar pernah berkata bahwa ia tidak akan melewatkan The Hellens jika band asal Australia itu konser di kotanya.Sekarang setelah delapan tahun berlalu,band itu akan mengadakan konsernya di kota besar ini dan Oscar menyia-nyiakan momen langka dalam hidupnya.Zac tak habis pikir bahkan dengan menyebut nama Agatha saja,Oscar tidak tertarik sama sekali.

Zac menghembuskan napas lelahnya,lagi sebelum alhirnya pergi.Sepertinya ia harus membiarkan temannya sendiri.Dia sedang berduka dan Zac harus memberikannya waktu.

***

Pulang dalam keadaan senang setelah menonton konser itu yang di harapkan Agatha tapi,itu terjadi karena sepanjang konser berlanjut Agatha tidak dapat memusnahkan bayangan-bayangan tentang Oscar.Harusnya ia tidak datang ke konser itu jika setiap lagu hanya mengingatkannya pada sosok pria yang sudah meninggalkannya bertahun-tahin lalu.

Agatha merebahkan badannya ke tempat tidurnya.Tempat paling favorit di apartemen kecilnya ini.Ia tidak berniat untuk membersihkan diri atau melakukan hal yang lain.Ia ingin tidur dan berharap esok pagi ia akan amnesia.

Agatha merogoh kocek jinsnya saat teringat untuk menghubungi Omar.Agatha bersyukur setidaknya Omar menjadi pengalihan dari pikirannya tentang Oscar.

Tidak,tidak

Agatha menggelengkan kepalanya ketika ia merasa bersalah jika berpikir Omar adalah pelariannya.Tidak,pikir Agatha.Omar bukan pelarian cintanya.Omar juga bukan sebagai pengalihan.Agatha yakin ia mencintai Omar apalagi pria itu adalah pria yang baik dan perhatian walau terkadang pemikiran mereka tidak sejalan.

Agatha menikmati hubungan yang sedang mereka jalani walau sedikit terasa hambar.Tidak seperti saat bersama Oscar.Hubungan mereka di penuhi banyak kenangan-kenangan indah dan itu yang sulit di lupakan.

Agatha menghempaskan bayangan Oscar yang tiba-tiba tercetak di benaknya.Ia segera menekan nomor Omar dan menghubungi pria itu.

Tut..tut..

Agatha mencoba sekali lagi menghubungi pria saat Omar tidak menjawab panggilannya.

Pada dering ketiga barulah terdengar seseorang yang menyambut panggilannya,tapi suara lembut itu bukan milik Omar.

''Halo''

''......''

''Halo?''

''Siapa kau?Dimana Omar?''

TBC

Finding Oscar (New Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang